Saat makan siang bersama pun Sunarso tetap melihat si Mbok dalam wujud wanita cantik. Rasa herannya masih belum juga hilang. Tapi, dia bisa menduga jika wanita itu agak tidak beres.
Selesai makan siang, Sultan dan Tesier pamit pulang. Sebelumnya mereka mengingatkan tentang undangan makan malam besok.
"Kirana, sebaiknya kamu istirahat dulu," ujar Sunarso.
"Bapak dan Ibu juga istirahat. Si Mbok sedang mempersiapkan kamar buat Bapak dan Ibu," sahut Gama tersenyum tipis.
"Oh, ya, Nak. Ngomong-ngomong soal si Mbok itu... Maaf, apa dia manusia?" Sunarso memelankan suara di ujung kalimat.
Mata Gama melebar. Dia melupakan satu hal, bapak mertuanya itu bisa melihat hal-hal tak kasat mata.
"Dia..." Gama melirik Kartini yang sudah memasang wajah tegang. "Dia manusia kok, Pak," lanjut Gama tertawa aneh.
Kirana yang masih berdiri di sampingnya memandang heran. "Mas, tapi waktu itu kamu bilang—"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com