104. Hidup?

Perjalanan larut malam selalu menjadi sesuatu yang Galant dekat dengannya. Dia memandang mereka sebagai cara untuk memfokuskan pikirannya pada sesuatu, apa pun, selain pikiran yang saat ini mengirim otaknya ke lubang hitam. Visi terowongan di jalan dan kedua tangan mencengkeram kemudi, kulit dingin menyentuh kulitnya dan angin bertiup melalui rambutnya yang panjang sementara musik melayang di telinganya. Setiap nada membelai pikirannya dengan tangan yang lembut, setiap hembusan angin yang bertiup di pipinya memberikan perasaan bahwa mungkin, suatu hari nanti, semuanya akan baik-baik saja dan tetap seperti itu.