webnovel

Misi Selesai

"Airinidea Milekelus Satset!"

Usai merapal mantra sihir airnya, 3 kepala naga dalam bentuk air tiba-tiba muncul dari pedang yang dipegang Polo. Seketika ketiga naga berukuran besar itu langsung menerkam kepala masing-masing dari 3 Luworf yang ada. Tubuh ketiga Luworf itu pun tergeletak dengan bersimbah darah. Sedang kepala mereka sudah ditelan mentah-mentah oleh si naga air.

Tak lama kemudian, ketiga naga air itu kembali masuk ke dalam pedang Polo. Polo memasukkan kembali pedang miliknya ke wadah yang berada di pinggangnya. Sieska sendiri segera menghilangkan sihir tanaman rambatnya.

"Wiihhh! Hebat sekali, Kak Polo dan Kak Sieska! Bisa mengalahkan 7 ekor Luworf dengan kerja sama yang bagus!" pekik Gonocos yang melihat langsung pembantaian Luworf.

Polo dan Sieska menengok ke arah Cos berdiri. Mereka melangkah menghampiri Cos kemudian Polo berkata dengan percaya dirinya, "Sudah pasti dong, Cos! Calon Kaisar Sihir gitu loh!"

Cos menampakkan raut wajah julid.

"Mana ada Kaisar Sihir mengalahkan Luworf dengan cara begini. Terlebih lagi dibantu oleh perempuan juga. Yang nantinya akan menjadi Kaisar Sihir itu aku, Gonocos!" ucap Cos tak mau kalah.

Sieska hanya layangkan senyum lebar mendengar penuturan Cos. Tak menghiraukan ucapan Cos, Polo langsung saja melangkah guna menuju guild.

"Suka hati kau, Cos! Yang jelas nantinya aku akan menjadi Kaisar Sihir! Nah sekarang, ayo kita kembali ke Guild! Hari sudah hampir sore," ajak Polo tanpa memalingkan badannya.

Melihat hal itu, Cos cepat menyusul Polo berniat menanyakan sesuatu padanya. Begitu juga dengan Sieska yang berjalan menyusul langkah Polo.

Dengan wajah kesal Sieska berujar, "Tunggu sebentar, Pol! Kita istirahat dulu di sekitar sini. Kenapa terburu-buru begitu hendak kembali ke guild?"

"Itu benar! Aku juga hendak menanyakan berbagai pertanyaan padamu, Kak Pol. Bisakah kita istirahat sejenak dulu?" tawar Cos.

Pada akhirnya Polo pun berhenti melangkahkan kaki dan menatap Cos serta Sieska bergantian.

"Baiklah, kita istirahat di sebuah teras rumah kosong depan sana," ujar Polo seraya menunjuk rumah kosong.

Mereka bertiga pun rehat sejenak di sebuah teras rumah yang telah ditinggalkan warga sekitar. Hanya ada beberapa warga yang masih memilih untuk menetap di rumahnya sendiri.

Teror yang disebabkan oleh para Luworf sudah berlangsung sekitar sebulan yang lalu. Tak menentu kapan para Luworf memasuki lahan pemukiman warga, yang jelas saat tengah hari sampai sore, para warga lebih memilih untuk tetap berada di dalam rumahnya masing-masing. Para warga seakan tahu kebiasaan para Luworf.

"Sebenarnya apa tak jadi masalah jika kita langsung pulang dan meninggalkan bangkai para Luworf di depan hutan begitu saja, Kak?" tanya Cos penasaran.

"Tenang saja, Cos. Misi kita sudah beres dan kita hanya perlu kembali ke guild secepatnya untuk bisa mendapatkan imbalan dari misi ini," jawab Polo sembari mengorek hidungnya. Setelah mendapatkan yang ia cari, dengan cepat Polo membuangnya begitu saja.

Sieska yang berada di samping Polo dan melihat hal itu langsung sikutkan lengannya pada Polo. Dia agak risi dengan hal jorok yang Polo lakukan.

"Lantas apa besok kalian berdua akan melaksanakan misi ini lagi? Bukankah besok para Luworf juga akan masuk kembali ke pemukiman? Kenapa tidak meminta bantuan penyihir kelas S ke atas saja untuk membasmi semua Luworf yang ada di dalam hutan itu?" tanya Cos bertubi-tubi.

"Dalam seminggu ke depan para Luworf tidak akan berani masuk ke pemukiman di sekitarnya lagi, Cos. Hal itu dikarenakan mereka sudah mengklaim tempat berkuasanya masing-masing dalam satu rombongan. Tapi jika si Luworf raksasa mengetahui bahwa luworf bawahannya sudah mati, maka dia akan mengerahkan rombongan luworf yang lain untuk menguasai daerah yang tadi. Hanya sebatas itu kami mengetahui kebiasaan Luworf. Dalam artian, satu minggu ke depan wilayah ini tidak akan diserang Luworf lagi," jelas Polo dengan gamblang.

"Nah itu benar, Cos. Perihal meminta bantuan para penyihir tingkat S ke atas sudah sering dilakukan. Namun rupanya semenjak kehadiran si Luworf itu lagi, berapa banyak pun jumlah Luworf yang berhasil dibunuh nantinya akan muncul lebih banyak lagi. Kami pun belum mengetahui dengan pasti alasan mereka muncul lagi setelah menghilang selama ini," tambah Sieska.

"Lupakan tentang Luworf itu, Cos. Jadi bagaimana menurutmu kehebatanku dalam menggunakan pedang? Cukup mahir, bukan? Pantas untuk menjadi seorang Kaisar Sihir, kan? Ya iya dong! Sebentar lagi juga aku akan naik tingkat menjadi tingkat S!" kata Polo dengan sombongnya.

"Wih keren si, tapi cara bertarungmu yang tak keren. Sudah kubilang sebelumnya. Nantinya tetap aku yang akan menjadi Kaisar Sihir!" timpal Cos.

Polo hanya tertawa lantas bangkit dari duduknya kemudian berkata, "Ya sudah, hanya hal itu yang kamu ingin tanyakan kan, Cos? Ayo kita kembali ke guild sekarang sebelum senja datang."

"Tunggu sebentar, Kak! Sebenarnya ada satu hal lagi yang buatku penasaran tadi,"

"Apa itu, Cos?"

"Aku sungguh takjub dengan kekuatan pedang kak Polo! Tapi ke mana menghilangnya kepala dari Luworf-luworf itu? Apakah itu terserap dalam pedangmu?" tanya Cos untuk terakhir kalinya sebelum kembali ke guild.

"Oh itu, sebenarnya kepala dari Luworf sudah sepenuhnya ditelan oleh ketiga kepala naga yang bersemayam dalam pedangku. Nantinya pedang ini akan memuntahkan kembali kedua telinga Luworf yang sudah dibunuh tadi sebagai bukti bahwa kita telah menyelesaikan misi ini. Saat kita sampai di guild nanti, kedua telinga dari masing-masing Luworf ini akan diberikan pada resepsionis supaya nantinya kita juga dapat mengambil imbalan yang sudah disiapkan. Kau sudah puas, Cos?" jelas Polo panjang lebar.

Cos mengangguk pelan kemudian bangkit dan berkata, "Ayo kita kembali ke guild!"

Ketiga orang itu pun melangkah menjauhi pemukiman warga di situ. Ketiganya sampai di guild tepat malam hari. Tapi Master, Zel, dan Freeya juga belum menampakkan batang hidungnya. Sedang Vos mendapati kedua saudarinya tertidur pulas di kamar Freeya.

Cos hari itu cukup senang karena bisa mendapatkan sebuah pengalaman dalam menuntaskan misi bersama anggota guild. Impiannya untuk mencapai tingkat Kaisar Sihir dan melindungi semuanya seakan melupakan tujuan awalnya yang berniat mencari sosok kedua orang tua kandungnya.

Usai menemui kedua saudarinya yang sudah terlelap dalam mimpi, Cos memilih untuk berkumpul bersama petualang lain sembari menunggu kedatangan Zel. Ia bersama beberapa penyihir tingkat A, B, dan C menceritakan pengalamannya siang tadi. Wod dan Sio pun ikut mendengarkan ocehan bocah 12 tahun itu.

"Aku sungguh tak sabar ingin dilatih oleh guru yang pernah melatih Paman Zel. Aku harus bisa menjadi lebih kuat lagi!" ucap Coa sebelum memejamkan kedua matanya malam itu.

Chương tiếp theo