Ariel mengingat-ingat itu, lalu tersentak kaget. "Lo nguping?"
"Nggak sengaja dengar!"
Ariel tertawa geli lalu menjitak kepala Niky. "Udah deh, Ky, mau gue jelasin juga lo nggak bakalan ngerti. Karena yang bisa ngerti gimana perasaan Gue ke Luna tanpa baper itu cuma Amir. Tapi intinya., sejak gue mengutarakan perasaan gue ke Luna, rasanya... gue benar-benar lega. Beban yang selama ini ada di pundak gue lepas gitu aja. Gue masih sayang Luna, tapi nggak lagi berharap bisa memiliki Luna." Ariel menatap Niky. "lo ngerti nggak?"
"Nggak," jawab Niky singkat.
"Kan, beneran bego." Cibir Ariel. "udah lah, malas gue bahas soal Luna sama lo. Nggak bakalan ngerti juga. Tapi makasih ya, udah cemburu."
"Dih, apaan," Niky mendorong tubuh Ariel agar pelukannya terlepas. "siapa yang cemburu sama lo? Najis banget! Sok kecakepan lo, Riel."
"Buktinya, lo cinta sama gue."
"Dulu kali, sekarang sih udah enggak."
"Enggak, tapi tadi gue dum mau-mau aja lo.~
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com