Cahaya matahari perlahan mulai masuk ke dalam rumah tua milik pak Adnan itu. Deon membukakan matanya karena ia paling sensitif tidur dengan terkena cahaya secara langsung.
Deon lantas segera bangun dan membangunkan Qei yang masih terlelap dalam mimpinya.
"Qei, bangun! Sudah pagi, " ujar Deon.
"Ungh—iya! " sahut Qei yang tak lama kemudian ia pun terbangun sembari mengucek matanya.
"Mau kau dulu atau aku dulu yang ke kamar mandi? " tanya Deon.
"Kau saja, aku masih mau rebahan, " jawab Qei lemas.
"Baiklah, jangan buru-buru aku tapi, ya! Aku mau buang air besar kalau begitu, " sahut Deon yang dibalas anggukan oleh Qei.
Deon pun segera meninggalkan Qei begitu saja. Perutnya mendadak melilit sakit karena cuaca di desa ini sangat dingin. Mana tadi malam, ia sembunyi-sembunyi memakan mie cup yang ia bawa dari rumah.
Namun, baru saja Deon masuk kamar mandi. Qei langsung bangun dan tersadar dengan mata yang membelalak kaget.
"Deon dalam bahaya! " ucapnya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com