Kerumunan itu masih di sana, meraung-raung dengan tangan terulur ke atas seakan ingin meminta-minta. Tidak peduli dengan terik matahari yang bisa membakar kulit. Ah, sepertinya mereka sudah lupa bagaimana rasanya sakit, yang dipikirkannya bagaimana cara untuk memenuhi hasrat terhadap darah dan daging manusia. Namun, melihat itu, aku membayangkan jika itu aksi demonstran yang dulu selalu dilakukan manusia untuk protes kepada pemerintah, lain halnya dengan sekarang. Mereka mati, kerumunan itu hanya meminta gumpalan daging tanpa belas kasihan. Aku berpikir cukup lama, memandangi tiga orang yang terjebak di atas genting melalui teropong. Kulihat sekeliling lalu bertanya kepada Kayro,
"Kamu hafal daerah sini kan?"
Lelaki itu mengangguk seraya menjawab dengan tegas, "Iya, kenapa lo? Mau bertarung dengan tangan kosong lagi?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com