webnovel

BEGINNING - 6

Sementara itu Jack dan hunter lainnya melihat mereka di sebuah layar besar yang terdapat di dalam sebuah gedung, beberapa dari mereka yang menyaksikan tayangan tersebut mengepalkan tangannya dengan diikuti oleh suara gemertak gigi.

He's doing it again, only Michael who had seen this scene. (Dia melakukannya lagi, hanya Michael yang pernah melihat pemandangan ini.)

Fuck fuck fuck, they'll done for sure. (Sial sial sial, mereka selesai sudah.)

Imma kill him for sure in the last day. (Aku akan benar-benar membunuhnya di hari terakhir.) Ucap beberapa hunter dalam hatinya yang menyaksikan tayangan tersebut.

Mereka ingin pergi berangkat menuju medan tempur untuk membantu rekan sesama hunternya, tapi hal tersebut tak bisa dilakukan lantaran melanggar aturan yang sudah di buat.

Jack berdiri dari kursinya dan berjalan keluar ruangan menuju bagian belakang fasilitas tersebut untuk menyalakan rokoknya dengan diikuti oleh seseorang berjalan dibelakangnya, Jack menawarkan rokok padanya dan pria tersebut mengambil satu batang.

"Still cant get rid of that things? (Masih tidak bisa menyingkirkan hal-hal itu?)" tanya pria tersebut kepada Jack sambil menyalakan rokoknya.

"Yeah. (Ya.)"

"Just let it go Jack, he's in a better place now, (Ikhlaskan saja Jack, dia berada di tempat yang lebih baik sekarang,)" ucap pria tersebut agar Jack dapat merelakannya. "Is she- (Apakah dia-)" sambungnya karena terpotong oleh Jack.

"How did you recognize her? We all wearing mask, (Bagaimana bisa kau mengenalinya? Kita semua menggunakan topeng,)" tanya John yang terkejut kepadanya karena bagaimana bisa dia mengetahui tentang dirinya sementara mereka semua menggunakan topeng.

"Her eyes is same as him, no wonder you put an amateur in your team. (Matanya sama seperti dirinya, siapa sangka kau akan menempatkan seorang amatir di timmu.)"

"She's not an amateur, I've been trained her for the last five years, (Dia bukan seorang amatir, aku sudah melatihnya selama lima tahun terakhir,)" tukas Jack membelanya. "She's capable of taking down someone like you and me. (Dia mampu melumpuhkan orang seperti aku dan kau.)"

"Rest assured Jack, im gonna head in now, (Beristirahatlah sejenak Jack, aku akan masuk kedalam sekarang,)" tukasnya sambil mematikan rokok. "And don't worry, I'll protec her like your brother did to me, (Dan jangan khawatir, aku akan melindunginya seperti apa yang kakakmu lakukan kepadaku,)" seraya berjalan masuk kembali kedalam fasilitas tersebut.

Jack mengeluarkan kalung yang menggantung dilehernya dari dalam kaos yang ia kenakan, di kalung tersebut terdapat sebuah nama dari orang yang mereka berdua bicarakan tadi.

Ia menggenggam erat kalung tersebut sambil menatap kosong ke arah lampu yang bersinar terang dikejauhan. "Am I capable of taking revenge on your name? (Apakah aku mampu membalaskan dendam atas namamu?)" Ucap Jack dalam hatinya.

Sebuah benda terbang dilangit malam sedang memantau pergerakan dari John, benda tersebut memiliki fitur thermal vision sehingga dapat menginfokan lebih detail mengenai posisinya.

John berdiri kembali sambil menembakkan senjatanya ke arah para hunter yang sedang mencoba menyelamatkan rekan-rekannya, mereka perlahan-lahan dipukul mundur olehnya yang seorang diri.

Namun sebuah peluru berhasil mengenai bagian pahanya pada saat ia sedang berlari sebelumnya, hal itu sedikit membuatnya tidak bisa bebas bergerak karena rasa sakit.

John mengambil lakban yang selalu ia bawa dan membalutkannya beberapa kali kepada luka tersebut untuk menghentikan pendarahan, seraya menyuntikkan morphine pada dirinya sendiri.

Karena tidak ingin membuang terlalu banyak amunisi, John mengganti senjatanya dari laras panjang menjadi pistol, ia menembaki mereka tanpa henti sebab amunisi pistol yang dimilikinya masih banyak setelah merampas milik hunter lain.

Para hunter yang mengejarnya berhasil keluar dari dalam rimbunan pepohonan dan memanggil tim medis untuk membawa yang terluka, dari enam belas hunter yang ada, kini tinggal lima orang yang masih mampu bertempur.

"Call MMV, and don't chase him for now, (Panggil MMV, dan jangan kejar untuk sekarang,)" tegas Michael yang tak ingin kembali masuk kedalam kebun tersebut. "Lets wait for sunrise. (Mari tunggu mentari terbit.)"

Iring-iringan mobil keluar dari fasilitas tempat Jack berada dan bergerak menuju lokasi dari para hunter yang memintanya.

Michael dan yang lainnya berjalan menjauh sekitar lima ratus meter dari lokasi pertempuran terjadi, karena takut jika John melakukan serangan mendadak ditengah banyaknya korban luka.

Pertempuran yang terjadi diantara mereka cukup singkat, hanya terjadi beberapa jam saja.

John yang melihat mereka mundur dari medan pertetempuran, sedikit lega karena ia tak harus membunuh siapapun, ia menyarungkan kembali pedang dan pistolnya pada tempatnya.

Ia berjalan sambil tertatih-tatih dengan wajah dipenuhi oleh tanah, menuju gubuk dimana Jane sedang tertidur.

John memegang tangan Jane dan menggoyangkan tubuhnya dengan lembut. "Hey Jane, wake up, (Hei Jane, bangun,)" tukas John padanya.

"Ada apa?" ucap Jane sambil mengucek matanya sendiri.

"We need to move, they are already here. (Kita harus bergerak, mereka sudah disini.)"

"Can we rest for a little while? Im so sleepy right now. (Bisakah kita beristirahat lebih lama? Aku sangat mengantuk.)"

"We need to move now! (Kita harus bergerak sekarang!)"

"Okay, okay. (Iya, iya.)"

Jane melipat sleeping bagnya dan memberikannya kembali padanya, seraya John bangkit dari duduknya memandu jalan didepan.

"Gelap banget disini," tukas Jane melihat sekitarnya.

Mereka terus berjalan hingga akhirnya keluar dari perkebunan tersebut dan menemukan sebuah jalan setapak yang mengarah kepada sebuah bukit jauh didepan, mereka berjalan hingga tak terasa jika matahari sudah meninggi.

Terlihat sebuah sungai dengan aliran deras di hadapan mereka.

"Can you swim? (Bisakah kau berenang?)" tanya John padanya.

"I cant. (Tidak bisa.)"

Hufft. John menghela nafasnya.

"What can you do then, princess? (Lalu apa yang bisa kau lakukan, tuan putri?)" ejek John padanya.

Jane tidak menjawabnya, terlihat wajahnya berubah berwarna merah padam.

John mengeluarkan sebuah karet berukuran sebesar bola tenis dan menuipnya, lalu menanggalkan semua peralatan tempurnya seraya menyuruh Jane untuk melepaskan rompi anti peluru yang dikenakannya untuk menggantinya dengan pelampung tadi.

Ia kembali menyuruh Jane untuk menanggalkan pakaiannya, namun Jane tidak mau karena hal itu sangat memalukan, dengan sedikit paksaan akhirnya Jane mau melakukannya yang membuat dirinya hanya mengenakan pakaian dalam saja.

John mengeluarkan belati dan tali, ia berjalan mendekati pohon terdekat dan mengikatkan tali tersebut seraya masuk terlebih dahulu kedalam air. "Wait for a while, (Tunggu sejenak,)" perintah John padanya.

Jane menurutinya dan menunggunya di pinggiran.

John berenang ke seberang dan mengikatkan tali yang dibawanya tadi ke sebuah pohon, yang membuat tali tersebut membentang diatas sungai.

John berenang bulak-balik untuk menyebrangkan Jane dan peralatan yang dibawanya.

Setelah selesai dengan hal tersebut, John berjalan menuju Jane dengan sedikit tertatih namun tiba-tiba tubuh gagahnya roboh di hadapan Jane.

"Hey John, John, hey! (Hei John, John, hei!)" panggil Jane padanya dengan panik karena ia tak sadarkan diri.

Jane meyeret tubuhnya menuju semak belukar yang tak jauh darinya, dan mengambil perlengkapan miliknya.

Ia membalikkan tubuh John dan menempatkan kepalanya di pangkuannya, ia mengamati tubuhnya yang tak sadarkan diri dan mendapati jika ia memiliki luka baru di kakinya.

Jane yang lebih penasaran dengan wajah dari John, mencoba untuk membuka topeng yang dipakai olehnya.

"Ugh… susah banget lepasinnya," tukas Jane sambil menarik topeng tersebut.

Kerangka dasar topeng tersebut terbuat dari tungsten, sedangkan bagian tengahnya memiliki layar yang terhubung dengan kamera yang berada pada tiga titik berbeda di topeng tersebut.

Ada fitur lain yang dimiliki oleh topeng tersebut, sepeti saringan udara, thermal vision, radio komunikasi, dan voice activation untuk membukanya.

Satu-satunya cara untuk membuka topeng tersebut adalah menggunakan suara miliknya sendiri atau menggunakan alat pemotong seperti gergaji besi dan gerindra.

Chương tiếp theo