Suatu event biasanya selalu hadir di sebuah game online. Kadang ada suatu event yang dilakukan satu bulan sekali, enam bulan sekali bahkan setahun sekali.
Hal ini pun tidak terelakkan pada permainan Toko Kirana yang ada di ponsel Cien. Sebuah event tiba-tiba saja muncul, dan yang membuatnya terkejut adalah isi dari event tersebut.
Karena permainan yang dimainkan oleh Cien merupakan suatu permainan yang berpengaruh ke dunia nyata, maka event itu pun terjadi di dunia nyata. Event yang diberitahukan oleh ponselnya adalah Festival Polaris, yang di mana merupakan salah satu festival terbesar yang ada di Kerajaan Huntara.
Festival Polaris diadakan dalam memperingati hari kematian salah satu Champion dari Huntara bernama Jesper Polaris. Seorang pahlawan yang berhasil menghentikan invasi Abyss ke tanah Huntara ratusan tahun yang lalu.
Pada rangkaian kegiatan dalam festival tersebut, terdapat sebuah kegiatan pasar terbuka. Di mana para pedagang dari seluruh penjuru Benua Kastia diperbolehkan untuk menjual barang dagangannya di seantero jalanan Kota Wynteria, Ibukota dari Kerajaan Huntara.
Dan Cien sebagai pemilik Toko Kirana disarankan untuk mengikuti Festival Polaris tersebut. Dengan tujuan membangun nama tokonya.
Tentu Cien terkejut karena buat dia yang dikutuk oleh Hela, dia tidak dapat meninggalkan Death Valley. Jadi bagaimana dia bisa mengikuti acara tersebut?
Beruntungnya, aplikasi pada ponselnya akan menteleportasi Cien ke tempat festival diadakan dan akan diperbolehkan tinggal di sana selama seminggu tanpa harus memikirkan kutukan yang dia miliki.
'Aku bisa keluar dari Death Valley?!'
Inilah yang membuat Cien sangat terkejut. Untuk pertama kalinya selama sepuluh tahun, dia bisa menginjakkan kaki di luar Death Valley. Walaupun tempat itu adalah Huntara yang asing baginya, lalu hanya bisa selama seminggu di sana dan kemungkinan besar dia hanya bisa tinggal di kota itu saja, hal itu sudah cukup bagi Cien yang merindukan dunia di luar sana.
Cien perhatikan kembali pemberitahuan pada ponsel. Festival Polaris akan dilaksanakan sepuluh hari mendatang. Bila dia bersedia mengikuti event tersebut, maka Cien akan diteleportasi satu hari sebelum festival dimulai.
Itu artinya dia punya delapan hingga sembilan hari untuk mempersiapkan kepergiannya. Karena, dalam sebuah event permainan pasti ada tujuan dan hadiah yang bisa dimenangkan. Untuk event kali ini…
___________
[Misi Event]
Berhasil menjual 10 barang dari tokomu.
Hadiah : 5x Mythril, 5x Inti Mana.
__________
Cien perlu menjual sepuluh barang yang ada di tokonya.
Dia tertegun sejenak, berpikir tentang apa saja yang bisa dijualnya saat ini. Dia memiliki tiga jenis ramuan yang bisa dijual, dan masing-masing ramuan berjumlah lima buah. Itu artinya, dia sudah bisa menjual sepuluh barang bila semua ramuan tersebut terjual.
Namun, Cien tentu tidak akan menjual semuanya. Dia pun perlu, untuk dipakai oleh dirinya sendiri. Makanya Cien hanya memajang tiga buah ramuan dari masing-masing jenis di etalase toko. Itu artinya dia bisa menjual sembilan barang.
'Sembilan.'
Setelah itu, Cien mempunyai dua pasang Fire Glove. Tapi karena satu sarung tangan sudah dijanjikannya untuk menjadi hadiah bagi Reiss bila dia menyelesaikan tugasnya, itu artinya Cien bisa menjual sepasang Fire Glove saja.
'Tapi, Fire Glove termasuk benda yang langka dan mewah. Apa ada yang mau membelinya?'
Cien saat ini tidak mempunyai nama, membeli suatu benda magis di pedagang misterius seperti dirinya akan membuat orang merasa ragu-ragu. Mereka pasti takut untuk ditipu. Oleh karenanya, dia kurang yakin tentang prospek penjualan Fire Glove.
Cien lalu melirik ke senjata tombak yang berada di rak pajangan pada toko. Tombak tersebut bukanlah benda magis, dan kekuatannya tidak semenakjubkan senjata yang dipakai oleh para Jendral dan Champion.
Dia rasa tombak Bluminous bisa menarik pelanggan, tapi harganya juga bukan termasuk murah.
Cien tidak mau menjualnya barang-barangnya dengan harga yang murah. Dia tahu tentang nilai setiap barang yang ada padanya. Apalagi setiap kreasinya, Fire Glove dan Bluminous sudah seperti harta karun baginya, dia tidak mau menjual mereka dengan harga murah hanya karena harus menyelesaikan sebuah misi dari ponsel.
Selain barang-barang yang tadi disebutkan, sisanya Cien dapat menjual berbagai material yang ada di ruang penyimpanan. Material tersebut cukup langka di dunia luar, karena semuanya berasal dari Death Valley yang jarang terjamah orang.
Bahkan Cien bisa saja menjual kayu Hellteak, tapi dia langsung mengurungkan niatnya. Berat kayu tersebut akan menyulitkannya, karena dia tidak mungkin hanya membawa sebatang kayu kecil.
Setidaknya dia harus membawa satu bongkahan besar untuk membuat pembeli berminat. Hal ini terlalu menyusahkan baginya, karena dia tidak tahu cara membawa kayu besar ke festival nanti.
Setelah dipikir-pikir, Cien memiliki banyak hal yang bisa dijualnya. Mungkin misi kali ini tidaklah sulit. Namun, sebagai jaga-jaga Cien mungkin akan membuat beberapa senjata sederhana untuk dijual juga. Seperti tombak kayu, atau sekadar pisau dari tulang monster.
Cien dengan senang mulai menyusun rencana akan barang-barang yang akan dibawanya. Setelah itu dia hanya tinggal membuat beberapa benda yang belum jadi.
...
Untuk tiga hari berikutnya, Cien menghentikan proyek greatswordnya sejenak. Dia fokus membuat tombak dan pisau yang akan dijualnya nanti.
Dalam waktu tiga hari itu, Cien berhasil membuat tiga tombak dari kayu Hellteak dan satu buah pisau dari tulang Blackwood Stag.
Tiga tombak tersebut hanya tombak kayu biasa dengan ujung kayu yang diruncingkan. Sungguh tombak itu terlihat terlalu sederhana dan tidak berguna. Tapi sebenarnya karena kayu yang dipakai adalah Hellteak, tombak tersebut sama kuatnya dengan besi.
Cien berpikir kalau tombak dari Hellteak tersebut cocok untuk para serdadu atau adventurer kelas rendah. Dia tidak tahu apakah mereka akan tertarik, tapi dia hanya menambahkan senjata itu agar adanya variasi senjata untuk dijual.
Begitu juga dengan pisau yang dibuatnya. Walau memakai tulang Blackwood Stag, ketajamannya hanya sedikit lebih baik dari pada pedang ataupun pisau militer pada umumnya. Pisau itu bukanlah hal yang mewah, namun pembeli akan lebih mudah membelinya daripada benda magis dan Bluminous yang terbilang mahal.
Kedua tombak dan pisau itu, Cien beri nama Hellteak Spear dan Blackwood Dagger. Keduanya tidak ada di resep dalam ponsel, jadi Cien harus memberi nama akan senjata barunya. Hanya saja, karena Cien malas memikirkan nama dengan panjang lebar, jadinya dia hanya memberikan nama sesuai dengan bahan utamanya saja.
Setelah empat senjata itu usai. Cien kini dipertemukan dengan permasalahan lainnya.
'Bagaimana aku membawa barang-barang untuk dijual ini?'
Untuk tambahan, tidak ada yang namanya cincin spasial ataupun storage box di dunia ini. Setidaknya itu yang diketahui Cien. Apa itu memang tidak ada atau belum tercipta, dia tidak tahu. Tapi selama hidupnya, Cien tidak pernah mendengar benda ajaib seperti itu sekalipun.
Jadi tidak ada cheat seperti di novel atau sebagainya yang biasa Cien baca atau tonton.
Cien harus mengangkut barang itu sendiri. Yang artinya dia butuh tempat, seperti koper. Namun, dengan adanya panah dan tombak yang ingin dia bawa. Tidak mungkin dia memakai koper kecil.
"Aku harus membuat koper yang besar."
Hari keempat, Cien habiskan dengan membuat koper. Dia tentu membuatnya dari kayu Hellteak. Bukan saja karena kayu tersebut mudah ditemukannya di sekitaran toko, tapi daya tahan kayu tersebut pun termasuk kuat. Buat Cien, kayu ini sudah lebih dari ideal.
Dari pagi hingga menjelang sore, Cien habiskan waktunya untuk membuat koper. Ketika selesai, sebuah koper persegi panjang dengan panjang sekitar dua meter dan lebar satu meter telah berbaring di lantai workhousenya.
Awalnya Cien mengumbar senyum karena koper besar itu telah selesai tanpa ada hambatan. Tapi, setelah dia cukup lama memandanginya. Raut Cien berubah kelam.
"Apa ini benar-benar koper? Kenapa aku merasa hal ini lebih mirip peti mati daripada koper?"
Cien untuk kali pertama kehilangan kata-kata setelah menilik lebih jelas bentuk dari kreasinya. Dia bahkan mulai membuka kotak besar tersebut. Lalu berbaring di dalamnya.
Cien berbaring memandangi langit-langit dengan wajah kosong.
"Ya, ini memang peti mati. Dan sialnya, berbaring di sini cukup nyaman…"