webnovel

tegang

pagi harinya, Niken berjalan dengan tertatih, wajahnya masih pucat dan tubuh yang lemah.

"kenapa di sini gelap sekali, apakah di sini tidak ada orang?" Niken melihat ke arah sekeliling lantai atas.

pagi hari Niken sudah keluar dari kamarnya.

ia tak bisa jika harus berlama-lama di dalam kamarnya, apalagi dalam keadaan sedih.

tiba-tiba perut Niken berbunyi, karena merasa lapar, Niken pun memutuskan untuk turun kelantai bawah, karena hanya ada makanan di lantai bawah.

Niken berjalan dengan sangat pelan, karena ia masih merasa aku rasa sakit di area sensitif miliknya.

"Kenapa si sini banyak sekali orang, dan ini semua lagi menyiapkan apa sih?" Niken berhenti saat dirinya berada di anak tangga paling terakhir.

"Pak, tunggu! ini lagi ada acara apa ya, kenapa di sini rame sekali?" Niken memandang semua orang dengan kebingungan.

"Maaf, Nona. kami di sini hanya sedang menjalankan tugas, karena kata Tuan Kenzo, jika besok akan ada acara pernikahan di sini!" bapak itu menerangkan.

"Apa, pernikahan, siapa yang mau menikah di sini. Pak?" Niken kebingungan.

"Yang saya dengar, Tuan sendiri yang akan menikah besok Non," bapak itu berbicara dengan sangat ramah.

"Apa, Tuan, maksudnya Tuan Kenzo begitu, tapi, Tuan Kenzo akan menikah Dengan siapa?"

"saya tidak tahu Nona, maaf, saya harus segera menyelamatkan pekerjaan saya, saya permisi dulu Nona!" bapak itu pulang langsung pergi dengan membawa seikat bunga besar.

"Dengan siapa dia menikah, apakah dengan wanita semalam, terus jika dia ingin menikah dengan orang lain, untuk apa aku di sini?" Niken bertanya kepada dirinya sendiri.

"Aduh, aku lupa kalo aku laper, kira-kira di dapur ada makanan gak ya?" Niken beranjak dari diamnya dan berjalan ke arah dapur.

"Nona, ada apa, kenapa Nona Samapi datang kesini?" ucap seorang pelayan.

"Tak, apa Bi, Niken cuman pengen makan saja, Niken sedari tadi malam belum makan apapun, jadi sekarang sudah terasa lapar," Niken mengelus perutnya yang rata.

"Oh, ya sudah Nona duduk saja dulu, biar saya ambilkan dulu makannya!" pelayan itu membuka kulkas dan memulai ritual masaknya.

beberapa saat kemudian, masukan sudah mulai tersedia di hadapan Niken. beragam makanan lezat dan sehat.

membuat mata Niken berbinar-binar.

"Wah, Bi, ini makanan sungguh kelihatan lezat, pasti rasanya enak sekali, Bi!"

"Ah, non bisa saja, ya sudah, Bibi mau lanjut beres-beres lagi, karena besok akan ada acara yang saat mewah di sini!" pelayan itu meninggalkan Niken sendiri.

setelah Niken selesai dengan makannya, ia langsung pergi ke halaman depan rumah itu.

untung saja, Kenzo tidak menahannya kembali di dalam kamar, jadi ia bisa untuk pergi dari dalam rumah ke luar rumah.

banyak orang yang berlalu lalang, bahkan mobil box besar pun bergantian datang ke rumah besar itu, padahal perjalanan dari pusat kota ke rumah utama, itu sungguh lumayan memakan waktu.

sedangkan di tempat lain.

"Bi, Aldo pamit dulu ya, Aldo akan pergi kerumah Kaka, siapa tau Kaka ada di sana!" Aldo memakai sepatunya.

"Apa kamu tidak kenapa-kenapa jika nanti harus pergi kesana Nak?" Bibi duduk di samping Aldo.

"Tidak Bi, Aldo harus segera kesana, bukanya Bibi sangat merindukan Kaka, Nanti setelah Aldo datang kesana, Pasti ka Niken akan datang kesini untuk menjenguk kita Bi!" ucap Aldo dengan antusias nya

Aldo berjalan ke arah terminal, karena memang jarak dari rumah nya ke rumah Kenzo sangatlah jauh, kurang lebih membutuhkan waktu sekitar 3 jam.

Itu pun jika memang perjalanannya lancar.

"Semoga Kaka ada di sana, Aldo sungguh rindu sama Kaka!" Aldo berdiri di depan jalan agar bisa dengan mudah mendapatkan angkutan umum.

Sedangkan di rumah utama.

Tiba-tiba tangan Niken ada yang menariknya dan membawanya kedalam rumah.

Tubuh lemah Niken otomatis terbawa dengan terseret oleh tarikan itu.

"Aws, lepaskan apa yang kamu lakukan, lepaskan!" Niken mencoba melepaskan genggaman itu.

"Kamu enak banget ya berdiri di sana, sedangkan aku dari tadi sibuk mencari kamu, kamu mikir gak sih, kalo kamu ini di sini cuman budak, jadi gak perlu deh kamu berprilaku seperti nyonya!" Kenzo mendorong tubuh Niken di depan orang banyak.

Niken menatap mata Semua orang yang ada di sana.

Niken menatap mata Kenzo dengan berkaca-kaca.

"Kenapa, bukanya semalam aku bilang sama kamu, jika aku akan melunasi semua hutang aku ke kamu, tapi kenapa kamu malah berbuat seenaknya sama aku hah?" Niken tak mau kalah.

Ia membentak Kenzo di hadapan semua orang.

Kenzo membuka matanya dengan sempurna dan langsung menampar Niken di hadapan semua orang.

"Jangan kurang ajar kamu, kamu ini adalah budak jadi kamu jangan kurang ajar hah!" Kenzo mencengkram kedua pipi Niken.

Niken dengan susah payah melepaskan cengkraman itu.

"Iya, aku tau jika aku di sini cuman budak, budak nafsumu, puas kamu, aku akan buktikan kepada kamu jika aku bisa da mampu untuk membayar semua hutang ku kepadamu!" Setelah berucap demikian, Niken langsung berjalan dengan tertatih ke arah luar rumah itu.

Kenzo yang melihat Niken melangkahkan kakinya untuk pergi dari rumah itu pun langsung menyusul Niken dan kembali menariknya untuk masuk.

"Lepaskan, untuk apa kamu membawaku kembali kedalam rumah ini, jika hanya untuk kamu hina tuan Kenzo!" Niken menatap mata mata Kenzo dengan sengit

"Kamu pikir, aku akan melepaskan kamu dengan begitu saja, tidak akan pernah, coba kamu lihat, semua ini aku siapkan untuk pernikahan kita, untuk mengikat kamu untuk selama-lamanya!" Kenzo menarik tangan Niken dengan sangat keras dan kasar.

Niken terkejut dengan apa yang di ucapkan oleh Kenzo, jika pernikahan yang sedang di siapkan ini adalah pernikahannya dengan Kenzo.

"tidak, aku tidak Sudi jika harus menikah denganmu, aku tidak mau!" Niken menghentakkan tangannya yang sedang di genggam oleh Kenzo.

sekali lagi Kenzo menatap Niken Dnegan tatapan penuh amarah, entah kenapa, setelah kejadian semalam, Kenzo malah memperlakukan Niken dengan sangat kasar.

Kenzo malah langsung menarik tubuh Nike , hingga Niken terjatuh.

"lepaskan, aku!" Niken terus saja memohon untuk di lepaskan.

tapi, Kenzo sama sekali tidak mendengarkan apa yang di ucapkan oleh Niken.

tubuh Niken saat akan menaiki tangga, di angkat dan di bawa ke atas pundak Kenzo.

setelah Kenzo berhasil membawa Niken ke lantai atas.

Kenzo langsung membanting tubuh Niken dengan sangat kerasnya.

hingga membuat Niken kesusahan bernafas

"Jangan kamu pikir aku akan kasihan kepada kamu Niken, kamu harusnya sadar diri di sini!" Kenzo malah menginjak tangan Niken

Niken pun langsung meringis sambil memegang sebelah tangannya yang sedang di injak oleh Kenzo.

"Tuan Kenzo, kenapa anda bisa memperlakukan Seseorang seperti hewan, apa salah saya kepada anda hah?" Niken berucap dengan mata yang memerah dan nafas yang tak teratur

Chương tiếp theo