webnovel

Malam-malam (Tidak Ada Hal Penting)

Anko, Elena, dan para tentara bayaran (sebenarnya adalah pemburu iblis, tapi author lebih suka menyebutnya tentara bayaran) kembali ke kamp sambil membawa beberapa kayu bakar setelah kejadian itu berlalu. Sejak awal tujuan mereka memang mengumpulkan kayu bakar, kejadian Anko ini sempat membuat pekerjaan mereka terhambat.

"Apa kamu sudah baik-baik saja, Anko-sensei? Segel itu tadi tadi benar-benar sempat membuatku takut jika sampai kamu dilahap olehnya," tanya Elena sambil menengok pada Anko yang ada di sampingnya.

"Ya, aku baik-baik saja. Untung saja kamu datang tepat waktu dan selesai memodifikasi segelnya. Aku juga berterima kasih, karena kamu telah menghilang segel yang selama ini cukup menggangguku," jawab Anko sembari mengarahkan senyuman halus pada Elena.

"Hmph! Aku bukan hanya menghilang segel itu, lho, tapi aku juga memodifikasinya agar menjadi beberapa kali lebih baik!" Elena mendengus sombong dan beralih pada api unggun dengan bangga.

"Benarkah? Kalau begitu, itu benar-benar sangat hebat! Memangnya efek apa yang kamu tambahkan pada segel ini?" Anko melingkarkan tangannya pada bahu Elena dan mendekatkan wajahnya.

"Aku memberikan efisiensi dan memperbesar input untuk mengambil energi alam. Efek ini hanya akan aktif saat kamu menggunakan Sēnjutsu atau sihir." Kemudian Elena dengan pelan membisikkan, "Kamu tahu sendiri kalau di dunia ini energi alam sangat melimpah, 'kan?"

"Woah! Benar-benar hebat! Dengan kata lain, aku akan dapat menggunakan sihir lebih mudah nantinya!" kata Anko terlihat gembira.

"Ya! Tapi kamu harus hati-hati atau energi sihir yang kamu miliki akan menjadi liar dan mengubahmu menjadi … makhluk yang tidak memiliki akal As Know As hewan." Elena membuat sebuah seringai tipis yang sedikit menyeramkan.

"E-Entah kenapa aku merasa kamu mengatakan ini dengan sedikit menyeramkan?" Wajah semangat dan senyuman Anko menghilang dan dia sedikit bergidik.

"Tentu saja, memangnya kamu mau berubah menjadi makhluk tanpa akal dan hanya bisa meraung pada area sekitar? Kalau aku, sih, jelas tidak mau." Elena menghilangkan seringai pada wajahnya, dan digantikan dengan ekspresi biasa.

'Ini adalah salah satu alasan mengapa aku tidak memiliki keterampilan yang membuatku berada di mode berserk atau menjadi kuat tapi kehilangan akal. Lagi pula, bukankah memiliki serangan liar hanya akan membuat gerakan mudah dibaca oleh lawan? Walaupun aku kuat, tapi itu tidak akan ada gunanya jika aku masuk dan terjebak di dalam perangkap musuh.'

Tom tiba-tiba datang dan masuk ke dalam percakapan antara mereka berdua. Dia tampak heran dan penasaran terhadap kemampuan yang Elena gunakan sebelumnya dan apa yang sebenarnya terjadi pada Anko. Sebagai seorang pedagang, ada baiknya dia mengetahui wawasan yang luas, sehingga tahu lebih banyak tentang suatu hal yang akan menimpa kliennya di masa depan.

Ia memang tidak melihat secara langsung bagaimana Anko tiba-tiba menjadi berteriak seperti itu dan bagaimana Elena mengatasi masalah Anko, namun dia mendapatkan informasi ini dari para tentara bayaran yang bersama Anko sebelumnya. Bagaimanapun, para tentara bayaran itu bekerja untuknya dan bawahannya, serta mereka tidak akan menolak beberapa keping emas tambahan.

Tom duduk di samping Elena dan bertanya, "Jika aku boleh tahu, memangnya apa yang terjadi pada Anko dan bagaimana kamu mengatasinya?"

Elena memperhatikan pada Tom sebelum menjawab. Dia berpikir panjang dan lama (yang dipercepat menggunakan kekuatan mentalnya) apa yang sebaiknya dia lakukan untuk menjawab Tom. Ia sedang memperhitungkan, apakah dia akan memberitahu yang sebenarnya, mengabaikan, yang lainnya. Mereka bertiga berasal dari dunia yang berbeda pada dasarnya, tentu saja mereka harus pikir-pikir untuk membocorkan ingin tentang fakta ini. Kedatangan mereka di sini 11 12 dengan alien dan datang ke bumi atau Otsutsuki yang datang ke dunia Naruto.

Setelah mempertimbangkan dengan dalam, akhirnya Elena memberikan jawaban, "Hmm, bagaimana, ya?" Elena mendongak ke atas sebelum kembali pada Tom dan melanjutkan, "Sederhananya, itu tadi adalah sebuah segel kutukan yang dipasang oleh seorang penyihir jahat."

"Segel kutukan?"

"Benar, tanda itu disebut sebagai segel kutukan. Segel ini akan memakan tubuh pemiliknya, yang kemudian akan digunakan untuk kebangkitan penyihir yang memasangnya. Namun walaupun demikian, segel ini dibuat menggunakan sihir enchantment, dan kebetulan aku sangat mahir dalam melakukannya."

'Enchantment magic atau sihir enchantment adalah sebuah sihir yang biasanya dipasangkan pada sebuah peralatan sihir agar memiliki efek tertentu. Kebetulan juga Fūinjutsu memiliki kesamaan dengan ini. Jadi aku bisa sedikit memanipulasi penjelasan yang ada.'

'Bukankah ada suatu frasa yang seharusnya diganti?' komentar Kurama.

Yang dimaksud Kurama adalah bagian "memanipulasi penjelasan". Pada dasarnya, maksud dari frasa ini dapat disinonimkan dengan kata "berbohong". Akan tetapi, Elena yang tidak suka berbohong lebih suka memodifikasi istilah walaupun kenyataannya memiliki definisi dari istilah tersebut memiliki kesamaan dengan istilah lainnya.

"Jadi kamu memodifikasi segel terkutuk ini dan menjinakkannya, ya? Baiklah, aku paham." Tom mengangguk pada penjelasan Elena.

Tentu saja penjelasan yang diberikan Elena 100% atau jika tidak begitu mayoritas adalah sebuah kebohongan. Memang masih ada bagian yang terhubung, seperti bahwa segel tersebut berasal dari seseorang yang jahat, namun ini tentunya juga bukan termasuk kejujuran.

---

Di tempat lain, lebih tepatnya di depan Elena namun dipisahkan oleh api unggun, Naruto sedang duduk dalam damai dengan Eriza yang berada di sampingnya. Mereka berdua cukup akrab selama bercakap-cakap di sore hari sebelumnya. Bukan berarti mereka sangat intim, namun setidaknya keduanya menjadi teman yang baik.

"Naruto, bisakah kamu memberitahuku bagaimana kamu bisa memukul pohon sampai membuatnya hancur berkeping-keping?" tanya Eriza.

"Hmm, apa kamu ingin tahu?" Naruto menoleh pada Eriza.

"Ya!" jawab Eriza singkat.

'Jika aku memperhatikannya, sebelumnya dia memiliki sikap malu-malu sampai kalimatnya seringkali tergagap, tapi kenapa kali ini dia bisa berbicara dengan normal, ya? Mungkin aku bisa melakukan barter informasi tentang caraku menggunakan sihir dengan mengapa dia malu-malu sebelumnya. Semoga saja Nee-san tidak memarahiku saat aku membocorkan informasi mengenai sihir,' batin Naruto.

"Yah, bagaimana, ya? Sebenarnya aku memiliki perasaan yang rumit jika harus memberitahumu secara cuma-cuma." Naruto menggaruk kepalanya dan menurunkan alisnya. "Bagaimana kalau begini saja, aku akan memberitahumu caraku menggunakan sihir, tapi sebagai gantinya beritahu aku mengapa kamu sering berbicara dengan tergagap."

"Dasar … Naruto, kenapa kamu menanyakan sesuatu yang pribadi seperti itu, sih!" Eriza memukul-mukul Naruto dengan pelan.

"Aduh, aduh, maaf kalau itu sangat pribadi untukmu. Tidak apa-apa jika kamu tidak ingin menjawabnya." Naruto berusaha menenangkan Eriza.

"Tidak, tidak apa-apa. Aku akan memberitahumu mengapa aku menjadi tergagap seperti ini." Eriza berhenti memukul Naruto dan mulai menjelaskan, "Singkatnya, itu karena aku merasa malu saat menggunakan pakaian ini." Dia menunjukkan gaun ungu yang dipakainya.

"Kalau malu, kenapa tidak dilepas saja?"

"Ini merupakan barang peninggalan ibuku, jadi aku cukup menyukainya bahkan jika di sisi lain aku merasa tidak nyaman."

"Oh, benar-benar orang yang sangat berbakti pada orang tuannya. Aku ingin tahu kenapa kamu sudah mulai bekerja bahkan jika saat masih muda, bukankah anak seusiamu seharusnya masih bersekolah?"

"Keluargaku adalah keluarga petualang. Bahkan setelah kedua orang tuaku meninggalkanku, aku masih tetap akan menjadi penjelajah."

"Aku tidak akan menanyakan ke mana perginya orang tuamu, aku rasa itu cukup menyedihkan. Begini-begini aku juga tahu kalau dunia ini kejam, lho."

"Kamu memang orang yang baik, ya, Naruto." Eriza tersenyum dan melanjutkan, "Sekarang, beritahu aku caramu menggunakan sihir!"

"Rahasia. Sekarang sudah malam, sebaiknya kita tidur dulu dan membahas itu esok hari," jawab Naruto sambil tersenyum.

"Dasar, Naruto!" Sama seperti tadi, Eriza memukul-mukul Naruto.

"Baik, baik, tenanglah. Aku rasa pakaian itu juga cocok untukmu, kok."

"Bukan hanya itu, bahkan sekarang kamu mulai menggodaku, ya!"

Chương tiếp theo