"Kalau bukan papa yang takut, lalu apa masalahnya? Bukankah kita hanya perlu menaiki gunung, mencari pintu masuk ke terowongan untuk menuju ke Kuil Kuno Kucing, meletakkan Dede Rei di kanal yang berada di sana, lalu pulang? Bukankah hanya seperti itu? Lalu, apa masalahnya, Papa?" Siji berucap, ambisius.
"Masalahnya ada pada dirimu, Abang!" Tuan Yudha berkata dingin. Ia menunjuk perut Siji kiri menggunakan jari telunjuk. "Apa Abang yakin, Abang bisa bertahan dengan kondisi selemah itu, hah?! Kau hanya memiliki satu ginjal, Bang. Dan kau tidak boleh terlalu lelah. Apa Abang yakin mampu menaiki gunung, berada di tempat yang ada gas beracunnya dan mencari pintu masuk memasuki perut gunung, eum?"
Siji terjatuh duduk ke belakang. Ia malah tersenyum mendengar bentakan sejak tadi.
"Ah ... jadi hanya itu masalahnya, Pa? Ahahaha ... abang tidak menyangka jika cara berpikir papa sangat pendek seperti itu." Siji berucap di sela tawanya.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com