Surya baru saja tersadar dari pingsannya. Ia terbangun dengan kondisi kaki dan tangan diikat dengan keras. Mulutnya disumpal agar ia tak bisa berteriak meminta tolong pada orang lain.
Matanya pun langsung membelalak kaget kala melihat Zaira di hadapannya sudah tak utuh lagi. Dugaannya benar, Holland telah membunuhnya. Ia kini tengah bertatapan dengan kepala Zaira yang sudah terputus dan dihadapkan dengan daging-daging Zaira yang sudah dikuliti.
Terdengar suara asahan pisau dari sebuah ruangan yang tertutup di samping ruangan yang ia tempati. Oh ya Tuhan, apakah ini adalah ajalnya? Kenapa harus secepat ini? Surya bahkan kangen pada ibunya, ia ingin bisa pulang membanggakan ibunya.
Namun, suara asahan pisau itu seketika menghancurkan semua mimpi-mimpinya. Beberapa kali pun ia coba berpikir positif pun tak bisa. Apa yang harus ia lakukan sekarang? Bahkan ia tak mau mati sekarang, ia masih ingin hidup.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com