webnovel

Chapter 3 – Pulau Buas

Saat ini ada seorang yang elven yang memakai baju biru laut panjang seperti jubah dan juga Rambutnya yang tidak diikat membuat angin yang meniup rambut elven tersebut bergoyang kesana kemari. Mata yang mengarah ke lautan luas yang biru dimana tidak ada satu pun kapal atau makhluk yang terlihat membuat orang-orang yang melihatnya mungkin berpikir jika elven tersebut mampu melihat jauh melebihi cakrawala

Siapa lagi kalau bukan Vanyo, dimana dirinya yang saat ini sedang berdiri di tengah tebing tinggi menjorong ke lautan yang terletak di belakang rumahnya ini sedang menganalisa skillnya.

[Eagle eye lvl.9]

[Eagle Eye:Skill yang memungkinkan user untuk menganalisa daerah lebih jauh dari normal dan mempunyai pasif menambahkan kritikal hit di setiap serangan yang user berikan.]

"Aku hanya bisa melihat sejauh 200km lebih dari itu hanya sia-sia dan membuang manaku saja. dunia ini lebih luas dari pada yang aku sangka, meskipun aku mengetahui lorenya tapi orang lain dari bumi mungkin tidak akan menyangka betapa jauhnya dari sini ke kontinen utama."

Vanyo yang saat ini tengah mengetest skill yang dia miliki berkata kepada dirinya, sebelumnya dia hanya penasaran apakah benar dunia yang sebelumnya game ini memang lebih luas dari pada bumi, tapi apa yang dia dapatkan adalah sebuah kejutan yang memang dia sudah ketahui. Tapi kejutan tetap kejutan. Untuk manusia yang hidup di bumi, sebuah dunia baru adalah kejutan bagi mereka.

Rasa penasaran dan penjelajahan yang ingin dirinya lakukan pun timbul, tapi untuk melakukannya mungkin beda lagi karena selama ini dirinya sadar bahwa apa yang terlihat sangat indah dimata mungkin menjadi duri yang membuat berdarah saat di pegang.

Dia tidak ingin melakukan kesalahan dan ingin memastikan dengan benar, dia mengetahui sifat asli manusia di bumi apa lagi di dunia game ini? Dimana kerajaan berlomba-lomba untuk menjadi yang terkuat dan bangsawan menindas orang lemah. Hukum alam masih kental dengan ideologi yang ada di dalam game ini terlebih lagi dengan adanya serangan dari monster ataupun naga sebelumnya membuat Vanyo berpikir dua kali untuk berpergian.

Selama di tempat ini, dirinya masih aman karena pulau ini yang dinamakan sebagai pulau buas adalah area yang dia dapatkan dengan membeli dari kerajaan Heigen, selain itu juga dia mengetahui meskipun pulau yang mempunyai luas seperti pulau bali ini sedikit kosong, Vanyo mempunyai cara untuk membuat tempat ini menjadi benteng awalnya.

"Tuan" ada seorang pria tua berpakaian pelayan yang kemudian berhenti berjalan di belakang Vanyo, siapa lagi kalau bukan Argon dimana saat ini sang raksasa berukuran normal karena skill transformasi yang dia miliki memanggil Vanyo yang sedang melihat lautan luas.

"Ada apa Argon?"

Vanyo menjawab tanpa melihat kebelakang saat ini dia sedang menikmati pemandangan yang ada di depannya.

"Saya sudah menyiapkan segalanya, oleh karena itu mungkin kita bisa mengecek pulau Buas ini."

"Baik. kalau begitu tolong tunjukan aku jalannya."

"Terima Kasih. Tuan. Kalau begitu tolong ikuti saya."

Kemudian kedua orang tersebut pergi kedalam, dimana Vanyo sebelumnya yang telah hidup selama 3 hari disini telah mengetahui informasi tentang system dan apa yang bisa dilakukan oleh system saat ini.

System yang dipunyai oleh Vanyo sendiri tidak mempunyai hal yang begitu hebat dimana dia dapat membeli sebuah skill atau item langka semacamnya, system yang dia punyai itu hanya dapat menunjukan status dirinya atau orang lain yang kekuatannya berada dibawah atau hampir sama dengan dirinya sama seperti mengecek status di dalam game.

Terlebih lagi dirinya sendiri menyadari bahwa hidup bergantung kepada sebuah entitas lain adalah tindakan bodoh yang mana dirinya akan menjadi seperti boneka yang hanya berjalan sesuai perintah dari orang lain, oleh karena itu dia sendiri merasa bersukur mendapatkan hal ini.

"Apa kalian sudah menghubungi Aurora dan Scarlet?"

Vanyo yang saat itu tengah mengikuti Argon didepannya kemudian bertanya.

"Saya sudah menghubungi keduanya, tapi karena jarak yang jauh mungkin informasinya akan sampai 5-7 hari kedepan jika mereka tidak terlalu jauh dari sini, jika tidak mungkin akan menjadi beberapa minggu sebelum mereka mendapatkannya."

"oh."

Argon menjawab pertanyaan Vanyo dengan jujur, karena dunia game ini di buat dengan genre seperti abad pertengahan bercampur fantasy kemampuan informasi jarak jauh sangatlah terbatas, setidaknya hal tersebut sudah terbantu dengan sihir tapi jika tidak mungkin dengan area yang sangat luas ini bertukan informasi harus menunggu beberapa bulan untuk sampai datang ketempat ini.

'Sangat disayangkan cara bertukar informasi di dunia ini sangatlah primitif.'

Di tengah perjalanan Vanyo berkata dengan ekspresi mengalah, dia mengetahui bahwa ini bukanlah di game dimana player tinggal berkomunikasi dengan orang lain melalui system dengan mudah.

'Mungkin setelah aku mengurusi tempat ini, aku harus berbuat sesuatu untuk menyelesaikan masalah informasi ini. Dunia ini bukanlah seperti bumi dimana sihir tidak ada.

Tapi disini aku mungkin bisa membuat alat komunikasi seperti dibumi tapi bedanya yaitu menggunakan sihir. Ahh aku rindu dunia modern.'

Dengan karakternya yang ingin semua yang dilakukannya tidak mempunyai hambatan untuk melakukan apapun, Vanyo pun membuat rencana kedepannya untuk memastikan bahwa dirinya akan merealisasikan hal tersebut.

Selama hidup di bumi Vanyo yang merupakan anak yatim yang hidup di panti asuhan mempunyai keinginan kuat untuk berdiri di atas, mungkin karena keinginan besarnya tersebut lah dirinya menjadi sukses dari pada orang lain meskipun dengan cara apapun.

"Tuan, kita telah sampai."

"Terima kasih Argon."

Di saat dirinya sedang termenung memikirkan rencana yang akan di lakukannya di dalam pikirannya, Argon kemudian berkata sambil menunjukan ruangan yang telah dia buka.

Didalamnya terdapat beberapa orang yang telah hadir, dimana semuanya berasal dari pulau ini ataupun orang yang mempunyai pengaruh besar dan tinggal lama di pulau yang dia miliki.

Saat dia masuk dia melihat beberapa makhluk yang memiliki karakteristik yang sangat menonjol. Kemudian satu persatu sebelum Vanyo memperkenalkan dirinya sendiri sebagai tuan rumah. Orang-orang disekitarnya yang melihat Vanyo dengan mata bersinar kagum sampai dengan hampir ingin menyembah dirinya pun berkata lebih dahulu membatalkan perkenalan Vanyo sebelumnya.

"Saya merasa terhormat untuk melihat sosok legendaris seperti anda! Tuan Vanyo. Saya berharap bahwa kelakuan yang saya lakukan tidak begitu menyinggung anda, tapi saya Jared Wolstag dari klan Wolstag yang tinggal disini selama puluhan tahun dan sudah menjadi bagian dari masyarakat di pulau ini ingin memberi penghormatan kepada anda telebih dahulu dan saya sangat senang telah bertemu dengan legenda hidup!"

Makhluk yang bermuka seperti macan dan berbadan manusia tersebut berkata dengan nada yang kencang. Melihat kelakuannya bisa dipastikan bahwa beastman ini mengetahui siapa dirinya membuat Vanyo merasa aneh dan egonya sedikit naik lalu dia hanya menganggukan kepalanya.

[Name: Jared Wolstag

Ras: Beastman

Gender: Male

Title: Firefist wolstag.

Level : 50]

"Ahh sekarang giliranku, Van- ehem Tuan Vanyo, sang pahlawan! ara aku akhirnya bertemu denganmu aku sudah lama menunggu setelah sekian lama. Pertama aku sangat berterima kasih kepada kamu untuk membolehkan clan mermaid untuk tinggal disekitar pulau ini. Meskipun aku mengetahui itu semua berkat aurora yang membiarkanku tinggal disini tapi pulau ini berada di bawah perlindunganmu secara langsung, jadi aku sangat berterima kasih.

Kedua, perkenalkan diriku adalah matriach dari klan mermaid saat ini. Saphire, karena mermaid tidak mempunyai tradisi menamai diri mereka dengan nama keluarga. Kita hanya punya nama tunggal.

Ketiga, kami sangat senang anda telah datang kembali ke tempat ini. Sebetulnya disaat aku diberi tahu oleh Argon bahwa anda memanggil kami untuk datang ke pertemuan ini. Aku sangatlah terkejut, maafkan kelancanganku tapi di tempat ini dan hampir seluruh dunia hanya mengetahui bahwa anda telah meninggal atau mati terbunuh oleh monster."

Vanyo melihat kearah wanita dewasa yang mempunyai tubuh sangat erotis didepannya. Dengan sebuah baju panjang satu stel seperti gaun berwarna putih yang membuat dadanya terlihat lebih menonjol itu rambut panjang dan bermata biru seperti batu safir yang membuat orang-orang akan tersihir jika melihatnya , membuat Vanyo seorang pria normal sedikit menoleh kearah wanita yang mengaku sebagai ketua klan mermaid yang hidup di daerahnya.

Kemudian dia melihat kebagian bawahnya dimana Saphire mempunyai sepasang kaki putih yang terlihat membuat dirinya yakin bahwa wanita tersebut mempunyai sihir transformasi.

[Name : Saphire

Ras: Mermaid

Gender: Female

Title: Matriach.

Level: 60]

Vanyo sedikit terkejut melihat status dari wanita tersebut, bisa dibilang wanita didepannya ini adalah seorang yang tidaklah lemah dan mungkin bisa dikatakan memasuki 10 orang terkuat yang ada di pulau Buas ini selain dirinya yang tidak masuk didalam list.

"Terima kasih telah datang Saphire dan semoga klan mermaid terus menerus sejahtera di tanganmu. Aku bersyukur kamu memilih menjadi bagian Pulau Buas sebagai rumah."

Tetap Vanyo mengucapkan rasa terima kasih kepada klan mermaid, meskipun di dalam gamenya mermaid merupakan makhluk yang terancam punah karena produksifitas dalam segi keturunannya begitu rendah dan sedikit sekali mermaid yang berjenis pria membuat klan ini sangat kecil dalam segi anggota.

Namun mermaid merupakan makhluk yang sangat handal didalam persoalan navigasi lautan dimana setiap anggotanya mampu melakukan berbagai macam sihir, membuat mermaid adalah kunci yang Vanyo inginkan saat ini untuk melanjutkan rencananya.

Setelah itu ada lagi sebuah makhluk yang hampir sama dengan dirinya, dia melihat seorang elven! Meski bukan tidak mungkin seorang elven berada disini tapi bukan berarti makhluk isolationist dan tertutup ini bisa tinggal disini begitu lama.

Karena setiap elven didalam game sendiri tidak pernah tinggal begitu lama diluar daerahnya sendiri. Meski ada beberapa jenis elven tapi setiap jenisnya itu memiliki daerah yang dikuasai sehingga tidak banyak yang keluar berkeliaran. Melihat satu orang yang berada di tempatnya sendiri sangat tidak disangka bagi Vanyo. Namun meski di dalam dirinya dia terkejut di permukaan wajah dan ekspresinya itu Vanyo tetaplah datar melihat makhluk tersebut.

Tidak begitu tua dan masih terlihat muda dan anehnya melihat raut wajah dari elven itu sendiri dia seperti teringat tentang sesuatu namun ingatan tersebut sedikit buram, selain itu mata yang sama dengan dirinya membuat Vanyo begitu bertanya-tanya.

Siapakah elven yang ada didepannya ini.

"Selamat datang kembali pahlawan Vanyo nama saya adalah Zeril, saya diutus oleh sang Ratu kerajaan Elven 38 tahun yang lalu untuk belajar di sini mempelajari magitech bersama master Ral dan sihir dengan master Aurora dan master Scarlet."

Dengan gaya formalnya laki-laki elf remaja tersebut berkata dengan kalimat yang sangat formal dan nada yang terdapat didalamnya itu tidak menyembunyikan rasa kagum dan bangga didalamnya.

Mendengar hal tersebut Vanyo menganggukan kepalanya, Jika semua helpernya membolehkan anak ini belajar maka dia tidak masalah. Setidaknya dia mempunyai hubungan baik dengan kerajaan elven terlebih lagi hanya sebagai anak didik. Meskipun dia sedikit bertanya-tanya kenapa dia disuruh belajar disini tapi hal itu bukanlah urusannya.

"Terima kasih telah datang Zeril anda bisa belajar tentang apapun disini semoga semua yang anda pelajari bermanfaat mungkin itu bisa membantu kerajaan elven nantinya."

Mendengar jawaban tersebut mata remaja elven itu bersinar dan menganggukan kepalanya dengan cepat.

Setelah itu Vanyo mendengarkan perkenalan orang lainnya dengan sabar sampai terakhir dimana setiap perkenalan itu dirinya melihat satu persatu dengan seksama untuk melihat kebenaran dari perkataan orang-orang yang ada disini.

Disaat orang terakhir mengucapkan perkenalannya dengan jumlah 7 orang + Zeril seorang dari kerajaan elven yang ikut belajar disini pun termasuk. Argon kemudian berdiri dan berkata.

"Kalian semua dipanggil disini untuk berdiskusi bersama, kita mungkin telah mengetahui apa yang telah terjadi di kerajaan Heigen. Meskipun kita berada di area kekuasaannya tetapi berkat tempat ini berupa sebagai pulau dan Heigen sendiri enggan untuk mengirim seorang untuk memungut pajak di pulau kecil ini maka kita disini bisa dipastikan memiliki separuh kemerdekaan.

Terlebih lagi Heigen sendiri tidak mempunyai pasukan yang lebih untuk membuat prajurit matra laut menjadikan tempat ini merupakan surga bagi mereka yang datang. Meski harus melawati beberapa bajak laut di jalan."

Mendengar hal tersebut semua orang yang hadir disini menganggukan kepalanya, memang benar bahwa tempat ini merupakan tempat terpencil yang tidak pernah dilirik pemerintah karena penghasilan disini tidak begitu banyak. Terlebih karena banyaknya bajak laut di lautan sekitar heigel membuat pemerintah semakin enggan menggelontorkan dana ke beberapa pulau yang cukup jauh dari jangkauan kerajaan.

Setelah itu Vanyo yang menunggu Argon selesai berbicara kemudian melanjutkan.

"Aku disini tidak ingin begitu banyak bicara, tapi karena info yang didapat saat ini hubungan kerajaan Heigen dengan kekaisaran memanas. Mungkin pasokan makanan yang selalu kita beli dari pedagang yang melewati pulau ini pun berkurang.

Jujur aku tidak ingin membuat orang yang hidup di pulau ini mati kelaparan oleh karena itu, kalian yang ada disini harus membantuku untuk mengatur sebuah rencana kedepannya. Setidaknya buat tempat ini menjadi layak untuk ditinggali, bukan berarti kalian kuanggap sebagai budak."

Vanyo berhenti melihat kesekelilingnya dengan tajam satu persatu. Melihat seluruh wajah yang hadir menatap kearahnya dengan rasa ingin tahu satu persatu dirinya pun melanjutkan kembali percakapan.

"Aku akan membayar kalian untuk masuk kedalam pemerintahan daerah ini, setidaknya kalian nantinya akan menduduki posisi strategis untuk mengatur hal-hal yang dibutuhkan. Tapi jangan pernah membuat kesalahan besar karena aku tidak ingin orang yang hidup disini mengeluh.

Jika keluhan yang dibuat oleh masyarakat sampai ketelingaku aku akan mencopot seluruh hak kalian di pulau ini dan membuang kalian ketempat lembah naga."

Dengan begitu aura dan matanya pun berubah menjadi lebih tegas dan ganas, orang-orang yang ada disekitarnya pun berkeringat melihat perubahan suhu di ruangan ini dan hanya bisa mengangguk. Bagi mereka yang hidup disini Vanyo adalah seseorang yang bisa mengalahkan sesosok naga dan membunuhnya dan bahkan bisa menggulingkan negara dengan pengaruhnya. Jika sosok tersebut membuat ancaman seperti ini bisa dipastikan bahwa hal tersebut berhasil.

Melihat efek yang dilakukannya itupun Vanyo menarik kembali aura yang membuat ruangan ini naik, melihat sekelilingnya yang begitu tegang terkecuali Zeril yang melihat dirinya dengan sedikit fanatisme seperti seorang fans yang bertemu dengan idolanya. Dia pun mengangguk dan melanjutkan perkataannya.

"oleh karena itu.. ini adalah hal yang pertama kalian lakukan, setidaknya kalian semua yang ada disini dan keluarga kalian tidak akan mati kelaparan saat peperangan besar terjadi di kontinen."

Dengan santai Vanyo berkata seperti itu kemudian berdiri. Selebihnya, ia memikirikan hal tersebut nantinya akan dilanjutkan oleh Argon dan Argon nantinya akan berkonsultasi kepada dirinya, dia tidak ingin dibuat pusing oleh seluruh omongan yang ada di ruangan tersebut yang penuh dengan politik nantinya. Setidaknya dia harus memprioritaskan industri terlebih dahulu untuk dibangun sebelum masuk lebih dalam kedalam hal berbau pemerintahan.

"Kalau begitu aku keluar dan hal ini dilanjutkan oleh Argon, setelah itu Argon akan memberitahuku hasilnya. Jika kalian tidak menyukai keputusan yang dibuat disini kalian bisa berhadapan langsung denganku. Sungguh, aku tidak menyukai keributan disini dan setidaknya aku bisa melanjutkan serta menyelesaikan hal yang harus dibutuhkan lainnya untuk tempat ini nantinya."

Menyelesaikan perkataannya Vanyo pun keluar dari ruang pertemuan menuju sebuah rumah yang tidak terlalu jauh dari villa tempat yang ditinggalinya.

Chương tiếp theo