Bab 20. Jarak ~ Rindu Rasa Bosan

Bau badanku begitu menjijikkan. Dari darah para mayat yang sudah mengering akibat sinar matahari yang menyengat.

Jika di kehidupan normal aku akan dianggap gila oleh orang lain. Namun, di saat ini akulah yang paling bisa dikatakan normal.

Sudah beberapa langkah setelah kulewati gerbang sekolah itu. Di depan, entah berapa meter lagi akan kujumpai bangunan sekolah lagi, tetapi kali ini sebuah SMP.

Aku sering lewat sini, mungkin tak terhitung karena memang jalanan umum. Sekolah yang cukup besar, tetapi hari ini kulihat sangat rapuh, kotor, tak layak untuk dihuni. Yah, semua tempat memang tak bisa ditinggali.

Aku berdiri di depan gerbang, berhenti sebentar, lalu melanjutkan langkah kakiku ke depan. Sepanjang yang kulihat hanya kekosongan, rongsokan mobil dan motor berserakan di jalanan. Yang kucari malah susah kutemukan, toko makanan entah di mana.