"Hiks … baguslah … baguslah, Jessca." Indri menangis sesunggukan, putrinya mendapatkan kehidupan yang bahagia dan hal itu membuatnya lega.
"Apa mama bisa datang?"
"Hiks … apa?"
"Ke pernikahanku." Jessca menatap Indri penuh harap.
"Eh? Kamu mengundang mama ke pernikahanmu?? Kamu tidak marah dengan mama?" Indri merasa terenyuh dengan permintaan Jessca. Bertahun-tahun mereka tak pernah bertemu, baru beberapa hari belakangan ini mereka saling mengenal dan mengetahui tragedi pilu di antara keduanya. Sebagai mama, Indri sudah gagal. Ia sama sekali tak pernah mengasuh Jessca, sekarang alih-alih marah Jessca dengan tatapan matanya yang begitu tulus justru mengundang Indri ke pernikahannya. Bagaimana wanita ini tidak semakin merasa bersalah?!
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com