"Ana kenapa kamu menangis?" tanyaku saat masuk.
"Mamah sudah bicara dengan Ana," ucap Mamah.
"Bicara apa Mah?" tanyaku.
"Soal yang tadi Dokter katakan, kalau Mamahnya Ana harus masuk Rumah Sakit Jiwa," jawab Mamah.
"Aku bisa menerimanya kalau itu yang terbaik untuk Mamah," ucap Ana sambil menangis.
"Kamu jangan khawatir walau begitu kita akan tetap cari cara untuk menyelesaikan masalah ini," ucapku.
"Baiklah kalau begitu akan mengurus-ngurus dulu data pemindahan Mamah karena Dokter menyuruh untuk segera," ucap Ana mencoba tegar.
"Yang sabar ya." Mamah mengelus kepala Ana.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com