webnovel

TIDURLAH DENGANKU, KIRANA!

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Kau Gila?!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana melihatkan matanya sempurna setelah mendengar apa yang dikatakan oleh Angga.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Di luar tengah hujan deras, apa yang ingin Anda lakukan adalah keinginan saya dengan menyuruhku turun dari mobil?!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Suara Kirana terdengar begitu sarkas, tapi malah membuat Angga meremehkan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Apa kau benar-benar tuli? Sudah kukatakan bukan bahwa tak hanya turun dari mobil aku juga menyuruhmu untuk segera pergi dari pandanganku."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana tertawa dengan ekspresi, ia tidak mengerti kemana arah cara berpikir seorang Angga yang ada di sana berada di sini.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Kau mengatakan kan ini untuk membuatku tidak meningkatkan raga yang bernama Angga, bukan? Namun sadarlah, Kak! Dengan menyuruhku turun di cuaca buruk seperti ini hanya akan meningkatkan pujianmu!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Angga tak menjawab, matanya menelisik setiap inci garis wajah Kirana dengan begitu lekat.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Lagi pula, apa hakmu menyuruhku untuk turun, huh? Jangan katakan karena kau adalah calon suami Mommy-ku! Kau baru saja calon bahkan jika kau menikah dengan Mommyku nanti, itu tidak akan membuat kau memiliki hak sepenuhnya atas diriku sendiri!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana tertawa sarkas. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tangannya berusaha mendorong jauh dari bidang milik Angga untuk memberi jarak di antara mereka. </font><font style="vertical-align: inherit;">Jujur saja, berada dekat seperti ini tidak hanya buruk bagi kesehatan jantungnya, tapi juga buruk untuk pernapasannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Kadangkala di beberapa bagian Kirana memang sempat tanpa sadar menahan napasnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Sudah kukatakan bukan bahwa kau itu adalah bocah ingusan."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kini giliran Angga yang tertawa. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dari tawa yang terdengar begitu mengerikan ditelinga Kirana, perempuan itu sadar bahwa di dalam pikirannya itu pasti sedang berpikir sesuatu yang begitu begitu lucu dan patut dijalankan, tapi mematikan untuk Kirana.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Kau kira karena apa aku mengatakan hal itu? Itu karena aku berusaha mengingatkanmu bahwa kau akan berada dalam bahaya jika ada didekatku untuk saat ini."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Saat ini? sepertinya bahaya memang selalu mengintaiku jika berada di dekatmu?" </font><font style="vertical-align: inherit;">sindir Kirana habis-habisan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Merasa tak lagi bisa menahan diri, tangan itu perlahan terangkat dan bahkan sudah melayang menuju wajah Kirana.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"AKH!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Hal itu sukses membuat Kirana memegang erat sambil memejamkan mata. </font><font style="vertical-align: inherit;">Namun, setelah menunggu beberapa saat rasa sakit yang kira-kira akan segera ia dapatkan tak juga kunjung ia merasakan menyentuh pori-pori kulitnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Saat membuka mata secara perlahan untuk melihat apa yang terjadi, Kirana dibuat tak bisa untuk tidak membuatkan matanya sempurna lagi saat telapak tangan Angga yang besar dan kekar berada tepat di depan wajah. </font><font style="vertical-align: inherit;">Nafas pria itu terdengar terengah-engah bahkan sebagiannya terasa menerpa wajah Kirana.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Pergi!" </font><font style="vertical-align: inherit;">tekan angka kuat dengan mata yang kian berubah dan dipenuhi oleh keinginan untuk menghancurkan Kirana saat itu juga.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana yang merasa tidak memiliki pilihan lain lagi selain memiliki apa yang aku katakan daripada mendapatkan bahaya membuat perempuan itu mau tidak segera mendorong tubuh pria itu dengan kuat hingga tubuh Angga sekitar 70 cm darinya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sesaat Kirana mematung saat mendapati aura Angga yang terkesan mendominasi dan terasa lebih mencekam dari biasanya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Tentu hal itu membuat Kirana lalu berniat melangkahkan kaki untuk turun dari mobil.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">JEDER!!</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sayangnya, belum sempat kaki Kirana pik jalanan aspal yang telah basah oleh air hujan di bawahnya, suara petir yang menggelegar itu membuat Kirana terlonjak kaget hingga kembali duduk di kursi pengunjung sambil menutup telinganya menggunakan kedua tangan itu telah bergetar hebat--perpaduan rasa takut dan dinginnya air hujan serta tiupan angin malam itu.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Keluar!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Bentakan dari Angga kembali terdengar. </font><font style="vertical-align: inherit;">Di saat-saat seperti itu harga diri Kirana seperti baru saja di injak-injak tanpa harganya membuat perempuan itu merasa begitu direndahkan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Keluar atau aku akan memperkosamu di sini!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Mendengar itu, ada sekelebat niat untuk memberontak, tapi menyadari situasi tidak mendukung dan hanya akan menghancurkan dirinya, Kirana memilih untuk mengalah.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Angga sedang dikendalikan oleh emosinya yang begitu kuat hingga membuat pria itu tanpa sadar memberi Kirana begitu banyak tekanan dari segala arah. </font><font style="vertical-align: inherit;">Jika Kirana berusaha pada akhirnya, sudah dapat dipastikan bahwa penderitaan, kehancuran dan sakitlah yang akan terjadi.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Melawan rasa takut yang hinggap semakin kuat saat kaki baru saja memulai perjalanan aspal di bawahnya, Kirana memejamkan mata erat sebelum akhirnya menghembuskan nafas panjang dan segera tetesan demi tetesan air hujan yang begitu deras.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Beberapa detik saja berdiri di tempat yang tidak jauh dari mobil, tubuh Kirana yang semula kering dibuat dengan semangat baru disertai dengan semangat yang luar biasa, bahkan karena kedinginan.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Tuhan, mengapa kau harus menghadapkanku pada situasi seperti ini?"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana berdiri pelan disela-sela jaringannya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Perempuan itu memilih tetap diam di sana, berharap nantinya Angga akan merasa iba pada Kirana dan membiarkan perempuan itu kembali masuk ke dalam mobil.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun Tuhan, hanya ada sinislah yang Kirana dapati.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Merutuki dirinya yang terlalu berharap, Kirana kemudian segera bangkit dan pergi menjauh dari area tersebut saat berbekal sakit dan kecewa yang kembali menggerogoti relung hati.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Kau brengsek, Kak!" </font><font style="vertical-align: inherit;">gumam Kirana di sela-sela lari tanpa tahu arahnya. </font><font style="vertical-align: inherit;">Di tempat yang setiap sisi hanya dipenuhi oleh pohon-pohon yang membuat jalanan ibukota terasa lebih sejuk di siang hari, apa yang bisa Kirana dapatkan dan harapkan dari hal itu di malam hari?</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tak ada tempat untuk berteduh....</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Tak ada yang menemani....</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Ia Seorang Diri, seolah-akan memang terlahir untuk sendiri ....</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">bisa Kirana berharap Tuhan baik hati Anda?</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana sadar jika ia memang sudah keterlaluan selama ini di Angga, tapi mau bagaimana lagi? </font><font style="vertical-align: inherit;">Ketika ego dan rasa kecewa serta amarah yang masih hinggap pada diri Kirana tiba-tiba bersatu tak ada yang bisa Kirana lakukan, baru tiba tiba dirinya sendiri.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kini, Kirana memilih untuk bersandar di pohon besar yang tetesan air hujan masih bisa mengenai tubuhnya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Pikirannya telah melayang ke mana-mana, bahkan hingga Kirana bisa merasakan jika dirinya berada di sana lebih dari 15 menit, pikirannya tak juga berhenti membuat kepala Kirana berdenyut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Memejamkan mata erat sambil menarik napas panjang, Kirana harap di depan mata terbuka ia bisa melihat seorang malaikat dalam wujud manusia yang mau membantunya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Namun, yang ia temukan adalah .....</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"K-Kak Angga...."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Napas Kirana tercekat, kehadiran Angga yang begitu tiba-tiba di sertai cara pria itu melihat dengan sendu tapi sebaliknya pancaran aura yang seperti ingin melakukan hal buruk membuat Kirana bergerak mundur dan menjauh.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Sayangnya, Angga telah terlebih dahulu menarik pinggangnya kemudian membelai pipi Kirana dengan lembut.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Maaf."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Kirana membulatkan matanya sempurna. </font><font style="vertical-align: inherit;">Dia yang tadinya sempat bertanya-tanya akan apa yang terjadi di buat mematung saat merasakan kegunaan itu berakhir di lehernya.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">Jantung Kirana berdegup kencang, ia hendak memberontak, tapi Angga telah terlebih dahulu mendekatkahn wajahnya yang membuat Kirana niatnya untuk mengurungkan niatnya dan mengalihkan napas.</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Aku menginginkanmu malam ini. Akan kubayar berapapun harganya."</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Ti-tidak ...." gumam Kirana ketakutan. Terlebih atmosfer yang dipenuhi oleh hawa mencekam itu </font></font>membuat Kirana sadar bahwa Angga tengah tak bermain-main dengan nafsu yang baru saja ia puas.

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">"Tidurlah denganku, Kirana!"</font></font>

<font style="vertical-align: inherit;"><font style="vertical-align: inherit;">CHUP!</font></font>

Chương tiếp theo