"Karena kalian tidak pernah tau apa yang terbaik buat kalian. Hanya aku yang tau!" sentak Tuan Angga bangkit. Rahangnya mengeras. Urat-urat pada pelipisnya menegang menatap pada Rahel.
"Ayah tidak tau! Ayah tidak tau apapun! Apakah pernah Ayah tau, kapan aku menangis semalaman hanya gara-gara Ayah memasukkan aku di sekolah yang tidak aku sukai? Apakah Ayah tau, saat semua teman-teman mengucilkan aku hanya karena mereka takut berteman dengan aku. Karena Ayah sangat membenci orang-orang miskin yang dekat denganku!" Rahel bangkit, tangisannya semakin tergugu. Baru kali ia mengungkapkan semua kekesalan hatinya pada Tuan Angga. Setelah sekian banyak pertengkaran yang terjadi antara dirinya dan lelaki itu.
Wanita bertubuh subur itu pun bangkit mengusap lembut bahu Rahel. Berusaha untuk menenangkan gadis kecil yang kini telah tumbuh dewasa.
"Sudah Rahel, sudah!" pinta Nyonya besar berusaha meredam amarah Rahel. Tidak terasa pelupuk netra wanita itupun telah dipenuhi air mata.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com