Gadis itu pergi memanggil kedua temannya untuk pergi ke ruangan Boy. Sedangkan Boy menatap bangga kearah Rania yang berjalan disampingnya.
"Tidak salah papa percaya sama kamu," kata Boy.
"Iya dong, Rania," sahut Rania dengan nada sombong.
"Emang kamu tahu aku mau ngomong apa?" tanya Boy.
"Paling sama kayak si mata keranjang itu, yang bilang aku selalu bisa diandalkan. Dan aku adalah sekretaris terbaik, benar tidak?"
"Tidak!"
"Masak?" goda Rania.
"Kamu jangan goda aku, nanti kalau aku lepas kendali bisa heboh seisi kantor," bisik boy.
Mendengar bisikan Boy Rania memilih untuk diam tidak melanjutkan godaannya terhadap Boy. Dia takut jika benar-benar hilang kendali akan melakukan sesuatu yang akan membuat heboh seisi kantor.
"Kamu kenapa diam?" tanya Boy.
"Nggak," jawab Rania yang tidak berani menatap mata Boy.
"Kamu takut ya?" Ledek Boy.
"Enggak kok, itu sebentar lagi kita sampai di lantai 12," sahut Rania.
"Alah, bilang aja kalau takut," desak Boy.
Ting...
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com