📌 PART 19
Apabila selesai Nik menunjukkan bilik tetamu untuk Humaira , dia terus membersihkan diri nya dan mengalas tanggungjawab diri nya sebagai hamba Allah . Dia merebahkan tubuh nya di atas katil yang empuk berwarna navy itu , yaa dia mengakui bahwa dia sangat meminati warna itu . Dia memejam kan matanya apabila rasa mengantuk mulai mengusai dirinya . Dia meletakkan tangan kanannya di atas perut dengan berlapiskan baju dalam singkat berwarna putih serta seluar pendek berwarna kelabu .
Humaira masih bertemankan air mata di bucu katil nya , rambut nya yang panjang itu di biarkan saja behurai . Kelakuan Hazim padanya masih terngiang-ngiang di dalam benaknya , Humaira memeluk lututnya tanda masih ketakutan menghantui diri nya . Baju tidur yang di pakai masih kemas di tubuh nya , shawl berwarna hitam serta scarf nya terampai di atas katil .
Nik tiba-tiba tersedar apabila mendengar suara esakan tangis menyapa di gegendang telinganya , Nik pun bingkas bangun dari pembaringannya , dia mengerutkan keningnya sambil mengamati dari mana datang nya suara itu . Dia mulai melangkah ke arah pintu bilik nya , tombol pintu di pulas perlahan , kaki nya terus keluar dari bilik nya .
"𝖬𝖺𝗄 , 𝖺𝗒𝖺𝗁 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝗎𝖼𝗂 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝖽𝖺𝗁 , 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝗄𝖾𝗇𝖺 𝗌𝖾𝗇𝗍𝗎𝗁 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗅𝖾𝗅𝖺𝗄𝗂 𝗀𝗂𝗅𝖺 . 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝗆𝖾𝗇𝗒𝖾𝗌𝖺𝗅 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗉𝗎𝗍𝗎𝗌𝖺𝗇 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖬𝖺𝗂𝗋𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗁 𝖻𝗎𝖺𝗍" . Ngadu Humaira sambil suara nya tersekat-sekat , bibir bawah nya di ketap rapat . 'tuk tuk' bunyi ketukan pintu terus mengejutkan Humaira , dengan pantas dia mengelap air mata nya . "𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 ! 𝗄𝖺𝗎 𝗈𝗄𝖺𝗒 𝗍𝖺𝗄 𝗇𝗂 ? 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗇𝗀𝗂𝗌 𝗄𝖾𝖾 ?" . Tanya Nik sambil mengetuk pintu bilik Humaira . Namun , tiada apa-apa balasan daripada Humaira .
"𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺 ! 𝖪𝖺𝗎 𝗈𝗄𝖺𝗒 𝗍𝖺𝗄 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝗇𝗂 . 𝖪𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗁𝖺𝗅 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 ! 𝖧𝗎𝗆𝖺𝗂𝗋𝖺𝖺 !" . Laung Nik lagi sambil mukanya sedikit memerah . Baru saja dia ingin berganjak , tombol pintu dari dalam sudah di pulas . Nik memasukkan tangannya di dalam poket seluar nya bagi menanti wajah Humaira terpacul dari dalam bilik itu .
"𝖠𝗐𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗉𝖺𝖺 ?" . Sahut Humaira dengan suara nya yang serak . Nik terus tergelak kecil apabila melihat Humaira yang sedang memakai mask muka . "𝖪𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝖺𝗐𝖺𝗄 𝗀𝖾𝗅𝖺𝗄 ?" . Tanya Humaira sambil memegang mask yang di gunakan di wajahnya . "𝖧𝖺𝗂𝗁 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 , 𝗂𝗇𝗀𝖺𝗍𝗄𝖺𝗇 𝖽𝖺𝗁 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗆𝖺𝗒𝖺𝗍 𝗄𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 . 𝖪𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗆𝖺𝗌𝗄 𝗇𝗂 ?" . Perli Nik sambil bertanyakan tentang mask yang di pakai Humaira .
"𝖧𝗆𝗆𝗆 , 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝖽𝖺𝗉𝖺𝗍 𝖽𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗅𝖺𝖼𝗂 . 𝖭𝗂 𝗉𝗎𝗇 𝗌𝖺𝗒𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗂 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗇𝖺𝗄 𝗀𝗎𝗇𝖺" . Balas Humaira sambil menundukkan wajahnya . "𝖧𝖧𝖠𝖧𝖠𝖧𝖠 , 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝗅𝖺𝗐𝖺𝗄 𝗅𝖺 . 𝖫𝖺𝗐𝖺𝗄 𝗁𝖺𝗆𝖻𝖺𝗋" . Perli Nik sambil tersengih-sengih . Humaira hanya berdiam diri sambil memegang mask di wajahnya , '𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 ! 𝘵𝘢𝘬 𝘴𝘦𝘭𝘦𝘴𝘢𝘯𝘺𝘢 𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘯𝘪' . Bebel Humaira dalam hati .
"𝖬𝖾𝗆𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗅𝖾𝗌𝖺 𝗌𝖾𝖻𝖺𝖻 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗇𝖺 𝗋𝖾𝗍𝗂 𝗉𝖺𝗄𝖺𝗂 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗇 . 𝖡𝖺𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝖻𝗎𝗄𝖺 𝗃𝖾 𝗆𝖺𝗌𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝗎 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗂𝗇 𝗌𝖾𝗅𝖺𝗆𝖻𝖺 𝗃𝖾 𝗅𝖾𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝗆𝖺𝗌𝗄 𝗇𝗂 𝗄𝖺𝗍 𝗆𝗎𝗄𝖺 𝗄𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗇 . 𝖲𝗈 , 𝖻𝖺𝗂𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌 𝗃𝖾𝖾 .. 𝖺𝗄𝗎 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖻𝖺𝗀𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗒𝖺𝗇𝗀 𝖻𝖺𝗋𝗎" . Kata Nik sambil memandang wajah Humaira yang terus menunduk . '𝘢𝘩𝘩 . 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘮𝘢𝘯𝘢 𝘱𝘶𝘭𝘢𝘬 𝘥𝘪𝘢 𝘵𝘢𝘶 𝘺𝘢𝘯𝘨 𝘢𝘬𝘶 𝘮𝘦𝘮𝘢𝘯𝘨 𝘵𝘢𝘬 𝘳𝘦𝘵𝘪 𝘯𝘢𝘬 𝘱𝘢𝘬𝘢𝘪 𝘣𝘦𝘯𝘥𝘢 𝘯𝘪' . Bebel Humaira lagi dalam hatinya .
Nik dengan selambanya menarik lengan baju tidur Humaira keluar dari bilik nya , "𝖤𝗁 , 𝖺𝗐𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖺𝗉𝖺𝖺 𝗇𝗂𝗂 ! 𝖺𝗐𝖺𝗄 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆-𝗆𝖺𝖼𝖺𝗆 𝖾𝗁" . Gerutu Humaira sambil memukul tangan Nik dengan lengan baju nya yang berlapik . Nik terus memusingkan badannya menghadap Humaira secara mengejut , lagkah Humaira terus terhenti dan dia menekup mulut nya apabila wajah Nik betul-betul di hadapannya . "𝖪𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝗎𝖽𝗎𝗁-𝗍𝗎𝖽𝗎𝗁 𝖺𝗄𝗎 𝖾𝗁 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄𝗄𝖺𝗇 𝖻𝗎𝖺𝗍 𝖺𝗉𝖺-𝖺𝗉𝖺 𝗅𝖺𝖺 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗄𝖺𝗎 . 𝖪𝖾𝖼𝗎𝖺𝗅𝗂 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗂𝗌𝗍𝖾𝗋𝗂 𝖺𝗄𝗎 , 𝖻𝖺𝗋𝗎 𝗅𝖺𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝗂𝖻𝖺𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗅𝖺𝗆 𝗇𝗂" . Geram Nik sambil memanah tepat pada anak mata Humaira .
Humaira hanya menelan air liurnya , jantung nya berdegup laju seperti sudah selesai marathon 100 km . "𝖪𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗇𝖺𝗄 𝗍𝖾𝗄𝖾𝗃𝗎𝗍 𝗌𝖺𝗇𝗀𝖺𝗍 𝗅𝖺 . 𝖺𝗄𝗎 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗃𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗆𝖺𝗌𝗎𝗄 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗄𝗎 . 𝗍𝖺𝗉𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁 𝖿𝖺𝗁𝖺𝗆 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 , 𝖺𝗄𝗎 𝖼𝗎𝗆𝖺 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗃𝖺𝗋 𝗄𝖺𝗎 𝗉𝖺𝗄𝖺𝗂 𝗆𝖺𝗌𝗄 𝗆𝗎𝗄𝖺" . Kata Nik sambil berjalan menuju ke bilik nya , tangannya masih kemas menarik lengan baju Humaira .
Mask yang tadi di guna sudah di buka apabila Nik menarik lengan baju nya tadi . "𝖧𝗎𝗁 , 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝗎𝖽𝗎𝗄 𝖽𝗂𝖺𝗆-𝖽𝗂𝖺𝗆 𝗄𝖺𝗍 𝗌𝗂𝗍𝗎 . 𝖠𝗄𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝗌𝖾𝗌𝗎𝖺𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗍 𝖺𝗅𝗆𝖺𝗋𝗂" . Arah Nik sambil melepaskan lengan baju Humaira dan menyuruh nya duduk di sofa dalam bilik nya . Humaira terus melihat sekeliling bilik Nik , kemas , teratur dan bersih . Warna dia pun memikat hati , katil yang berwarna navy , wallpaper dinding bilik nya berwarna kelabu lembut . Ada sebuah meja yang menempatkan laptop dan juga buku-buku serta kertas yang terususun rapi , nampaknya meja kerja kot .
Setelah selesai menilik barangan yang ada dalam bilik Nik , mata Humaira terus memandang tubuh Nik dari belakang . Tubuh yang tinggi , kulit sawo matang , serta lengannya yang sedikit sasa . Perfect ! . "𝖣𝖺𝗁 𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝖽𝖺𝗁 𝗂𝗌𝗂 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗄𝗎 𝗇𝗂 , 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗍𝗎 𝗆𝖺𝗍𝖺 𝗍𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗄𝖾𝗅𝗂𝗉 𝗅𝖺𝗇𝗀𝗌𝗎𝗇𝗀 𝗉𝖺𝗇𝖽𝖺𝗇𝗀 𝗍𝗎𝖻𝗎𝗁 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀" . Perli Nik sambil berjalan ke arah Humaira yang masih duduk sopan di sofa bilik nya . 'Glup' Humaira menelan air liurnya sekali lagi , '𝘢𝘩 𝘴𝘶𝘥𝘢𝘩 ! 𝘥𝘪𝘢 𝘯𝘪 𝘣𝘰𝘭𝘦𝘩 𝘣𝘢𝘤𝘢 𝘧𝘪𝘬𝘪𝘳𝘢𝘯 𝘢𝘬𝘶 𝘬𝘦 ? 𝘥𝘢𝘩 𝘮𝘢𝘤𝘢𝘮 𝘬𝘢𝘴𝘺𝘢𝘧' . Bebel Humaira lagi sambil mengenggam tangannya .
"𝖭𝖺𝗁 , 𝖺𝗆𝖻𝗂𝗅 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗍𝗂𝖽𝗎𝗋 𝖽𝖾𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗍𝗎𝖺𝗅𝖺 . 𝖪𝖺𝗎 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖽𝗂 𝗅𝖾𝗉𝖺𝗌𝗍𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝗂𝗇𝗂 𝖻𝖺𝗅𝗂𝗄 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝖽𝖺𝗍𝖺𝗇𝗀 𝗌𝖾𝗆𝗎𝗅𝖺 , 𝗌𝗂𝖺𝗉 𝗄𝖺𝗎 !" . Suruh Nik sambil menghulurkan baju tidur berwarna peach . "𝖤𝗋𝗄𝗄 , 𝗇𝗂 𝖻𝖺𝗃𝗎 𝗌𝗂𝖺𝗉𝖺 ?" . Tanya Humaira sambil tangannya menyambut huluran daripada Nik . "𝖪𝖺𝗎 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝖻𝖺𝗇𝗒𝖺𝗄 𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺 𝖻𝗈𝗅𝖾𝗁 𝗍𝖺𝗄 ? 𝖽𝖺𝗁 𝗉𝖾𝗋𝗀𝗂 𝗆𝖺𝗇𝖽𝗂 𝖼𝖾𝗉𝖺𝗍" . Bebel Nik dan terus melabuhkan punggung nya di hujung katil empuk nya .
Humaira pun mengatur langkahnya ingin keluar dari bilik Nik , namun sempat lagi Nik berbicara . "𝖧𝖺𝖺 , 𝖽𝖺𝗇 𝗅𝖺𝗀𝗂 𝗌𝖺𝗍𝗎 , 𝗃𝖺𝗇𝗀𝖺𝗇 𝗉𝗎𝗅𝖺𝗄 𝗇𝖺𝗄 𝗆𝖾𝗇𝖺𝗇𝗀𝗂𝗌 𝗄𝖺𝗍 𝖻𝗂𝗅𝗂𝗄 𝖺𝗂𝗋 . 𝖠𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝗎𝗄𝖺 𝗍𝖾𝗇𝗀𝗈𝗄 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗇𝗀𝗂𝗌 , 𝗄𝖺𝗅𝖺𝗎 𝗄𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗇𝗀𝗂𝗌 𝗅𝖺𝗀𝗂 , 𝖺𝗄𝗎 𝗍𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗀𝖺𝗇-𝗌𝖾𝗀𝖺𝗇 𝗍𝖺𝗎 𝗇𝖺𝗄 𝗌𝖾𝗇𝗍𝗎𝗁 𝗉𝗂𝗉𝗂 𝗄𝖺𝗎 𝗍𝗎" . Pesan Nik lagi dan terus membuka telefon iphone milik nya . Humaira pun hanya tersenyum sekilas dan mengatur semula langkahnya .