webnovel

Quadraginta octo

Akhir-akhir ini, Calvin lebih sibuk. Karena, harus menjaga little baby'nya, menunggunya, bahkan Calvin sampai tidak sempat untuk mengurus dirinya sendiri. Apalagi, harus menyelesaikan tugas-tugas kampus yang mulai menumpuk di meja belajar? Kayaknya nggak deh. Soalnya yang ada di dalam pikiran Calvin sekarang ini, ya cuma Niko dan Niko. Selain dari kata Niko? Semua itu nggak termasuk. Sorry-sorry aja nih, karena Niko lebih penting dari apapun.

Jiahhh

Pagi sekali Calvin sudah bangun, seperti biasa Calvin akan pergi ke dapur kecilnya. Calvin mulai memasak sembari menyiapkan sarapan untuk Niko, meskipun Calvin tau, kalau Niko nggak akan bangun. Apalagi, berharap memakan masakkan buatan'nya itu.

Selesai membuatkan sarapan, Calvin langsung menyajikannya di atas meja, kemudian sedikit menambahkan hiasan di atasnya supaya terkesan lucu. Soalnya Calvin tau kalau Niko itu suka tema yang menggemaskan, contohnya bentuk love.

Calvin tak berhenti tersenyum,sembari memikirkan tentang Niko. Namun, senyumnya yang manis itu kembali memudar, seakan dia tau bahwa ada sesuatu yang nggak mungkin akan terjadi dengan harapanya barusan.

Selesai membuatkan sarapan untuk Niko, Calvin langsung bergegas melangkah kakinya pergi menuju kamar. Calvin mulai melenggangkan kakinya masuk ke dalam kamar. Menemui kekasihnya yang masih saja tertidur di atas ranjang. Memohon pada Sang Pencipta, agar mengabulkan secuil dari permintaan sederhananya itu, kalian tahu? Saat ini, nggak ada satupun yang Calvin inginkan, selain kesembuhan dari Niko. Calvin berharap kekasihnya itu cepat tersadar, ia sudah sangat merindukanya, mau sampai kapan Calvin harus menunggunya?

Calvin melirik ke sebuah ranjang yang berukuran king Size. Kemudian Calvin beralih melihat ke arah Niko, lebih tepatnya selang infus yang masih terpasang di tangan kanannya, dan Niko masih terbaring lemas di sana. Hatinya kembali tercubit, ketika pandanganya juga tak bisa lepas dari sosok Niko. lalu tangan satunya ikut menutup pintu kamar tanpa mengeluarkan suara decitan.

Calvin berdiri di ambang pintu kamar, sembari mengamati Niko yang terus saja membuatnya merasa bersalah. Bersalah karena perlakuan kasarnya terhadap Niko, Calvin langsung mendekat ke arah Niko dan mulai naik di atas kasurnya. Calvin sangat merindukannya, Calvin tak sanggup harus menunggunya seperti ini. Lebih baik Calvin memilih Niko yang sedang marah tetapi masih bisa melihatnya ceria dan mau berbicara dengan Calvin. Di bandingkan dengan Calvin yang selama lima hari berturut-turut tidak berinteraksi dengan kekasihnya itu, hanya menunggu dan menatap wajahnnya saja.

Memikirkanya malah semakin membuat Calvin menjadi khawatir. Menumbuhkan begitu banyak pertanyaan yang menumpuk di dalam benak Calvin." Apa Niko sengaja menghukumnya?" Ah, jangan deh. Calvin nggak akan sanggup kalau di suruh menunggunya lebih lama lagi. Calvin ingin segera memeluknya, menciumnya, melakukan keinginanya, dan semuanya.

Calvin tampak mengelus pucuk rambut Niko, sudut bibirnya tersenyum tipis.

"Sayang, aku kangen... kamu kapan bangun?" tanya Calvin yang sudah kesekian kalinya nggak pernah di jawab sama Niko.

Calvin menidurkan kepalanya di samping bantal Niko, dia menatap sejenak ke arah Niko kemudian berganti melihat hape Niko yang masih tergeletak di sampingnya. Selama ini Calvin penasaran, sebenarnya siapa pria yang sering menelfon Niko itu. Calvin mulai mengambil alih hape milik Niko, dan benar saja! Sudah lama sekali Calvin nggak pernah mengecek atau memperhatikan ponselnya. Ternyata memang di ganti pasword sama Niko, berhubung pasword hapenya nggak terlalu sulit. Cuma merekam wajah Niko saja sudah dapat membukanya.

Waktu Calvin mulai membuka ponselnya, di layar depan, ia di kejutkan dengan beberapa notifikasi pesan dari kontak seseorang bernama " Hubby" Bibir Calvin tampak bergerak pelan membaca nama kontak tersebut.

Deg

Entah, perasaan panas apa yang sekarang Calvin rasakan. Benar! mungkin saja saat ini Calvin memang sedikit luluh terhadap Niko. Tetapi, ketika dia mulai membaca pesan dari seorang bernama hubby, dalam hatinya ingin sekali Calvin membuang jauh-jauh ponsel Niko. Agar Niko tidak bisa lagi berhubungan dengan orang itu, bisa saja orang itu spesial. Siapa orang ini?

Jujur Calvin sangat cemburu, bahkan lebih cemburu dari keyla yang notenya dia adalah kekasih Calvin. Tanpa menunggu lama, Calvin segera membuka isi pesan tersebut dan membaca satu-persatu.

*Pesan*

Hubby : By (06 feb 2022)

Hubby : Woi!

Hubby : Angkat telfon gua dong!

Hubby : kemana si orangnya? ( 09 feb 2022)

Hubby : Ada calvin ya? Makanya lu nggak bisa balas pesan?

Hubby : Kok, gua jadi kengen by :(

Hubby : Babyyy balas

Hubby : Gua aduin ke keyla nih...

Hubby : Nikk (11 feb 2022)

Masih banyak berderetan pesan yang masuk ke ponsel Niko dan pengirimnya dari seorang bernama Hubby. Sebenarnya siapa sih dia? Nggak mungkin Niko mengkhianatinya, Calvin tau betul bagaimana sikap Niko dulu yang selalu mengejar cintanya. Pasti ada alasan tertentu di balik ini semua, dan membuat Niko mau menerima orang itu.

Calvin sengaja membalas pesannya, karena pengen tau alasan kenapa Niko berani bermain Api di belakang Calvin. Sekaligus mencari tau siapa orang itu.

Niko : Baby?

Baru saja Calvin membalas pesan dari seorang bernama Hubby, nggak menunggu lama dan hanya beberapa menit saja Calvin langsung mendapat pesan balasan.

Hubby : Kemana aja woi?

Hubby : kangen tau

Niko : Kangen, emangnya lu siapa?

Hubby : Pacar lah bego!

Niko : kapan jadian?

Hubby : Kaga penting mah kapan kita jadianya. Yang, jelas! Lu tu pacar gua meski gua maksa dikit wkwk...

Niko : Oh

Hubby : Oh, doang? Gua kangen suara lu telfonan kek...

Niko: Read

Calvin menutup ponsel Niko, dia malas untuk meladeni lebih lama orang aneh tersebut. Namun, dia sedikit mendapat titik terang tentang hubungan mereka berdua, Calvin meletakkanya kembali ponsel Niko di sampingnya. Dia mulai beralih melihat Niko yang masih memejamkan matanya, detik kemudian bibirnya tersenyum.

Cup

Calvin mendaratkan kecupan manis pagi ini buat Little baby. Mungkin kalau di hitung sudah ratusan kali Calvin menciuminya. Ah, intinya Calvin sangat merindu.

^^^

Sehabis mengantarkan Keyla pulang dari kampus, dan semenjak hari itu Keyla tak pernah mendapat kabar dari Calvin. Mungkin saja Calvin memang masih sibuk di negera asing. Sebelum Calvin berangkat ke singapura, Calvin sudah mengatakanya lebih dulu, kalau Calvin janji sesampainya di sana, akan sering-sering memberinya kabar atau mengirimnya beberapa pesan lewat chating atau pun telfon. Walaupun Keyla hanya menerima pesan singkat dari Calvin, itu tak masalah buat Keyla. Yang terpenting Keyla tau bagaimana keadaan, dan kabar Calvin di sana.

"Aduh! Calvin kemana sih? Masak sampe lima hari ini, dia nggak ada ngabarin aku?" batin Keyla yang menggerutu sepanjang hari.

Hari ini jadwal kuliah keyla di jam 13:00 siang, jadi pagi itu waktunya di habiskan cuma buat rebahan di atas kasur sembari menunggu pesan masuk dari Calvin.

"Calvin kemana sih?" katanya lagi.

Keyla bolak-balik homescreen dan balik lagi ke aplikasi line. Tapi, tetap saja Keyla belum mendapat notif dari Calvin. Pesan yang sangat Keyla tunggu.

Tok tok

Keyla terperangah waktu mendengar suara ketukan pintu dua kali yang berasal dari pintu kamarnya.

"Masuk!" jawab Keyla dari dalam kamar.

Pintu kamar terbuka, lalu menampilkan sosok gadis cantik yang umurnya lebih tua dari Keyla. Keysia melenggang kakinya masuk ke dalam kamar adiknya, dia duduk di tepi ranjang membuat keyla menoleh.

"Kirain bunda," ucap Keyla.

"Bunda lagi ke pasar. Ini kamu sibuk nggak?" tanya Keysia. Keyla menggelengkan kepalanya meski tangan masih sibuk megang hape yang nggak bisa lepas dari tangan keyla.

"Nggak, kenapa memang kak?" tanya keyla dan mulai menatap kakaknya.

"Temenin kondangan, ke acara temen kerja kakak. Kamu masuk kuliah siang kan?" keyla mengangguk kemudian memberhentikan kegiatanya yang sibuk main hape dan beralih beranjak dari atas kasur.

"Kapan?" tanya keyla yang menoleh ke belakang sembari mengambil handuk di gantungan dinding.

"Jam 10:00 kakak udah tunggu di bawah," ujar Keysia.

Bentar! Jam 10:00.

Keyla menoleh dan langsung melirik jam dinding yang menempel di dinding kamarnya. Jam sudah menunjukan pukul 09:30, dan sekarang dia hanya punya waktu setengah jam buat bersiap-bersiap. Keyla berdecak, kenapa nggak dari tadi sih bilangnya? Kalau gitu kan keyla bisa bersiap-siap lebih awal.

"Setengah jam mau berangkat, dan lu baru bilang sama gua?" Keyla memandang kesal ke arah kakaknya, sedangkan yang di tatap malah sama sekali tidak merasa bersalah. Keysia langsung bangkit berdiri dari duduknya kemudian menyuruh keyla untuk segera mandi, karena keysia juga sudah siap dari tadi. Keyla menghentakkan kakinya di atas lantai meski pelan, benar-benar ya kakak'nya itu membuat Keyla kesal. Coba bilang dari awal! Tanpa memperpanjang masalah, keyla langsung bergegas menuju kamar mandi. Walaupun masih saja mengomel dan mengumpat keysia kakaknya itu.

Keyla sudah siap dengan pakaiannya yang memang cocok di pakai untuk acara kondangan. Lebih tepatnya mereka berdua coupelan. Siapapun yang melihat Keyla dan keysia akan beranggapan bahwa mereka itu kembar. Karena memang memiliki paras yang sama cantiknya, di tambah tahi lalat yang menempel di dekat sudut matanya membuat mereka benar-benar terlihat sangat mirip.

"Kok, kita jadi mirip gini sih," kata keysia membuat keyla senyum.

"Iyalah, mirip. Orang kita adek kakak!" jawab Keyla.

Kemudian mereka berdua melangkahkan kakinya pergi meninggalkan ruang tamu. Tapi, sewaktu keyla mau mengunci pintu rumah, ponselnya tiba-tiba saja berdering. Keyla langsung mengambil ponselnya yang ia masukkan ke dalam totebag, keysia yang sudah siap dengan motornya itu jadi berhenti, gara-gara mendengar suara ponsel adiknya yang berdering beberapa kali. Keysia mematikan kembali stater motornya.

"Siapa?" tanya Keysia penasaran.

"Calvin, bentar ya kak," jawab Keyla. Keysia yang mendengar nama Calvin langsung jadi badmood. Keysia memutar bola matanya malas kemudian mengangguk sampai keyla selesai mengobrol dengan Calvin di telfon.

*Panggilan 10:02*

[...] sapa di sebrang telfon

[Huaaaa sayang,] pekik Keyla histeris. Keyla langsung menutup mulutnya dengan kelima jari, saat suaranya mulai terdengar begitu nyaring. Nggak bisa membohongi hatinya, bahwa sekarang keyla benar-benar merasakan senang dan ingin berjingkrak rasanya. Demi, apa? baru saja Keyla mendengar suaranya Calvin. Suara yang beberapa hari ini, tak pernah lagi keyla dengar. Mendengarnya saja sudah membuat keyla menjadi bertambah rindu dengan kekasihnya itu.

Chương tiếp theo