Dia berdiri 5 meter dari kami. Menatap kami satu persatu, dengan senyum tipis yang terus menghiasi wajahnya. "Za, kenapa elu nggak bisa balik? Apa nggak ada cara lain lagi, Za?" tanya Kak Rayi dengan suara bergetar. Aku benar- benar melihat rasa sakit di mata nya. Rasa sakit kehilangan salah satu sahabatnya.
Kak Faza tersenyum, menunduk dan kembali menatap teman- teman nya bergantian. "Kalian harus mengikhlaskan aku. Aku baik -baik saja di sini. Mungkin memang waktuku sudah habis di dunia.Aku harap kalian bisa melanjutkan hidup kalian. Jadilah orang baik dan berguna. Karena di sana," tunjuk nya ke atas, "aku masih melihat kalian. Semua yang kalian lakukan. Jadi jangan kecewakan aku."
Kak Rayi berbalik badan, menutup mulut nya dan di saat itulah air matanya menetes deras.
"Lu tega, Za. Lu tinggalin kami begitu saja. Bener-bener keterlaluan!" tampik Kak Bintang dengan menahan emosi sama seperti Kak Rayi.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com