webnovel

41. BENAK DIBALIK ROBEKKAN FOTO

Di dunia kegelapan, kedua mata Panji terbuka saat melihat dan merasakkan kegelapan di dunia yang tidak ada apapun, bahkan tidak ada cahaya putih maupun warna lainnya yang membuatnya dianggap sebagai petunjuk untuk pergi kesuatu tempat. Lalu, saat dirinya berjalan kaki dengan tidak merasakkan tanah diatas kakinya, membuat Panji terdiam dan lemas sambil berkata didalam hati,"kenapa aku ada disini? Apakah aku sudah mati?",ucapnya namun, tiba-tiba saja salah satu langkah kaki kanannya merasakkan seperti licin hingga memungut sebuah potongan kertas yang ternyata sebuah potongan foto dirinya sejak waktu kecil serta, melihat tangan kanan Panji dipegang oleh seseorang yang misterius. Kemudian, Panji berkata lagi didalam hati,"foto ini? sejak aku kecil bukan? Aku..... ini....?",ucapnya sambil merasakkan sebilas cahaya putih yang mengkilap tepat di bawah dan menyelimutinya hingga mendengar suara memanggil namanya.

"Panji! Panji! Panji bangun! ini sudah subuh!",ucap seorang perempuan, Hu Tao yang berteriak kearah Panji, kemudian kedua mata Panji melirik ke arahnya dan kaget melihatnya,"eeh! Kak Hu Tao?",ucapnya

"Hmmm, kau memeluk Ganyu lagi, dia sudah bangun tadi, Panji",ujar Hu Tao,"dan aku disuruh sama Ganyu, membangunkanmu. sepertinya seru deh membangunkanmu",tambahnya yang tampak senang ingin membangunkan Panji dari kasurnya. Panji melihat kesamping dimana, Ganyu melihat dirinya baru bangun dan ikut berdiri bersama-sama hingga Hu Tao berkata,"wah! kalian kompak, ehehehehehehe",ujarnya

"Kak Hu Tao tidur disini juga?",ujar Panji melihat Hu Tao tersenyum kepadanya dan menjawab,"iya, aku tidur bersamamu dan Ganyu di malam hari"

"yaaah Panji, Hu Tao sangat suka ditempat kasurmu, Panji",ujar Ganyu yang tersenyum melihat Panji bengong ke arah dirinya hingga dia melihat Panji keluar ruangan dan pergi kebawah, melihat Xiang Ling sedang mencuci buah-buahan untuk makan nanti. Dia melihat Panji yang sedang turun kebawah hingga menemuinya sambil berkata,"pagi Kak Xiang Ling",ucapnya

"eeh, pagi Panji, baru bangun ya?",ujar Xiang Ling yang melihat Panji sedang menggoreskan kedua matanya dengan tangannya, bahkan melihat Hu Tao melompat dari anak tangga sambil menemui dirinya dan berkata,"tumben kau sedang mencuci buah-buahan disini",ucapnya

"tentu, Hu Tao, aku mencuci berbagai buah-buahan karena, habis",jawab Xiang Ling kepada Hu Tao

"buah ini dapat dari mana?",ujar Panji kepada Xiang Ling hingga langsung menjawab kepadanya,"dari Liyue Panji, di sana ada buah-buahan segar",jawab Xiang Ling

"eeh, kau disini rupanya. Boleh minta buah ini tidak?",ucap Ganyu yang membawakan satu jeruk yang telah dicuci bersih hingga Xiang Ling menjawab,"boleh Ganyu, buah-buahan ini segar. ayo, silahkan mau ngambil yang mana Panji",ujarnya

"Panji, mau makan juga?",ucap Ganyu kepada Panji yang terdiam dan menatap dirinya serta terdiam melihatnya hingga Ganyu tersenyum sambil menatapnya lagi namun, Panji berkata didalam hati melihat mata Ganyu yang mirip dengan mutiara yang indah baginya,"mata Kakak ini..... kenapa..... melihat..... dia?",ucapnya sambil melihat tatapan senyuman Ganyu ke arah Panji semakin tergoda, tiba-tiba Hu Tao pun menepuk kedua pundak Panji hingga sadar dan kaget sambil melirik kebelakang dimana Hu Tao berada,"duh Kakak!"

"yaaah, kau sangat menyukai Ganyu bukan? Kenapa tidak suka kepadaku, dan tataplah aku",ucap Hu Tao sambil memegang badan Panji ke arah mata Hu Tao yang sedang menatap tajam membuat Panji bengong dan kebingungan untuk mengatakkan sesuatu kepada Hu Tao.

Panji hanya menatap Hu Tao yang tidak mencurigakkan hingga Hu Tao kebingungan namun, tetap senyum saja, hingga beberapa saat Panji berkata,"Kakak.... senyumanmu, manis seperti hantu",ujarnya dengan jujur kepadanya

"aku manis seperti hantu begitu Panji?",ucap Hu Tao yang terdiam dan tersenyum kepada Panji yang hanya bisa menatapnya hingga tak lama kemudian, Ganyu muncul di samping Panji sambil menatapnya dan berkata,"Kakak habis dari mana?",ucapnya

"Kakak, habis dari dapur, bantu Xiang Ling masak di dapur Panji",jawab Ganyu dengan nada lemah lembut

"ooh, iya",ujar Panji sambil menatap Hu Tao sambil melihat Panji yang masih kuat untuk menatapnya

"kau ingin menatap aku lagi ya Panji, dan kau tidak puar melihat mataku yang indah ini kan, Hehehe",ujar Hu Tao dengan senyuman yang manis berhati hantu, Panji hanya menatap kosong saja tanpa ada apa-apanya kepadanya

Panji hanya menatap Hu Tao yang sangat berbeda dengan tatapan Ganyu dengan keindahannya yang memukau lalu, dia pun melihat Xiang Ling yang sedang membawakan makanan untuk dirinya maupun Hu Tao, Ganyu, dan Keqing. Bahkan, Keqing datang dan melihat dia duduk di sebelah kanan sambil melirik Panji yang sedang meliriknya dan berkata,"ada apa Panji?",ucapnya dengan lemah lembut sama seperti Ganyu ucapan.

"nah, mungkin dia sangat suka padamu, Keqing. apa yang disembunyikan didalam hati Panji sekarang?",ucap Hu Tao yang tampak senang sambil menatap Panji yang kebingungan lalu, Panji berkata,"aaaah..... kenapa aku..... gugup seperti ini?",ujarnya didalam hati dan tiba-tiba saja, bayang-bayang masa kecil Panji muncul seketika, dimana dirinya melihat Hu Tao sedang menunggu masakkan sesuatu didapur. Lalu, dirinya melihat makanan yang dipesan oleh seseorang yang akan menyimpan makanan untuknya serta, melihat dia sedang menyimpan untuk Ganyu di samping kiri dan kanan yang diduduki Keqing yang merasa senang melihat makanan yang sudah di atas meja. Namun, bayang-bayang tersebut mulai menghilang hingga dirinya mulai tersadar, Panji terkejut dan merasakkan sesuatu di kedua pundaknya, Xiang Ling yang memegangnya dan berkata,"Panji, kenapa diam? Nggak mau makan?",ujarnya dengan nada lembut hingga Panji elihat kebawah terdapat nasi yang sama seperti makanan yang disediakan Ganyu. namun Hu Tao berkata kepada Xiang Ling dan lainnya walaupun mulutnya masih ada makanan dengan berkata,"Hmmm, dia mengkhayal seseorang diantara kalian berdua ditempat ini".

"Aaaah, tidak! tidak Kak, aku hanya..... melihat.... makanan doang, bukan begitu Kak Hu Tao",jawab Panji yang merasa gemetar

"makan Panji, pasti suka masakkanku disini",jar Xiang Ling dan pergi kedapur untuk masak sesuatu untuk dirinya

Setelah Panji makan, tiba-tiba saja di ruang kamarnya terdapat cahaya aneh dan menghilang cepat membuat Panji kaget dan pergi untuk membuka isinya, ternyata didalam laci penyimpanan pulpen, kertas kotor yang kosong, flasdisk, gantungan, sampai buku kecil berbentuk persegi panjang medium yang membuat Panji kaget sambil mengeluarkannya dan membuka isinya terdapat penyimpanan potongan lalu, dia mengambilnya sambil melihat buku kecil tersebut melihat kertas-kertas yang sudah hancur dan terbakar oleh waktu. Bahkan, tidak ada foto yang terlihat olehnya sambil berkata,"buku ini.... buku album punya siapa ya sampai hancur begini?",ucapnya didalam hati hingga menutup kembali

Panji melihat foto tersebut yang merupakan foto dirinya yang sobek oleh seseorang, bahkan potongan sebelahnya sangat mencurigakkan baginya dan berkata,"potongan sebelahnya.... foto siapa ya? Aku mulai curiga dan aku harus menemukan potongan foto yang ada di sebelahnya",ujar Panji sambil berdiri dan membawa potongan foto masa kecil Panji yang misterius yang sedang bergandengan dengan seseorang disamping kanannya hingga pergi ke kota Liyue sendirian. Lalu, melihat Chongyun yang sedang makan es krim sendirian sambil menatap Panji yang sedang melihat sobekkan foto di atas tangannya hingga dirinya pergi dan menemuinya ingin melihat foto tersebut,"hey! itu foto siapa?",ujarnya yang terkejut melihat foto Panji sejak kecil

"ini fotoku sejak aku kecil",jawabnya dengan nada lemas kepada Chongyun

"kenapa.... fotomu terpotong sebelah? emangnya, di sampingmu foto siapa?",ujar Chongyun melihat bekas robekkan di sebelah kiri,"lalu, kau mau kemana?",tambahnya kepada Panji

"entahlah Kak Chongyun, aku pergi ke kantor kerja Kakak dulu",jawab Panji sambil pergi membantu Ganyu dikantornya yang membuat Chongyun merasa bingung melihat sikap Panji yang sedang terburu-buru untuk pergi ke kantor, lalu melihat eskrim yang segar menjilatnya dan melahapnya.

Sampainya di depan mata dimana Panji mulai mencap ke kertas lalu, melihat Ganyu sudah menulis dan tanda tangan hingga menyuruh Panji untuk mencapnya di setiap samping, bahkan Panji pun melihatnya dan mencapnya dimana Ganyu nyuruh. Lalu, begitu mencap, Panji pun melihat Ganyu sedang menulis sambil membereskan semua catatan tersebut hingga menyimpannya didalam kotak kayu cokelat tua dan menyuruh Panji untuk menyimpannya di atas lemari. Lalu, begitu Panji menyimpsn dokumen tersebut di atas lemari, kemudian Keqing melihat Panji turun kemudian, dia menatapnya dan berkata kepada Panji,"kau habis mengangkat tumpukkan kertas?",ujarnya

"iya Kak, di atas meja Kak Ganyu, banyak catatan bekas kinerja di Liyue Kak Keqing",jawab Panji dengan rauk muka kecewa di dalam hati

Keqing melihat Panji pergi sambil melanjutkan untuk mengecap di atas kertasnya namun, tugas Panji sudah beres, sehingga dia merasa senang walaupun hatinya belum tentu enak karena, misteri dibalik potongan foto tersebut. Ganyu melihat Panji kecewa bercampur bingung melihat potongan foto yang sangat misterius sambil berkata,"foto itu.... dapat dari mana Panji?",ujarnya sambil melihat kepala Panji meliriknya dengan tanpa mengatakkan apa-apa.

Ganyu bingung melihat wajah Panji yang begitu sedih dan misterius melihat foto tersebut, bahkan dia berkata lagi kepada Panji,"kalau begitu Panji, yuk kita jalan-jalan disekitar sini. Kakak sudah mengerjakkan tugas bersamamu",ujarnya hingga kepala Panji memangkukkannya hingga pergi berkeliling sekitar Liyue.

Menjelang siang pun datang, mereka berada di dalam rumah pohon, Panji melihat pemandangan indah dari atas pohon hingga meminum air putih biasa, kemudian Panji mengeluarkan foto yang misterius yang dirinya dipegang oleh seseorang, di sampingnya. Ganyu melihatnya dan lupa tentang hal tersebut dan berkata,"Kakak pernah melihat foto ini sebelumnya Panji",ujar Ganyu yang melihat foto tersebut di atas meja

"Kakak pernah melihatnya?",ucap Panji bertanya kepada Ganyu sekali lagi

"iya, mungkin..... begitu. Kakak sudah lupa tentang foto ini sudah lama, tapi di sampingnya.... Kakak.....",ucapan Ganyu terpotong oleh Hu Tao yang datang kemari, sambil duduk berada di samping kanan Panji dan berkata,"mungkin foto itu, merupakan foto kamu dan kau, Panji. aku sudah tau, itu",ucap Hu Tao dengan senyumannya yang merupakan benar-benar dirinya namun, Panji masih kurang percaya ucapan dengannya dan berkata,"kapan..... kau berfoto sama aku?"

"aku tidak tau, Panji. yang penting disebelah itu adalah fotoku",ujar Hu Tao yang marah bercampur canda kepada Panji yang membuat Panji bengong melihatnya, Ganyu melihat Panji hanya melihat fotonya saja. Kemudian, dia pun melihat Hu Tao pergi sambil menyembunyikan senyumannya di dalam, Panji hanya fokus potongan foto saja dan tidak berkata apa-apa namun, Ganyu berkata lagi,"sudah Panji, dia selalu membuat canda"

"iya aku tau Kak, tapi..... ucapan Kakak Hu Tao itu memang tidak benar ya?",ujar Panji kepada Ganyu

"Hmmm, ya sudah mau kemana sekarang Panji, mau melihat pemandangan disini bersamaku?",Ganyu mencoba merayu Panji namun, tak lama kemudian Panji menjawab,"aah bolehkah kita pergi keluar belakang halaman rumah? sepertinya itu lebih enak karena, aku sudah bosan disini"

"boleh Panji, mau sama aku?",ucap Ganyu hingga Panji menjawab dengan satu kata,"iya"

Begitu mereka pergi meninggalkan rumah pohon, mereka melihat pemandangan indah dibelakang halaman rumah Panji, lalu Panji hanya memegang potongan foto di tangan kanannya kemudian, mereka melihat keindahan yang ada didepan mata hingga Ganyu berkata,"waaah, tempat yang indah disini",ujar Ganyu dengan nada lemah lembut sambil melihat Panji yang sedang melihat foto tersebut lalu, melihat pemandangan indah dibelakang halaman rumahnya,"indah bukan Panji",tambahnya

"iya sungguh indah, dibandingkan dengan kemarin. Waaah, kenapa ada burung bercahaya biru itu?",ujar Panji sambil mengejar burung tersebut didalam hutan. Lalu, ketika Panji didalam hutan, bahkan Ganyu ada disampingnya, burung tersebut memberikan petunjuk kepada Panji tepat didepannya. Ganyu melihatnya dan mengkutinya, lalu dia memegang sebuah kotak persegi berwarna ungu tua kemudian, dipegang olehnya dan berkata,"sebuah kotak? Kotak ini sudah tua",ujarnya

"Kakak, apa isinya? Aku tidak sabar kak",ucap Panji yang melihat isinya kemudian, saat Ganyu mencoba membukanya ternyata kotak tersebut terkunci dan berkata,"ya ampun, kotak ini terkunci Panji"

"ooh, terkunci?",ucap Panji sambil melihat lubang kunci untuk membuka kotak tersebut

"sebaiknya, kotak ini tidak boleh hilang Panji, Kakak juga mau mencari kunci membuka kotak ini",ucap Ganyu hingga pergi bersama Panji kesuatu tempat

Begitu mereka keluar dari tempat hutan belantara, Hu Tao bersama Xiao sedang melihat mereka berdua, Panji dan Ganyu yang telah menemukan sebuah kotak misterius ditangan Ganyu, Xiao berkata,"kau menemukan kotak apa?",ujarnya,"sepertinya... aku pernah melihatnya beberapa tahun yang lalu",tambahnya

"apakah Kakak pernah melihat kotak ini sebelumnya?",ucap Panji kepada Xiao

"yaaah mungkin... sudah lama begitu, Panji",jawab Xiao sambil melihat potongan foto panji kecil sambil melihatnya dan berkata lagi,"ooh, foto ini..... aku pernah melihatnya Panji, tapi sama sudah lama sejak kau masih Kanak-kanak dan kami seumuran denganmu"

"seumuran denganku?",ujar Panji kepada Xiao

"yaaah, tentu Panji, mungkin.... seingat aku denganmu..... iya sih foto dengan Hu Tao",jawab Xiao yang membuat Hu Tao tersenyum mendengar cerita dari Xiao

"tuh kan, lihat..... Xiao sebagai saksinya, jadi sekarang..... aku harus dekat denganmu, kalau foto itu pasti dekat sama aku",ujarnya dengan tersenyum yang mengerikkan sebagai ciri khasnya yang membuat Panji tampak bengong dan kebingungan

"tapi yaaah..... sebenarnya, foto yang ada disampingnya..... memang bukan Hu Tao, Panji dan semuanya",ujar Xiao sambil memandang ke arah Ganyu, Panji dan Hu Tao,"mungkin..... duh..... sudah lama aku melihat potongan kertas ini dan..... kotak itu aku belum pernah melihatnya"

Xiao pun membuang nafas dengan pelan setelah melihat kembali betapa kagetnya mendengar dan melihat kotak tersebut yang misterius, dia berfikir tentang kotak misterius yang sudah tua. Bahkan, dirinya berkata,"kotak ini, apakah.... disembunyikan sama..... dia?",ujarnya didalam hati sambil menatap Hu Tao dengan memandang serius dan tersenyum kepada Panji.

Xiao menganggap Hu Tao ada hubungannya dengan Panji, bahkan Panji dengan lemas karena Hu Tao bahkan, dirinya berkata kepada Panji,"Panji, kenapa kau lemas seperti itu memandang dia?",ujarnya

"aku hanya bingung karena, potongan foto",jawab Panji dengan jawaban yang sama dengan sebelumnya

"ehehehehe, kau masih berfikir lagi kan Panji? mungkin kotak itu, adalah jawaban potongan foto itu, pastinya kau berada disampingku",ujar Hu Tao yang suka mengasal atau sangat tahu padahal belum tentu benar jawaban dibalik potongan foto tersebut.

Panji pun terdiam tidak membalas apa yang dia katakan, lalu pergi Ganyu melihat dia sangat serius dan mengikutinya dari samping membuat Xiao kebingungan melihat tingkah laku tersebut sambil menghadap Hu Tao dan berkata,"Hah, kau terlalu berlebihan candamu, Hu Tao. Jangan membuat dia marah, karena candamu mengerti?",ujar Xiao yang telah mengetahui sikap Panji yang tidak suka bercanda berlebihan, Hu Tao melihat Xiao pergi dan akhirnya dirinya sendiri lagi dan tampak kesal dengan sikapnya namun, ucapannya pun menghantuinya dan berkata kepada dirinya sendiri,"uuuh, padahal..... aku hanya bercanda doang kepada Panji. Tapi, yaaah, bagaimana lagi?",ucapnya sambil pergi dan tidak peduli dengan omongan Xiao.

Panji sedang serius sambil berfikir dan melihat dibalik sobekkan foto tersebut, namun saat melirik kebelakang tiba-tiba saja, dia menemukan sebuah noda garis yang muncul seketika, bahkan dia pun terkejut dan berkata,"apakah..... garis-garis ini.... sebuah petunjuk?",ujarnya

"Panji jangan marah pada Hu Tao, dia hanya bercanda loh",ujar Ganyu yang khawatir dengan Panji yang sangat marah kepada Hu Tao namun, dirinya melihat Panji sedang melihat isi robekkan foto tersebut dan berkata,"Kakak, kita telah menemukannya",ujarnya

"Hah? menemukan apa Panji sayang?",ucap Ganyu yang kebingungan melihat Panji merasa senang sambil melihat sebuah petunjuk tersebut lalu, Ganyu melihat sebuah dena yang berukuran kecil bahkan ukurannya kecil dan berkata,"gambar apa itu Panji? Kok sepertinya..... gambar dena rumahmu Panji",ujarnya

"iya Kak, sebaiknya kita balik saja ah",ucap Panji sambil berbalik ke rumah Panji. Begitu sampai rumah Panji, Hu Tao terkejut melihat mereka berdua sedang mengikuti arah dena di balik potongan foto tersebut. Hu Tao mengikutinya dari belakang sambil melihat mereka berdua menuju lantai pertama sambil membuka pintu kamar kosong. Lalu, mereka melihat isinya yang merupakan penyimpanan barang-barang berharga milik Aji maupun milik Ibunya Panji, Rosa bahkan, menyingkirkannya karena kotak tersebut kosong.

"banyak sekali barang-barangnya Panji",ucap Ganyu yang melihat isi kotak milik Rosa, kosong

"mungkin Mamahku mengeluarkan semua barang-barangnya untuk di jual atau dipamerkan dalam fashion",jawab Panji yang telah mengetahui kotak kardus yang berserakkan dimana-mana

"ooh, jadi Ibumu seorang fashion? pantas saja, dia.....",ucapan tersebut dipotong oleh Panji sambil berkata,"Kakak lihat! Akhirnya, kita menemukannya!",ujar Panji yang telah menemukan sebuah kotak yang berbentuk buku tebal yang membuat Ganyu kaget melihatnya dan berkata,"buku ini.... bukan buku biasa ya?",ujarnya sambil melihat kotak berbentuk buku yang unik dan jarang terlihat olehnya

"iya Kak, tapi kotak ini tidak terkunci sama sekali Kak",jawab Panji kepada Ganyu yang baru tau melihat isi kotak tersebut kemudian, begitu dibuka oleh Panji, Ganyu melihat sebuah kunci untuk membuka kotak yang ada di meja. Lalu, begitu Ganyu membawakan kuncinya, Panji pun ikut bersamanya bahkan, mereka pun melihat kotak yang ditemukan di dalam hutan belantara. kunci pun sangat cocok untuk membuka isi kotak tersebut dan kemudian, dia melihat isinya berupa penyimpanan kunci berukuran kecil serta terbuat dari plastic membuat mereka kebingungan.

"kenapa..... kita mendapat kunci lagi?",ujar Panji didalam hati

"Hah, kunci ini..... terbuat dari plastik? aku tidak tau..... Panji kunci apaan ini",ujar Ganyu yang melihat kunci yang didapat Panji bahkan, misterius baginya. Kemudian, mereka akan mencari lagi disuatu tempat, didalam hutan belantara. Namun, begitu mereka masuk kedalam hutan tersebut tiba-tiba saja, muncul bayangan misterius yang akan mencoba menyerang mereka berdua, Ganyu mulai serius untuk menghadapinya. Sementara Panji, hanya gemetar sambil melihat Ganyu yang sedang maju sendirian, dirinya menyiapkan senjata berupa panah dan anak panahnya untuk menyerang musuh yang sedang bersembunyi didalam hutan. Kemudian, begitu mereka mendengar suara hentakkan batu dari arah barat, Ganyu melirik ke arah kiri dan muncul makhluk gaib hitam dengan berupa hewan serigala yang garang baginya. Kemudian, Ganyu melihatnya sambil siaga dan mundur kebelakang hingga berkata,"serigala hitam? Dari.... mana mereka bisa muncul di hutan seperti ini",ujar Ganyu yang terkejut melihat hewan-hewan tersebut dan bersiap untuk melakukan penyerangan jika hewan tersebut duluan untuk menyerang.

Serigala hitam mulai bergerak dan mencakar tubuh Ganyu walaupun tidak mengenainya, Panji marah melihatnya hingga melihat pergerakkan serigala tersebut dan melepaskan anak panahnya ke arahnya hingga berhasil mengenai kepalanya dan garis-garis anak panah pun menyebera ke segala arah untuk mencari pergerakkan musuh yang siap ditangkap. Kemudian, Ganyu melihatnya sambil menemui Panji yang berada di sebelahnya, kemudian dia menyuruhnya untuk mundur saat serigala tersebut sedang terjebak dibekukkan es.

"Panji, kau harus lari, biar Kakak yang akan melawan para serigala itu",ucap Ganyu yang mencoba memberi tau kepada Panji

"tapi, bagaimana dengan Kakak? aku khawatir denganmu Kak?",ucap Panji dengan khawatir yang sedang terjadi kepada Ganyu

"tidak apa-apa Panji, Kakak tidak apa-apa. mereka hanya serigala hitam",ujar Ganyu sambil tersenyum kepada Panji kemudian, Ganyu melihat Panji pergi ke belakang sambil bertarung sendirian didalam hutan, tiba-tiba saja cengkeraman serigala mulai tampak membuat Ganyu tegang melihatnya dengan satu anak panah dan melepaskannya ke arah sang serigala, dia berhasil menghindar dan menghancurkan anak panah tersebut membuatnya terekejut melihatnya.

"dia mampu menangkis seranganku juga",ucap Ganyu yang terkejut melihatnya sambil mundur dan melepaskan anak panah lagi ke arah musuh lalu, serigala tersebut berusaha untuk mengejarnya sambil mencium pergerakkan Ganyu didalam hutan belantara. Tiba-tiba saja, kaki Ganyu terkena batu keras hingga membuatnya terjatuh, tiga serigala hitam mendengarnya sambil pergi untuk mencari dan menyerangnya. Ganyu bangkit lagi dan memegang pemanah cryo sambil menghadap kebelakang, dimana aungan serigala terdengar olehnya,"Hah, dia ada disini. Hah, aku..... aku harus..... bagaimana?",ujar Ganyu yang sudah lelah karena berlari kencang kebelakang hingga bersiap mengeluarkan mutiara qillin ke arah mereka, hingga mereka membeku dan tidak bisa bergerak. Kesempatan bagi Ganyu pun siap melepaskan anak panahnya kedepan namun, tiba-tiba saja muncul serangan anak panah dari belakang musuh sehingga seluruh musuh tewas membeku hingga menghilang begitu saja.

Ganyu melihat Panji tepat berada didepan, sambil berlari menuju dirinya yang hampir terkena serangan cengkeraman serigala hitam yang misterius,"Panji, kau tidak pergi?",ucapnya kepada Panji,"tidak Kak, aku khawatir dengan Kakak",jawab Panji kepada Ganyu

Ganyu pun tidak mengeluarkan kata apapun kepadanya sambil membawanya pergi keluar dari hutan belantara yang gelap gulita, hingga saat menjelang sore, mereka tetap melanjutkan pencarian tentang kotak yang hilang didalam hutan terlarang. Namun, ketika Panji dan Ganyu berada di depan rumah, tiba-tiba Panji menemukan sebuah kotak lagi di samping sambil memungutnya,"Kakak! Aku menemukan kotak yang kita cari!",ujar Panji yang senang menemukan sebuah kotak sambil lari ke arah Ganyu yang sedang membuka pintu sambil melirik kearah dirinya.

"Panji? kau menemukannya?",ujarnya yang terkejut melihat Panji menemukan kotak misterius bahkan, Panji memegang kotak misterius lalu, membukanya dan melihat isinya berupa catatan dan robekkan foto yang sambung dengan robekkan foto Panji sejak masa kecil. Panji mencoba membuka isi surat tersebut yang berisikan.

"Maaf, aku telah merobekkan foto ini..... aku janji, jika kalian menemukan potongan foto ini, boleh di sambungkan lagi dengan cara apapun"

Dari anak nakal, Pyro, Hu Tao

"haaaah, jadi selama ini..... Kakak Hu Tao yang melakukan..... robek foto ini?",ucap Panji yang kaget melihat isi surat tersebut bahkan, dia mendengar suara tertawanya ala Hu Tao dari samping sambil berjalan dan mendekati mereka berdua,"ahahaha, sudah aku bilang..... bagaimana? Kau telah menemukan foto itu kan, hehehe",ujarnya

"Hah, kau inil sekali kelakuanmu",ucap Panji yang membalasnya dengan menggeleng kepalanya kepada Hu Tao yang sedang mendekatinya

"yaaah, aku memang nakal dulu itu, sejak kau suka sama dia", ujar Hu Tao kepada Panji

"Haaah, iya..... aku suka sama Kak Ganyu",jawab Panji dengan jujur kepada Hu Tao,"tapi, jangan dikasih tau kepada orang lain",tambahnya

"sudah terlambat Panji, dia sudah dikasih tau kepada teman-temannya",ujar Xiao dari belakang Hu Tao yang menatap tutup mata sambil menghadap kebawah sambil menghadap kedepan melihat wajah Panji memerah

"Haaah, ya ampun",ujar Panji didalam hati mendengar ucapan Xiao bahkan, mereka duduk bahkan dia berkata,"tapi, tidak apa-apa lah mereka dilupakan tentang hal itu, kekonyolan Hu Tao selalu dibuat-buat melulu, haaah dasar kau memang memberi tau kepada semua orang",ujar Xiao yang menghadap Hu Tao dan membuatnya gugup,"aaah, iya! iya! iya! Aku melihatmu merobek tulisan tentang mereka berdua, ee hihihi",ujar Hu Tao yang malu tentang hal tersebut.

Xiao pun membuang nafas dengan pelan sambil menjelaskan semuanya tentang kejadian tersebut kepada Panji dan Ganyu, Hu Tao pun duduk sambil lemas dan intropeksi diri tentang sikap dirinya yang kurang pantas kepada Panji hingga berkata kepada Panji,"Panji, aku benar-benar minta maaf ya kejadian tadi",ujarnya sambil melihat Hu Tao sedih hingga Panji menjawabnya,"tidak apa-apa, bercanda itu boleh tapi, jangan terbiasakan nanti Kakak tidak akan menghormatimu bahkan tidak ada yang mendekatimu lagi, Kak Hu Tao",ujar Panji yang menasehati Hu Tao agar tidak terulang kembali, Ganyu merasa senang mendengar ucapan Panji dan mengingat masa kecil Ganyu yang berumur delapan tahun bersama Panji yang masih berumur empat tahun, dimana Ganyu melihat Panji sedang menangis karena, ulah Hu Tao yang mengambil makanan miliknya bahkan, dirinya berkata kepadanya untuk memberi nasihat kepadanya,"kau yang mengambil makanan milik Panji, Hu Tao?",ujarnya hingga Hu Tao melihat Ganyu marah sambil mengambil makanannya dengan cepat dan berkata,"hey! itukan milik Panji! Kembalikan!",ujarnya

"Hmmm, ini milikku sekarang Ganyu, beli aja sendiri",ucap Hu Tao sambil pergi dan memakan makanan milik Panji, Ganyu pun khawatir saat Panji menangis keras karena makanannya di ambil olehnya. Lalu, dia melihat Panji yang selalu menangis keras dan menghadap Ganyu yang khawatir dengannya, dia mencari makanan untuknya.

Panji tidak bisa berhenti menangis sebelum mendapatkan makanannya yang sama, lalu ketika Ganyu menunjukkan sebuah apel ditangannya, Panji terkejut melihatnya dan mengambilnya sambil menghadap Ganyu yang wajah yang senyum kepadanya agar dirinya tidak menangis lagi, Ganyu berkata,"jangan menangis lagi ya Panji, aku punya buah-buahan untukmu",ujarnya hingga Ganyu tersenyum kepadanya. Saat itulah, Ganyu mengerti tentang sikap Hu Tao yang selalu tidak berubah di masa lalunya hingga sekarang, dia sudah berubah saat kejadian tersebut.

Malamnya, di gunung tiang Heng, Panji melihat pemandangan indah di langit biru Liyue bahkan, merasakkan angin berhembus dimalam hari membuatnya senang saat merasakannya, lalu mendengar suara langkah kaki dari samping, Panji melihat Ganyu sedang berjalan setapak demi setapak kemudian, dia membawakan sesuatu yang disembunyikannya ditangannya membuat Panji kebingungan,"Kakak, bawa apa itu?",ujarnya sambil melihat melihat kedua tangannya membuka dan memperlihatkan sebuah makanan yang dia bawa, Panji melihat sebuah apel merah maroon dan mengambilnya, namun ketika mengambil buah apel tersebut dirinya teringat masa lalunya, saat Ganyu memberikan apel yang mirip dengannya. Lalu, Panji memakannya dan Ganyu berkata,"makanlah Panji, biarin.... dari pada makanan itu tidak bagus untukmu tapi, buah-buahan cocok untukmu Panji",ucap Ganyu yang memberi makanan untuknya hingga Panji berkata,"terima kasih Kakak.... Ganyu",ucap Panji yang senang sambil menikmati makanannya dan melahapnya kedalam mulut. Bahkan, Panji membalas senyumannya kepada Ganyu yang membuatnya terkejut dan senyum lagi agar tidak menangis lagi di masa lalunya, kemudian Panji sadar telah melihat kejadian tersebut sambil melihat buah apel ditelapak tangannya.

"Apel ini..... mengingatku sejak aku menangis dan.....",ucapan tersebut berhenti sambil menghadap Ganyu yang sedang melirik wajah Panji yang terdiam hingga berkata,"ada apa Panji? mengingat apa?",ujarnya

"itu, membuatku senang dan momen yang indah bersamamu Kakak",jawab Panji yang merasa senang dimana Ganyu memberikan makanan apel agar tidak menangis di masa kecil

"itu sudah berlalu Panji, ambilah hikmahnya",ujar Ganyu sambil menatap langit yang penuh bintang,"lalu, kotak itu.... apa isinya Panji",tambahnya sambil menanyakan isi kotak rahasia yang telah dibuka oleh Panji

"itu..... sebuah jebakkan sejak kita main petak umpet Kak, Kakak tau? yang mencarikan kotak itu adalah aku tapi, aku sulit untuk menemukan kotak milik dia, Kak Hu Tao",ujar Panji yang tersenyum mengingat kembali sejak masa kecil bersama mereka. Dia mengingat dirinya sebagai pencari barang disuatu tempat, lalu setelah menghitung mundur, Panji mencari barang-barang yang dia cari, walaupun barang-barang tersebut sudah ditemukan satu persatu namun, hanya salah satu barang yang sulit untuk di cari, barang kotak persegi milik Hu Tao. Panji tidak menemukan benda tersebut yang dia cari, sampai menjelang siang, Panji tidak menemukannya bahkan Hu Tao memaksanya untuk mencari, sementara itu Ganyu yang melihat Panji kecapean dan membuatnya khawatir dengannya sambil pergi untuk mencarinya. Hu Tao melihat Ganyu yang merasa peduli dengan Panji, lalu Ganyu berkata,"sudahlah, kalau sulit kita cari bersama-sama yuk",ujarnya hingga mengatakkan satu kata,"iya" dengan pelan.

Hu Tao merasa kesal dengan tingkah laku Ganyu yang manis kepada Panji, sambil pergi meninggalkannya, bahkan beberapa saat mereka tidak menemukan apapun di sekitar samping sungai, bahkan, mereka ingin pergi ke dalam hutan namun, mereka tidak berani untuk masuk kesana.

"Hah, susah menemukannya Panji, yuk lebih baik lupakan saja",Ganyu tersenyum lagi membuat Panji tertarik dengan senyumannya sambil pergi walaupun tidak menemukan kotak tersebut.

Akhirnya Panji pun mulai menyadarinya tentang kejadian masa lalu, hingga sekarang telah memecahkannya yang ternyata isi kotak tersebut adalah potongan foto Ganyu yang sudah digabungkan yang membuat Ganyu kaget bahwa foto yang ada disampingnya adalah foto dirinya sejak waktu kecil,"jadi..... ini... aku Panji?",ucapnya

"iya, ternyata Kakak yang ada didalam foto ini",jawab Panji,"mungkin Papap tidak sengaja memotret ini tapi, Kak Hu Tao yang menyobek foto ini",tambahnya

"Hu Tao selalu berbuat lelucon tapi, dia tidak pernah berhenti dengan sikapnya seperti itu Panji, tapi kau telah berani memberi tahu kepada dia, sekarang dia udah malu karena sikapnya Panji",ujar Ganyu yang telah melihat Hu Tao yang sangat malu mendengar ucapan Panji bahkan, Ganyu tersenyum sambil menatap Panji yang kebingungan dan memeluknya sambil melihat bintang yang ada dilangit. Lalu, Ganyu berbaring di atas rumput hijau bersama Panji disamping hingga melihat mereka secara bertatap muka hingga Ganyu berkata,"Panji, berdirilah",ujarnya yang membuat Panji kebingungan melihat Ganyu berdiri dan melebarkan tangan untuk memeluknya kembali.

"oh, Kakak ada apa?",ujarnya dengan nada lemah lembut

"tidak apa-apa, dekatilah aku Panji",ujar Ganyu yang melihat Panji berjalan dan tak lama kemudian, Panji mulai mendekat lalu, Ganyu memeluknya sambil merangsang kepala antara Panji dengan dirinya untuk membuka pikiran Panji tentang masa lalu. Panji terkejut dimana Ganyu membuka pikirannya tentang dirinya lalu, sadar dan terkejut namun, Ganyu melihat cahaya putih di kedua kelopak matanya dan tersenyum,"Kau punya indera lebih Panji"

Panji terkejut mendengar ucapan Ganyu hingga menatapnya lagi dengan tatapan biasa, hingga melihat kelangit biru lagi dan berkata,"indera lebih? Apa maksud Kakak"

"kau akan mengerti Panji",jawab Ganyu dengan singkat dan misteri

***

Chương tiếp theo