webnovel

Kyuusen No Shima Fanfiction: Aku Mencintaimu, Yuuma-sama

Seorang dewasa berkacamata itu sangat mencintai Nuenaki Yuuma. Banyak lelaki yang meminangnya, tetapi sayang. Dia menolaknya sehingga membuatnya tetap melajang di usianya yang dua puluh lima tahun. Bagi Miyasato Nagisa, Nuenaki Yuuma adalah lelaki idolanya. Meskipun Nuenaki Yuuma berusia delapan tahun lebih muda dari dirinya.

Tak masalah tentang usia, karena usia hanyalah sekumpulan deret angka, dan cinta itu adalah sesuatu yang mutlak.

Miyasato Nagisa tengah berjalan menuju ke rumah Nuenaki Yuuma. Dia berdiri di pintu rumah dan memencet tombol.

"Iya, aku ada," jawab Nuenaki Yuuma.

Perempuan dewasa muda berambut panjang hitam lurus, berkacamata, dan mengenakan kimono berwarna hitam itu begitu senang ketika mendengar suara dari lelaki yang dia sukai tersebut.

Nuenaki Yuuma membuka pintunya.

"Oh, Nagisa-san. Silahkan masuk," tawar Nuenaki Yuuma dengan senyuman yang telah meluluhkan hati Miyasato Nagisa.

"Baik, Yuuma-sama."

Miyasato Nagisa kemudian memasuki rumah dari remaja lelaki yang dia cintai. Nuenaki Yuuma menutup pintu rumahnya dan disaat itu Miyasato Nagisa langsung mendorong tubuh Nuenaki Yuuma.

"Apa yang kau lakukan, Nagisa-san?" tanya Nuenaki Yuuma yang begitu terkejut.

"Aku ingin bercinta denganmu, Yuuma-sama. Kumohon, bercintalah denganku, dan lahirkanlah anak-anakmu dari rahimku," jawab Miyasato Nagisa sambil menindih badan Nuenaki Yuuma.

Dia segera mencium bibir Nuenaki Yuuma dengan penuh nafsu. Meskipun dia terlihat sebagai seorang perempuan yang baik hati dan lembut. Tapi untuk urusan syahwat, Miyasato Nagisa sangat tergila-gila dengan Nuenaki Yuuma.

Dalam aksi bercinta tersebut, Miyasato Nagisa terlihat begitu mendominasi. Setelah mencium Nuenaki Yuuma dengan penuh nafsu. Miyasato Nagisa segera membuka resleting celana panjang Nuenaki Yuuma dan dia segera menghisap batang kejantanan Nuenaki Yuuma.

Remaja lelaki itu meringis sedikit perih ketika batang kejantanannya dihisap oleh Miyasato Nagisa. Walaupun terasa cukup perih, tapi Nuenaki Yuuma menikmati bercinta dengan perempuan dewasa muda tersebut.

Miyasato Nagisa tengah mempraktekkan dari video porno yang sebelumnya pernah dia tonton.

Miyasato Nagisa menghisap kenjantanan Nuenaki Yuuma dengan penuh nafsu. Dia bergerak naik-turun kejantanan yang begitu tegang dan perkasa tersebut. Miyasato Nagisa menghisap kejantanan dengan penuh nafsu dan hasrat, sehingga cairan putih kental itu muncrat dari ujung batang kejantanan Nuenaki Yuuma, dan membasahi mulutnya.

Miyasato Nagisa melepaskan batang kejantanan yang dia hisap setelah mulutnya dipenuhi dengan cairan kental penuh cinta yang keluar dari ujung batang kejantanan milik Nuenaki Yuuma.

Batang kejantanan milik Nuenaki Yuuma masih berdiri tegak dan tegang, sehingga dari ujung batang kejantanan itu menembakkan cairan putih kental yang tepat membasahi wajah cantik Miyasato Nagisa.

Nuenaki Yuuma bangkit berdiri dari posisinya. Sementara Miyasato Nagisa wajahnya menampilkan semburat merah ketika melihat Nuenaki Yuuma berdiri tegak dengan posisi batang kejantanannya yang masih tegang.

"Sekarang giliranku," kata Nuenaki Yuuma.

Dia segera melepaskan celana panjangnya dan menanggalkan pakaiannya. Dalam kondisi yang telanjang bulat, Nuenaki Yuuma menanggalkan satu per satu kain yang menutupi tubuh Miyasato Nagisa.

Miyasato Nagisa benar-benar senang akan apa yang tengah dilakukan oleh Nuenaki Yuuma.

Nuenaki Yuuma segera memasukkan batang kejantanannya ke dalam area kewanitaan Miyasato Nagisa. Perempuan dewasa muda itu merasakan rasa perih yang belum pernah dia rasakan ketika batang kejantanan milik Nuenaki Yuuma memasuki area kewanitaannya.

"Yuuma-sama."

Secara perlahan Nuenaki Yuuma menggerakkan batang kejantanannya maju-mundur cantik.

"Ternyata kau masih perawan, Nagisa-san. Aku benar-benar senang mengetahuinya."

Miyasato Nagisa benar-benar senang dengan kalimat yang diucapkan oleh lelaki pujaan hatinya.

"Demi Yuuma-sama. Aku menolak para lelaki, karena aku ditakdirkan untuk dirimu, dan juga aku ditakdirkan untuk menjadi ibu bagi anak-anak yang terlahir dari benih yang kau tanam, Yuuma-sama."

"Aku senang mendengarnya, Nagisa-san."

Nuenaki Yuuma kemudian mengangkat tubuh Miyasato Nagisa. Dia mendorong tubuh Miyasato Nagisa hingga ke tembok dengan kondisi di mana batang kejantanan Nuenaki Yuuma masih tertanam di area kewanitaan Miyasato Nagisa.

Sepasang tangan Nuenaki Yuuma memegang perempuan berkacamata tersebut. Kemudian dia menggerakkan badannya maju-mundur cantik. Batang kejantanan itu maju-mundur cantik pada area kewanitaan milik Miyasato Nagisa.

Miyasato Nagisa merintih perih, namun dia juga menikmati hubungan badan dengan lelaki yang delapan tahun lebih muda dari dirinya. Dia menautkan kedua tangannya pada punggung Nuenaki Yuuma dan saling berciuman.

Sambil menggerakkan batang kejantanannya maju-mundur cantik ke di area kewanitaan Miyasato Nagisa. Sepasang manusia berbeda kelamin dan terpaut jarak usia itu saling berbagi ciuman yang penuh rasa cinta.

Bibir mereka berdua saling berciuman dan lidah mereka berdua saling bertautan.

Sepasang tangan Nuenaki Yuuma meraba-raba setiap lekuk tubuh Miyasato Nagisa. Kemudian sepasang tangan itu memegang gunung kembar milik Miyasato Nagisa yang berukuran besar dan kemudian meremasnya dengan penuh nafsu.

Kedua insan yang tengah bercinta tersebut benar-benar berada dalam posisi seks yang penuh dengan kenikmatan. Di mana bibir mereka saling berciuman, gunung kembar yang tengah diremas-remas, dan kelamin yang saling berhubungan.

Nuenaki Yuuma benar-benar puas dan lega. Ketika batang kejantanan miliknya mengeluarkan cairan putih kental yang memasuki rahim perempuan yang mengaguminya. Cairan putih kental itu keluar dalam jumlah banyak dan membasahi bagian dalam tubuh Miyasato Nagisa.

"Apakah sekarang kau sudah puas, Nagisa-san?" tanya Nuenaki Yuuma sambil membelas wajah cantik perempuan berkacamata tersebut.

"Aku belum puas, Yuuma-sama," jawab Miyasato Nagisa.

"Kalau begitu, aku akan memuaskanmu."

Dengan posisi batang kejantanan yang masih tertanam pada area kewanitaan milik Miyasato Nagisa. Nuenaki Yuuma kemudian menjilati sepasang gunung kembar milik Miyasato Nagisa. Lidahnya menjilati setiap centimeter area gunung kembar milik Miyasato Nagisa yang besar.

Mulut Nuenaki Yuuma menciumi secara bergantian ujung gunung kembar milik Miyasato Nagisa yang menegang. Selain menciuminya, Nuenaki Yuuma menjilatinya secara bergantian.

"Minumlah air susuku dan nikmatilah sensasi meminum air susu langsung dari sumbernya, Yuuma-sama."

Nuenaki Yuuma segera menggigit dan mengenyot ujung gunung kembar milik Miyasato Nagisa. Bagaimanapun juga Nuenaki Yuuma butuh asupan energi tambahan agar bisa memuaskan Miyasato Nagisa dan asupan energi tambahan tersebut didapatkan dari air susu yang berasal langsung dari sumbernya.

Miyasato Nagisa menggigit bibir bagian bawahnya. Mengingat dia merasa begitu perih dan sakit ketika Nuenaki Yuuma menggigit ujung gunung kembarnya yang begitu tegang. Miyasato Nagisa meringis kesakitan dan berusaha menahan rasa perih.

"Jadi, seperti ini rasanya menyusui seseorang. Setidaknya dengan begini, aku memiliki modal yang kuat untuk menjadi seorang ibu."

Sambil menggigit sekaligus menyusui pada Miyasato Nagisa. Nuenaki Yuuma kembali menggerakkan batang kejantanannya maju-mundur cantik pada area kewanitaan milik Miyasato Nagisa dan kemudian batang kejantanannya kembali muncrat untuk ketiga kalinya.

.

.

Kedua pasang manusia itu berada dalam posisi tertidur setelah bercinta di siang hari yang begitu panas. Miyasato Nagisa mengelus lembut kepala dari sang pujaan hati, sementara Nuenaki Yuuma tertidur dengan posisi badan yang menindih Miyasato Nagisa, batang kejantanan yang masih tertempel pada area kewanitaan, dan kepala yang berada di antara gunung kembar.

"Aku merasa senang kau telah merenggut keperawananku. Aku juga bersyukur bisa bercinta denganmu, Yuuma-sama. Walaupun aku tahu bahwa aku bukanlah yang pertama. Setidaknya izinkan aku menjadi ibu dari anak-anakmu."

Follow Instagram Author di @vladsyarif

VLADSYARIFcreators' thoughts
Chương tiếp theo