webnovel

Chapter 71 Lead The Way

"Ya, aku memang buta," Dia tidak terganggu oleh keterkejutan nya, "Namaku Kira. Kau ambil air saja. Aku akan berjaga-jaga di sana."

"Tidak perlu, aku sebenarnya tidak sendirian," kata Roland. Belum berselang lama, suara Line sudah datang di ikuti Uminoke yang berjalan di belakang nya.

"Apa yang sedang kau lakukan di sini? Aku mencarimu di manapun," tatap Line dengan kesal. Tapi wajah Line menjadi terdiam ketika melihat wanita di depan Roland. Dia seperti menyadari soal wanita itu.

"Yo, Kira..." hingga ia disapa Line.

Seketika Roland terkejut mendengarnya. "Kau kenal wanita ini?"

"Dia wanita yang bisa pedang, termasuk salah satu wanita dari salah satu kediaman," balas Line.

"Oh dari suaramu pasti Line, lama tidak bertemu Line, apakah itu benar pedang itu milik mu?" tatap Kira.

"Ya, aku mengambilnya dari kediaman lain."

"Itu sudah lama sekali, rasanya baru kemarin deh," Kira mendekat dengan senang.

"Tunggu, apa yang terjadi di sini?!" Uminoke langsung ke depan Line melindungi Line seperti tak mengizinkan Kira mendekat padanya, hal itu membuat Kira terdiam di tempatnya.

"E.... Uminoke ada apa?" Line menatap tak nyaman.

"Aku mencium aroma hubungan di sini, jangan bilang kau memiliki hubungan dengan nya?!" Uminoke menatap tajam.

"Apa yang sebenarnya kau bicarakan? Aku tak punya hubungan apapun dengan seseorang bahkan wanita seperti Kira... Kecuali kau," tatap Line yang menggoda di akhir kata.

Seketika Uminoke berwajah merah. "Kamu inih...." dia tampak salting.

Kira terdiam. "(Ada suara gadis juga dari tadi, aku baru menyadari nya... Kenapa dia sepertinya dekat sekali dengan Line?)" pikir Kira.

"Kami dulu suka bermain, aku juga sering mampir ke tempat kediaman Kira, saat pelarian itu, aku melihat gadis kecil yang sangat kesepian memandang pedang panjang nya dan aku mencoba menjadi teman bermain nya tanpa di ketahui oleh siapapun. Tapi itu hanya berlangsung beberapa bulan dan setelah itu aku tidak pernah kembali," balas Line. Gadis kecil yang dimaksud nya adalah Kira saat masih kecil.

"Ya, aku sangat merindukan mu Line. Ngomong ngomong kalian bertiga, bisa selamat dari berjalan ke arah sini, apakah kalian benar benar bisa menghadapi mayat mayat yang semakin bertambah level itu?" tanya Kira.

"Kita menyelesaikan nya bersama, dan kami berniat menghindari militer juga..." balas Roland.

"Ah, aku mengerti, pasti karena Line... Kalau begitu, apakah mau mampir di pemukiman kecil dekat sini, mereka menyediakan persediaan dan menerima setiap orang karena pemimpin nya juga merupakan orang biasa," kata Kira.

"Orang biasa? Itu akan memudahkan kita, kita tak perlu menyamar, benar kan Line?" tambah Roland.

"Ya, itu benar. Tunjukan jalan nya Kira," kata Line. Lalu Kira mengangguk dan mereka mulai ke jalan pemukiman aman terdekat.

Tapi dari tadi Roland hanya berpikir soal kebutaan Kira. "(Bagaimana wanita itu bisa berbicara dengan mudah saat dia buta, pandangan matanya itu padahal normal... Mungkin lain kali aku akan bertanya pada Line, pastinya yang aneh Uminoke juga belum menyadari Wanita itu buta...)"

Sesampainya di tempat, tepatnya pengungsian yang di maksud oleh Kira.

Terlihat pengungsian itu tak terlalu besar dan banyak orang sibuk membangun pertahanan pagar dan juga menanam bahan bahan makanan yang terlihat stabil.

"Kakak Kira, bagaimana di luar sana?" kata seorang gadis yang tiba tiba datang mendekat.

Line dan Uminoke menyadari sesuatu. "Hei bukankah?" mereka tampak senang lalu Line menatap ke arah Roland yang masih tertinggal jauh.

"Roland...." Uminoke memanggil membuat Roland mempercepat jalan nya.

Rupanya gadis itu adalah gadis yang sempat hilang membawa liontin Roland, Nian.

Roland yang menatap nya menjadi tak percaya apalagi Nian yang juga menatap nya.

"Ka... Kakak..." Nian tampak tak percaya hingga dia harus menangis. "Kakak!!" sambil mengangkat kedua lengan nya.

"Nian, oh astaga.... Nian..." Roland langsung berlutut dan memeluk Nian.

"Ah, rupanya yang kamu maksud adalah dia ya, Nian..." tatap Kira.

"Aku senang dia selamat...." Uminoke menambah.

Lalu Kira menatap. "Nian selalu bercerita padaku bagaimana orang orang baik di sekitarnya menjaganya dengan aman... Terkadang ada saatnya dia rindu pada seseorang dan sekarang dia bisa bertemu dengan baik..." tatapnya.

"Sebenarnya kami juga tak menyangka gadis itu masih hidup..." kata Line.

Lalu Roland melihat Kira. "Ah... Apa kau yang menemukan dan menjaga Nian? Aku benar benar berterima kasih pada kalian, jika tidak ada kalian, aku akan gila tidak bertemu dengan nya, karena bagaimanapun juga dia gadis kecil yang hebat," kata Roland yang memegang liontin militer nya karena Nian memberikan liontin yang selama ini dibawa olehnya.

"Tak apa apa, kami juga senang karena gadis itu bertemu dengan mu, pasti berat kehilangan seseorang," balas Kira.

Mendengar itu seketika Roland terdiam mengingat Imea dengan kecewa. Lalu dia menghela napas panjang putus asa.

Nian yang melihat nya menjadi memegang tangan Roland. "Kakak... Apa kakak sedih karena kak Imea tidak ada?" tanya dia dengan polos.

"Yah... Mungkin..." balas Roland.

"Sebaiknya lupakan sebentar..." Line mendekat menepuk baju Roland membuat Roland mengangguk kecil.

"Karena semua sudah baik baik saja, bagaimana jika aku tunjukan tempat untuk kalian," Kira berjalan duluan membawa mereka ke sebuah tenda kosong.

"Kalian bisa istirahat di sini, mungkin jika kalian ingin bertanya sesuatu, bisa bertanya padaku," tatap Kira.

"Kalau begitu, bisa aku bicara dengan mu?" kata Line. Lalu mereka berdua masuk ke tenda bersama dan duduk berhadapan. Sementara Roland, Nian dan Uminoke di luar menatap beberapa orang bekerja. Nian juga bercerita dengan ceria.

"Apa lokasi ini dekat dengan tambang?" tanya Line di dalam tenda.

"Ya, cukup dekat, apa kalian ada perlu di sana karena di sana tepat setelah meteor baru jatuh. Ada yang bilang itu meteor kedua yang jatuh ke sana tapi sampai sekarang kami tak berani ke sana karena terlalu banyak infeksi memenuhi tambang itu, yang menemukan duluan adalah gadis di pemukiman ini, dia juga menemukan Nian di dekat Goa itu," kata Kira.

"Kita butuh informasi soal tambang itu, jadi kita harus ke sana," kata Line.

"Jangan, itu berbahaya, di sana ada infeksi sangat besar dengan rantai mengikat di tubuhnya. Dia merantai tubuh orang yang akan datang. Kemampuan nya bisa di bilang tidak masuk akal."

"Bagaimana kau bisa tahu?"

". . . Sebenarnya gadis yang aku bicarakan, yakni Maddie, dia pernah bergabung dengan pasukan yang siap bertarung di pemukiman ini, dia memutuskan untuk ke tambang setelah kiamat ini berselang beberapa hari. Mereka terdiri dari 5 orang termasuk Maddie yang akan masuk ke tambang. Dia bertugas membalik putar laporan menggunakan walkie talkie," balas Kira.

"Apa kau punya rekaman apa yang di laporkan nya?" tatap Line.

"Ya."

"Menurut mu apa yang akan kau lakukan jika kita ada di tambang itu?"

"Apa yang kau pikirkan, di sana sarang meteorit itu. Sudah diperkirakan ada 3 meteor yang jatuh di sini, di bumi ini setelah kiamat ini. Meteor itu pasti sebuah pertanda bumi berotasi sangat lama membuat arahnya menghalangi meteor.

Yang aku dengar, tambang itu memiliki keterkaitan dengan hal kuno, bisa jadi ada makhluk prasejarah di sana."

"Apa kau mengingau, makhluk prasejarah sudah tidak ada, yang ada malah infeksi infeksi itu yang bermutasi menjadi level besar, tapi jika di sana ada orang pastinya akan tambah buruk," tatap Line.

"Ya, bisa jadi, aku juga pernah dengar bahwa Nara dan militer buruk lain nya ada di sana."

"Cih, orang itu," Line tampak kesal.

"Aku juga punya sesuatu..." Kira mengeluarkan sesuatu dari tas nya, ia rupanya membawa kotak rekaman. "Maaf lama, silahkan kalian dengar rekaman dari laporan Maddie," kata Kira yang mendekat meletakan kotak itu dan langsung memutarnya.

-- Terdengar suara berisik sinyal di iringi suara seseorang. "Log Misi 0089"

"Ini Maddie. Harapan Terakhir sudah turun ke jalan dan bersekutu dengan tim musuh. Mereka bergabung untuk menyerang pemukiman dan merebut kembali meteorit. Aku masih berada di dalam tambang. Lewat penyadapan, kami mendapati bahwa musuh tidak mengungkap rahasia apa pun, jadi tidak perlu ada penghancuran informasi, untuk saat ini. Mulai dari sekarang, aku akan mengambil alih urusan Tim yang belum terselesaikan dan menemukan reruntuhan itu."

"Ganti."

"Log Misi 0090."

"Ada yang janggal dengan makhluk Terinfeksi ini. Mereka berkumpul di kedalaman tambang, hampir seolah-olah mereka dipanggil ke sini oleh sesuatu. Mereka agak mengingatkanku pada semut yang bermigrasi. Aku jaga jarak agar mereka tak sadar kalau sedang dibuntuti, tetapi jalanan di sini membuatku bingung, dan aku kehilangan mereka sekarang... Tunggu... Apa? Tak ada jejak kaki... Mereka lenyap begitu saja!"

"Aku menemukan jalan tersembunyi di dinding, ini.... jalur tambang? Tunggu-"

"Log Misi 0091."

"Maaf bila tiba-tiba terputus di log misi 0090, tapi kami menghadapi situasi yang rumit di sini... Aku jatuh ke dalam gua yang dalam."

Tempat ini... Seperti kuil suku Maya... Dindingnya penuh dengan lumut. Apa ada perunggu di baliknya? Apa pun itu, dinding ini berkarat semua. Tingginya mungkin 10 meter. Tidak ada Terinfeksi di sekitar sini dilihat dari benda-benda yang tersisa."

"Dindingnya ditutupi simbol... Menarik. Kupikir ini bisa menjadi akhir dari misi kita."

"Aku tidak sengaja menemukan altar. Ada tongkat perunggu di sini, mungkin ditinggalkan oleh peradaban kuno. Sepertinya tidak dilindungi oleh mekanisme apa pun. Kurasa aku seharusnya bisa membawanya kembali ke lab untuk diteliti."

"... Suara apa itu tadi? Dindingnya bergetar! Kurasa... Apa ada sesuatu?"

"Tongkat itu! Ini pemicu!"

"Akan kubawa ke atas untuk diperiksa lebih lanjut."

"... Ganti."

--

"Apa maksudnya? Kuil suku Maya, kuno dan tongkat pengendali?" Line menatap.

"Sepertinya itu pertanda, mungkin saja ada misteri lukisan dinding di sana, yang membuat dan meramal semua ini terjadi, tapi di pastikan dulu sana," balas Kira. "Apa kalian benar benar akan ke sana?" tambah Kira.

"Ya, apa teman mu laura itu tidak bisa kembali?"

"Dia yang berhasil selamat dari semuanya, sekarang dia ada di tenda yang lain, kalian ingin bertemu dengan nya?" tatap Kira.

"Ya, biarkan aku saja yang bertemu dengan nya, tapi sebelumnya apa Maddie itu suatu tim?" tatap Line.

"Ya, dia... Dia tim SWAT."

"Hah.... Tim senjata?!" Line langsung terkejut. Ini benar benar menjengkelkan, sepertinya ada yang belum kita ketahui di sini," tambahnya.

Chương tiếp theo