webnovel

LEBIH MENARIK SAAT BERCINTA

Ternyata yang dijual murah adalah pemukinan kumuh yang Malphas inginkan, harganya pun sangat murah. Bihan langsung bertemu dengan pemiliknya. Harganya sangat murah dan lokasinya pun seperti yang diinginkan Malphas, Tuhan benar-benar membantu Bihan

"Kami menjual seluruh blok ini," kata pemilik tanah itu. Dia pun meminta, paling lambat besok untuk semua transaksinya. Luas tanah yang sangat luas seperti keinginan Malphas.

"Bagaimana harganya, apakah bisa berkurang lagi," ... "Aku akan kembali sore ini untuk memberikan keputusan, tolong tunggu sebentar. Aku akan berdiskusi dengan bosku."

Pria itu mengangguk dan berkata," Baiklah."

Bihan harus cepat kali ini, ia harus menemui Malphas. Ia berlari tergesa-gesa kembali ke markas Demon.

"Aku harus bertemu secepatnya dengan, Bos Malphas," Bihan berkata kepada petugas yang ada di markas.

"Bos tidak ada di tempat, Nona Bihan," kata petugas.

Betapa tololnya Bihan, memang benar Malphas sering menghilang tiba-tiba. Sebagai kekasihnya. Kenapa ia tidak tahu dia kemana.

"Apa kau tahu dia berada di mana, sekarang." Napas Bihan masih tersenggal-senggal akibat berlari ke tempat itu.

"Tidak tahu, Nona," ... "Sebentar, tadi sebelum pergi. Tuan Malphas menitipkan sesuatu ke petugas lain, akan kupanggilkan."

"Benarkah ... dia berada di mana, sekarang?" tanya Bihan.

Seorang petugas lain datang ke arah Bihan sambil menyerahkan note pesan. Bihan membuka dan membacanya, "Bihan, aku percaya kepadamu. Jika sudah sepakat harga dengan Agares, secepatnya kau urus di notaris kesepakatan perjanjian. Supaya dia tidak membatalkan perjanjian. Dan ini ... kutinggalkan cek senilai sepuluh persen dari harga tanah itu."

Bihan jadi bingung yang harus ia lakukan. Cek yang ditinggalkan Malphas untuk mengikat perjanjian dengan Agares, Malphas tidak tahu harga tanah milik Agares sudah naik berkali lipat dari harga sebelumnya.

Di depannya, justru ditawarkan tanah lain yang lebih murah, yang dulu disukai Malphas. Dan Bihan harus memutuskan untuk memilih secepatnya.

"Nona Bihan. Bos berpesan, dia percaya apapun yang kau lakukan. Itu pesannya," kata petugas yang memberi note pesan dari Malphas. "Bos juga berpesan, dia mungkin tidak bisa bertemu. Karena banyak urusan penting."

"Baiklah," jawab Bihan.

Bihan meninggalkan tempat itu. Ia butuh seseorang yang ia percaya untuk bertukar pikiran, mana yang harus ia lakukan.

Saat keluar markas, dilihatnya Shana—teman Bihan yang memberitahukan tentang tanah dijual—menghampiri Bihan.

"Bagaimana, kau sudah ke tempat yang tadi. Cepat kau putuskan, jika tidak cepat akan terlambat, ada banyak peminat menginginkannya."

"Baiklah, aku kesana lagi sekarang," jawab Bihan.

Bihan memutuskan membeli tanah di dekat pelabuhan dengan harga yang murah.

***

Di lokasi tanah yang akan dijual ....

"Bisakah harganya diturunkan lagi. Jika bisa, aku akan meminta notaris untuk membuat surat perjanjian tertulis, aku akan membayar uang muka sebesar sepuluh persen dari harga tanah ini," Bihan mencoba menawar. "Aku sudah membawa cek yang sudah tertulis jumlah nominalnya."

"Itu sudah murah, berapa cek yang kau bawa," kata penjualnya.

Bihan menyebutkan nominalnya.

"Baiklah. Kita ke notaris sekarang, aku setuju," kata pria itu.

Bihan selalu mengingat pesan Malphas, ia akan membawanya ke notaris pilihan Malphas.

Mereka sempat berdebat tentang notaris, tetapi akhirnya pria itu setuju.

***

Di kantor notaris.

"Kau yakin akan membeli tanah itu, apakah kau tidak tahu ...," kata notaris itu.

Pria penjual memotong ucapannya. "Cepat kau lakukan tugasmu, aku sibuk dan tidak memiliki banyak waktu."

Bihan juga yakin. "Aku yakin, kerjakan saja secepatnya.".

Surat itu dibuat sah ditandatangani semua pihak dan Bihan harus melunasi dalam waktu satu bulan.

Hati Bihan bercampur antara senang dan khawatir akan kegagalan.

Hari sudah mulai petang, ia melangkah untuk pulang, tetapi berpikir Malphas tidak ada di rumah, lebih baik Bihan berjalan-jalan meninjau lokasi tanah yang sudah pasti akan dibeli dengan uang Malphas.

Bihan duduk sendiri di tepi pelabuhan sambil merokok di dekat lokasi itu, tanpa disadari telinganya mendengar suara bercakap-cakap.

"Harusnya kau beri lebih, tanahmu sudah bernilai terjual," kata Shana.

"Kau hanya seorang bayaran, jangan serakah. Kupikir aku sudah cukup memberi bagianmu," kata pria penjual tanah itu dengan logat rusianya.

"Dalam satu bulan, tanah itu akan diambil alih pemerintah untuk diadakan pembersihan, lokasi itu terlalu kumuh dan akan dijadikan tempat pembuangan sampah atau limbah," jawab Shana.

Bihan kaget, ia sudah salah bertindak, ia tertipu oleh temannya sendiri. Jadi harga murah yang diberikan karena tanah itu akan diambil pemerintah untuk tempat pembuangan sampah.

"Bagimana mungkin bar milikku bersebelahan dengan tempat sampah yang bau?" khawatir Bihan. "Bagaimana aku menjelaskan kepada Malphas, aku sudah membuang uangnya ... dan gagal mendapat kepercayaannya?"

Bihan langsung keluar menarik Shana.

"Apa yang kau lakukan terhadapku, kenapa kau menipuku, apa salahku?"

"Di dunia ini, uanglah yang berkuasa. Hahaha ...," lelaki Rusia itu menertawakan kebodohan Bihan.

"Maaf, aku memerlukan uang," jawab Shana. "Itu juga bukan uangmu. Sebaiknya santai saja, kekasihmu orang kaya, tidak akan mempersalahkan uang kecil itu."

Bagaimana bisa Shana berkata seperti itu.

"Akulah yang berkencan dengannya sebelum dirimu, jika dia marah kepadamu, biarkan aku mengantikanmu untuk menjadi kekasihnya, kau terlalu bodoh untuk menerima kepercayaannya," jawab Shana santai.

Bihan masih tidak habis pikir. "Aku mempercayaimu, tetapi kau lakukan hal ini, kau sangat keterlaluan. Apa kau ingin bersamanya, tidak akan kuizinkan!" Bihan berteriak marah.

"Dia lebih cocok bersamaku, aku pasti akan memuaskannya. Tidak sepertimu yang tidak bergairah terhadap seorang pria besar, bagaimana juga dia memilihmu menjadi kekasihnya ... aku ulang sekali lagi. Sebelum bersamamu, dia menjerit puas bersamaku," jawab Shana.

"Jadi kau merencanakan ini semua sebelumnya, kau sudah tahu hubunganku dengannya. Kau juga tahu, aku tidak bergairah terhadap pria besar. Kau mengincarnya untuk kau jadikan sumber uang, DASAR WANITA JAHAT!" Bihan teriak marah.

"Uang adalah terpenting saat ini, aku juga ingin sepertimu mendapatkan fasilitas rumah mewah dan seseorang memberikan aku sebuah pekerjaan milikku sendiri. Aku tidak ingin bekerja seperti ini terus, yang tidak jelas," jawab Shana.

Bihan mempercayai orang yang salah, ia menceritakan semua masalahnya kepada orang yang salah dan sekarang wanita ini menusuknya, menginginkan yang Bihan dapatkan sekarang.

"Kau sungguh beruntung, saat dulu pria kurus itu memilihmu dari pada aku, sekarang pun pria besar juga melakukan hal yang sama, kedua orang itu sudah bercinta denganku sebelum denganmu!" jawab Shana.

Bihan kaget, berarti dulu Shana juga berpura-pura baik, dia menginginkan pria kurus yang merupakan kekasihnya sebelumnya, sekarang pun terhadap Malphas dia juga menginginkannya.

Bihan sangat marah. "Jadi kau sudah bercinta dengan mereka sebelum diriku, kau sudah bercinta dengan Malphas sebelum dia memilihku."

"Iya! Kenapa ... kaget. Mereka orang kaya, bebas membeli orang seperti kita, jangan seperti manusia suci," jawab Shana sinis.

Bihan sudah tidak mempedulikan perasaannya, ia ingin memukulnya tetapi ia tahan.

"Jika kau sudah pernah bercinta dengan kekasihku, dan kekasihku memilihku, berarti lobangmu tidak bisa memuaskan mereka, Dasar tolol dan Culas," hardik Bihan sambil mengejek .... "Aku sadar kalau aku bodoh, tetapi aku lebih jelita dan menarik saat bercinta dibanding denganmu."

Chương tiếp theo