Aku tetap menatap ayah dengan tajam walau ia membentakku seperti itu.
"Berani sekali kau berkata seperti itu kepadaku! Mau jadi apa kau? Hah?" Nada suara tak lagi meninggi, ia bertanya dengan nada suara yang lebih pelan.
Aku tersenyum simpul, lalu membalas, "Haha. Anda tanya saya mau menjadi apa? Memangnya apa peduli anda terhadap saya? Saya diperkosa oleh teman anda, anda diam saja! Bahkan anda menjadikan saya sebagai jaminan judi anda dan sekarang anda masih menanyakan hal itu? Lucu sekali!"
Aku sengaja meremehkan perkataannya tadi. Menyebalkan sekali dia dengan seenaknya menanyakan mau menjadi apa aku ini. Untuk keadaan yang sangat kacau dan tubuh yang terasa hina, sepertinya sudah tak ada harapan untukku memilih menjadi seperti apa aku nanti. Sakit hatiku ditanya seperti itu sementara ia pun tahu bagaimana keadaanku. Aku tersenyum saat melihatnya tercengang mendengar ucapanku barusan. Aku pun segera pergi meninggalkannya sendirian.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com