webnovel

Kekalahan Telak

Semua kloninganku pun hilang seketika, setelah Shuna mengangkat pedangnya, lalu pedangnya diacungkan padaku yang terduduk lemas didekat tembok, lalu dia memasukan pedangnya ke dalam wadahnya, dan mengacungkan jarinya padaku dari kejauhan

"Kamu, aku suka caramu bertarung, tapi kamu sangat lemah" ucap Shuna dengan menunjuku, lalu dia pergi meninggalkan aku, lalu aku pun tak sadarkan diri...

"Guru!guru!" sayu sayu aku mendengar suara Rui, dan Penyihir Perak, lalu aku tiba tiba terbangun di suatu rumah sakit, dan aku melihat Rui dan Penyihir Perak yang mengeluarkan air mata, aku juga melihat Mia yang sedang membawakan teh

"Kamu seharusnya tidak bertindak gegabah, Kokonoi" ucap Mia dengan menaruh tehnya didekat mejaku

"Aku udah bilang ke guru, bahwa ksatria itu sangat kuat, namun guru tetap berangkat" ucap Penyihir Perak dengan memijit tanganku, lalu aku menoleh ke arah Rui yang sedang menggunakan kemampuan penyembuhnya kepada tanganku yang satunya, aku melihat dia menoleh padaku,wajah Rui pun memerah

"Oi!"

Plak!!! tampar penyihir perak padaku

"K-kamu, jangan berani beraninya nyentuh dada Rui" ucap dia dengan merangkul Rui

"Aku cuma lihat dia doang!" teriaku dengan kesal

"Lagipula, aku lagi terluka kok ditampar, aku jdi sakit lagi nih, duh duh duh sakit" ucapku dengan meledeknya

"M-maaf" ucap Penyihir Perak itu,aku pun melihat Mia yang tertawa

"Jadi, guru, apakah Ksatria itu sangat kuat?" tanya Rui padaku sembari memijat kakiku

"Aku tidak mau mengakui bahwa dia kuat, dia hanya beruntung karena aku meremehkanya, juga aku tidak tau, entah kenapa saat aku membantai satu kerajaan, aku seperti orang berbeda, karena pada saat itu emosiku meningkat, dia bernama Itshuna Mieko"

"Jadi, jika emosimu meningkat kamu seperti kehilangan akal?" tanya Rui padaku

"kurang lebih, namun, mataku dapat melihat jelas kejadiannya" jelasku dengan mengelus kepala Rui, dan aku melihat Penyihir Perak menatapku dengan tatapan membunuh, Mia yang mendengarnya pun terlihat sedang memikirkan sesuatu

"Jadi, kamu menganggap ada 2 dirimu?" tanya Mia padaku, aku pun mengiyakanya dengan menganggukkan kepala

"Jadi,jika emosi guru meningkat, maka akan keluar dirimu yang lain?" tanya Penyihir Perak padaku

"Mungkin"

"Lain kali kalau mau melawan ajak kami dong" ucap Rui kepadaku, aku pun terkejut

"Nanti kalo kamu mati gimana" ucapku dengan mencubit dan menggoyangkan pipi Rui

"Sakit, sakit"

"Rasakan ini!!!!" Penyihir perak melancarkan tendanganya padaku, aku pun terpental dari kasurku

"Oi, kenapa?" tanyaku dengan kesakitan

"Takkan kubiarkan kamu menyentuh Rui!" ucapnya dengan memeluk kepala Rui, Mia pun tertawa, dan berjalan kearahku lalu menidurkanku di kasur pasien

"Dasar Kokonoi mesum" ucap Mia dengan meledekku

"Aku juga ingin menyentuhmu, Mia" balasku meledeknya, kini wajah dia memerah, aku pun langsung diberi bogem mentah, dan terpental

"Bodoh, aku gapeduli" ucapnya dengan wajah yang merah

"Ak-akhirnya sifat aslimu keluar" ucapku dengan kesakitan, wajah dia pun semakin memerah, dia pun menghampiriku dan menaruhku dikasur pasien, lagi

"Bo-bodoh, aku ini partnermu, jangan jatuh cinta padaku" ucapnya dengan malu malu

"Oh"

"Dinginnnn!!!" teriak Penyihir Perak dan Rui secara bersamaan, Mia pun murung

"Ini udah malam, jadi aku akan pul-" aku memotong ucapan Mia dengan memegang tangannya

"Tetaplah disini, hingga aku sembuh" ucapku dengan berharap, wajah dia pun memerah

"Aku juga akan disini bersama guru" ucap Rui dengan senyuman tulusnya

"Ak-aku akan disini, aku disini bukan karenamu, aku-aku disini karena ingin menemani Rui" ucap Penyihir Perak dengan malu malu seperti seorang Tsundere, kami pun bersenang senang bersama disana, tak terasa tengah malam pun tiba

"Aku, aku melihat kekuatan yang besar tersimpan pada tubuh Shuna" ucapku dengan serius, semua orang yang disana pun terkejut, Karena tiba tiba aku berkata dengan nada serius

"Emang kenapa?" tanya Mia kepadaku

"Saat aku melihat mata kananya yang berwarna merah muda, aku melihat banyak sekali aura yang tersimpan dalam matanya, kelihatanya semua kekuatan yang besar, dia simpan dalam mata kanannya, dia menggunakan mata itu saat dia mengeluarkan cahaya dari pedangnya, sedangkan mata yang satu berwarna biru, aku yakin mata yang berwarna biru adalah untuk menyimpan mana agar tidak habis, jika warna birunya memudar dari matanya, itu menandakan bahwa Mana nya berkurang" jelasku dengan menata tempat tidurku

Note: Mana= energi untuk mengeluarkan sihir

Note: Energi= kekuatan untuk melakukan suatu kelincahan atau serangan fisik

"Jadi itu kekuatanya?" tanya Rui dengan gemetaran

"Dia bisa menyembunyikan aura, dan kekuatanya ya..?" tanya Mia dengan berpikir

"Semuanya akan baik baik saja Rui" ucap Penyihir Perak dengan mengelus kepala Rui

"Jadi sebenarnya, apakah Shuna itu musuh kita?"

Chương tiếp theo