Dengan demikian Firmansyah pun melepaskan tangan pamannya, "Urusanku dengan Paman sebaiknya ditunda dulu. Sekarang ada hal lain yang harus kuselesaikan agar tidak lagi ada hama di rumah ini."
Firmansyah melenggang pergi, melewati Susano yang tampak tak berdaya setelah mendengar ucapannya. Mungkinkah benar, Susano memiliki rahasia besar yang membuat Firmansyah berakhir membencinya?
"Hei, wanita bermuka dua! Nenek Sihir! Ular piton!" seru Firmansyah, mencaci Adistia dengan panggilan tak pantas.
Adistia menyeka sisa air matanya. Sekitar ada tiga orang wanita yang duduk di sebelahnya guna memberikan dukungan moral bagi Adistia. Kematian suaminya, tentu membuat Adistia terpuruk dan berduka, sehingga dia memerlukan orang-orang untuk menjadi batu sandarannya.
"Hei, Firmansyah! Engga baik manggil ibu kamu kayak gitu!" tegur sang Tante, yang sedari tadi sudah geram melihat kearoganan Firmansyah.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com