"Bayu!" teriakku dan Rianita bersamaan ketika tubuh besar itu terhempas ke tanah dengan cukup keras. Seketika itu pula dia tidak sadarkan diri, ketika kami menghampirinya.
"Bangsat!" pekik Banyu yang akan membidik pistol ke arah sumber tembakan, namun terhenti ketika dentuman susulan datang dari mana.
Denyut nadi di leher Bayu melemah, ada darah merembes banyak dari balik kausnya. Kusobek dengan paksa, seketika aku menjerit, luka tembak yang menembus perut kirinya membuat perdarahan cukup banyak, nyawa Bayu bisa dalam bahaya jika tidak segera dioperasi.
"Ta! Tekan lukanya biar darahnya nggak keluar banyak, aku ambil kotak medis," ucapku dengan intonasi cepat, pikiranku hanya satu bagaimana cara mengeluarkan peluru dari perut Bayu, sedangkan aku hanya diajari cara menjahit luka biasa.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com