{Kuchiyose!! | Time Skip no Jutsu!!}
Di sebuah perumahan yang terletak di Prefektur Tokyo...
Dibagian taman belakang dari salah satu rumah yang ada disana, terlihat ada dua orang, plus satu binatang, yang tampak sedang menikmati udara sejuk yang ada disana.
Salah satu dari dua orang itu adalah seorang pemuda yang memiliki kulit yang cukup pucat, dengan rambut putih keperakan yang berakhir dengan warna pucat, mata berwarna violet yang memiliki pupil berbentuk menyerupai bunga sakura yang memiliki tujuh kelopak, dimana warna pupil bagian kanannya itu adalah azure, sementara yang lainnya adalah ruby. Serta, pemuda itu juga terlihat memiliki luka unik yang mengalir dari dahi sebelah kiri wajahnya.
Tentu saja, pemuda itu adalah Souji.
Hewan mungil yang terlihat merupakan percampuran antara tupai, anjing dan kucing, dengan warna bulu utamanya itu adalah putih dan memiliki warna biru-pink dibagian telinganya, serta terdapat semacam pakaian putih-biru di dekat lehernya.
Tentu saja, hewan mungil itu adalah Fou.
Orang terakhir yang ada disana adalah seorang wanita muda, kira-kira berada diawal dua puluhan, dengan rambut putih sebahu dan mata yang berwarna emas, serta dia memiliki bentuk tubuh jam pasir yang sangat menggairahkan.
Wanita muda itu memiliki nama Shikisaki Momiji. Dimana, dia ini adalah salah satu dari tiga saudari Shikisaki, yang mana mereka adalah keponakan dari Shimotsuki Koyumi, alias nenek angkat dari Souji.
Saat ini sudah seminggu lebih sejak kejadian yang sebelumnya, dimana Souji berhasil mendapatkan ingatannya kembali dari kehidupannya yang sebelumnya, dan meskipun hal itu tidak terlalu pasti sih, mengingat dia sendiri tidak tahu; apakah dirinya ini mengalami reinkarnasi atau trasmigrasi, tapi untuk saat ini mari kita abaikan saja hal tersebut.
Ngomong-ngomong, dalam satu minggu lebih ini, Souji hanya melakukan aktivitasnya seperti biasanya saja, yaitu: melakukan olahraga di taman setiap pagi, membuat Manga '5 Centimeters Per Second', dimana setelahnya, dia terkadang memutuskan untuk bermalas-malasan, atau melanjutkan untuk menulis tentang Typemoon, atau terkadang juga Souji akan mencoba untuk berlatih magecraft, dengan bantuan dari Diablo.
Selain hal-hal diatas, tidak ada hal khusus yang dialami oleh Souji. Dan, dia pun tidak mengalami hal yang sama seperti kejadian sehari setelah dirinya terbangun, dimana hal itu cukup membuatnya senang.
Yahh, meskipun ketenangan itu hanya berlangsung selama seminggu aja sih. Karena, seminggu setelahnya, Souji mengalami mimpi buruk lain, yang mana kali ini mimpi buruknya itu dibawa oleh salah satu saudara dari nenek angkatnya itu, alias putri dari saudaranya ini.
Dimana, hal yang terjadi itu adalah, kunjungan mendadak dari tiga saudari Shisikasi, alias tiga keponakan dari nenek angkatnya itu, yang mana hal tersebut membuatnya menjadi sangat terkejut.
Belum lagi, masalahnya itu jadi semakin rumit, terutama setelah mereka bertemu dengan Emi Yusa, alias setelah mereka tahu kalau wanita itu tinggal bersama dengannya, dimana hal itu membuatnya terkena introgasi dadakan dari ketiganya.
Untuk memperburuk hal itu, Shikisaki Yuri, alias yang tertua dari tiga saudari Shikisaki ini, dia ini adalah seorang polisi yang cukup disegani di daerah dekat sini, dimana hal itu membuat Souji merasakan intograsi yang kurang nyaman.
Dari intograsi tersebut, hasilnya itu benar-benar membuat Souji menghela nafasnya dengan lelah. Karena, hasilnya itu membuat rumahnya ini mengalami penambahan penghuni secara massal, yang untungnya hanya mereka bertiga saja.
Karena, jika lebih dari itu, Souji akan langsung menolaknya. Sebab, rumahnya ini tidak akan muat menampun lebih dari itu. Ditambah lagi, mengingat orang itu sendiri benci dengan keramaian, mustahil baginya untuk menerima penghuni tambahan lebih dari itu.
Jadi, dengan begitu, kediaman Shimotsuki yang awalnya hanya berisikan satu orang saja, yaitu Souji, hanya dalam waktu kurang lebih seminggu saja, langsung bertambah lima orang, yang membuat totalnya menjadi enam orang.
...
"Neh, neh. Souji, bukankah kamu sangat kejam membuat endingnya menjadi seperti ini?" Momiji menanyakan hal itu dengan sedikit marah, saat dia memakan manisan miliknya dengan mata yang sembab, sambil meletakan sebuah Manga yang dirinya pegang.
Souji hanya meliriknya saja sejenak, sebelum dia berkata: "Apa yang baru saja kamu katakan, Momiji-neesan? Itu masih jauh lebih baik, ketimbang ending asli yang sudah aku buat sebelumnya. Bahkan, mungkin jauh lebih baik daripada yang itu." Dia hanya membalasnya dengan sangat acuh tak acuh saja, ketika dia terlihat mulai memakan es krim miliknya.
Momiji yang mendengar hal itu, dia hanya bisa cemberut saja. Karena, dia benar-benar tidak pernah menyangka, kalau adik kecilnya yang imut ini bisa membuat sesuatu hal yang begitu kejam seperti itu.
Meski begitu, pada akhirnya hal itu dengan cepat segera keluar dari dalam kepalanya, terutama setelah melihat es krim yang dimakan oleh Souji.
"Tu-tunggu sebentar! Itu es krim milik ku!" Momiji segera mengatakan hal itu dengan penuh kepanikan bercampur marah, saat dia menatap Souji dengan mata yang terbelalak.
Souji tidak mempedulikan hal itu, dimana dia hanya terus memakan es krim yang dirinya miliki itu dengan tenang, sambil mengelus-elus Fou yang tengah berbaring di pahanya.
Melihat hal itu, membuat Momiji sedikit terdiam, sebelum dia berakhir hanya bisa menerimanya saja.
Setelah beberapa saat hening, tiba-tiba saja ada seseorang yang datang menghampiri keduanya.
"Oh, apa yang sedang kalian berdua lakukan disini?" Orang itu bertanya dengan penuh rasa ingin tahu, saat dia mulai duduk disisi lain Souji.
Souji hanya meliriknya saja sejenak, sebelum dia membalasnya: "Sedang menunggu hujan turun." Dia membalasnya dengan sangat acuh tak acuh, saat dia masih terus menatap kearah langit dalam diam.
Orang itu hanya bisa melirik kearah Momiji saja untuk meminta penjelasannya, dimana dia hanya mendapatkan angkatan bahu ringan saja, dan hal itu berhasil membuatnya menghela nafasnya dengan lelah.
Ngomong-ngomong, orang itu adalah Shikisaki Hinagaki, alias yang tertua kedua diantara tiga saudari Shikisaki.
Sementara Momiji memiliki rambut pendek yang berwarna putih dan mata emas, disisi lain, Hinagaki memiliki rambut panjang yang berwarna pirang dengan mata berwarna biru muda.
Selain itu, Hinagaki pun memiliki tubuh yang cukup atletis, mungkin karena dia adalah atlet renang yang sudah memenangkan beberapa medali kejuaraan.
"Ngomong-ngomong, Souji, apa kamu masih marah tentang hal itu?" Hinagaki tiba-tiba saja menanyakan hal itu dengan cukup serius, saat dia mengambil salah satu camilan yang ada disana dan memakannya.
Souji memutuskan untuk tidak menjawabnya, dimana dia masih saja terus memandangi langit dengan ekspresi yang sangat acuh tak acuh saja, dengan Fou yang sudah diambil oleh Momiji, yang mana wanita itu terlihat sedang bermain-main dengannya tidak jauh dari Souji.
Sementara itu, Hinagaki yang melihat Souji tidak ingin menjawabnya pertanyaan darinya, dia memutuskan untuk menanyakan hal lain saja.
"Apa kamu tahu, Souji? Sejak kematian Koyumi-neesan, kamu benar-benar sudah berubah ya." Hinagaki mengatakan hal itu dengan sedikit sedih, yang tersembunyi dibalik nada cerianya yang biasa.
Tentu saja, seharusnya hal itu tidak luput dari pendengaran Souji. Hanya saja, topik yang tiba-tiba diangkat oleh wanita itu benar-benar membuatnya tidak bisa menahan dirinya untuk tidak membalasnya.
"Berubah? Apa yang sedang kamu bicarakan? Aku tidak berubah sama sekali. Tidak peduli apa yang terjadi, pada akhirnya aku masih akan tetap menjadi Souji. Hal itu adalah fakta yang tak terbantahkan." Souji awalnya mengatakan hal itu dengan nada yang merendahkan, sebelum dipertengahan berubah menjadi serius, yang mana hal itu diakhiri dengan nada melankolis.
"Selain itu, untuk apa aku marah tentang kejadian itu? Itu benar-benar tidak masuk akal sama sekali." Souji bangkit dari tempat dirinya duduk saat ini, sebelum dia melanjutkannya dengan nada yang menjadi semakin serius: "Lagi pula, yang dikatakan oleh kalian itu memanglah sebuah kebenaran. Mungkin, akunya saja yang masih belum bisa menerima kenyataan itu."
Sebelum menunggu Hinagaki bisa membalasnya, Souji dengan cepat sudah berjalan pergi dari tempat itu, yang mana hal itu meninggalkan wanita berambut pirang itu sendirian, karena Momiji yang entah sejak kapan sudah tidak terlihat lagi disana.
...
Setelah meninggalkan Hinagaki, Souji kemudian memutuskan untuk pergi ke kamarnya saja untuk beristirahat. Karena, pertanyaan yang sebelumnya diajukan oleh Hinagaki, entah kenapa hal itu membuat dadanya terasa cukup sesak.
"Apa yang sekarang harus aku lakukan?" Souji menanyakan hal itu pada dirinya sendiri, saat dia mulai berbaring diatas tempat tidurnya.
Ketika Souji tengah sibuk memikirkan hal apa yang akan dirinya lakukan saat ini, karena dia benar-benar sedang memiliki waktu yang sangat luang sekali, mengingat fakta bahwa dirinya telah menyelesaikan Manga "5 Centimeters Per Second", tiba-tiba saja dia terganggu oleh sebuah bunyi dengungan, sebelum sebuah layar virtual tiba-tiba muncul di depannya.
[DING!!]
[Selamat!! Host berhasil memicu 'Main Quest : 'Buru Para Magus Yang Ada Di Tokyo'!!]
=-----=-----=-----=-----=-----=
[Nama Quest : Buru Para Magus yang Ada di Tokyo]
[Tipe Quest : Main Quest]
[Deskripsi : Tokyo adalah tempat dimana kamu tinggal dari masa kecil, tapi disisi gelap dari kota tersebut, terdapat banyak sekali magus yang melakukan eksperimen tidak manusiawi. Ini pilihanmu untuk memusnahkan mereka, atau tidak.]
[Syarat Penyelesaian : Bunuh setidaknya 20 orang Magus yang ada disekitaran Kota Tokyo]
[Hadiah : Pengetahuan "Magus" Tingkat "Pemula", Fungsi Baru Sistem, Kartu Pemanggilan Servant, Kartu Demi-Servant, 1.000.000 Gold Points, 500.000 Knowledge Points, 500.000 World Points, 50.000Exp, ????]
[Batas Waktu : Satu Minggu]
=-----=-----=-----=-----=-----=
"Hahahah... Ini benar-benar menggelikan." Itulah satu-satunya pemikiran murni yang dimiliki oleh Souji, setelah dirinya membaca panel misi baru yang di dapat olehnya.
Meskipun memang hadiah dari misi ini benar-benar sangat menggiurkan. Hanya saja, dia yakin kalau hal ini pasti tidak akan semudah yang saat ini dirinya pikirkan, terutama setelah mengingat betapa menyebalkannya para magus ini.
Memang sih, Souji bisa membunuh puluhan magus rata-rata hanya dalam satu serangan saja, dengan menggunakan Primordial Rune miliknya. Cuma, hal setelah itu pastilah tidak enak.
Lagi pula, Souji dimasa lalunya itu, alias dikehidupannya yang sebelumnya, dia hanyalah seorang remaja laki-laki normal, yang bahkan tidak pernah membunuh seekor ayam dengan tangannya sendiri.
Dan, kali ini dia harus membunuh seorang manusia? Apa yang akan terjadi dengannya setelah melakukan hal itu?
Namun, pada akhirnya Souji memutuskan untuk menerimanya saja. Karena, ini bisa menjadi bahan pelatihan untuknya, jika saja dimasa depan nanti dia terpaksa harus membunuh seseorang, demi mengurangi jumlah masalah yang mungkin akan muncul, kalau-kalau dia membiarkan seseorang itu hidup.
"Sekarang, apa yang harus aku lakukan?" Sekali lagi, Souji menanyakan hal itu dengan sangat acuh tak acuh pada dirinya sendiri. Karena, meskipun memang ada misi yang perlu dirinya selesaikan, tapi Souji berniat untuk menyelesaikannya di malam hari saja, hanya karena hal itu lebih terlihat efisien, ketimbang harus melakukannya disiang bolong seperti ini.
Ngomong-ngomong, kemarin Souji baru mengirimkan naskah miliknya ke tiga agensi yang dirinya minati yang ada di Kota Tokyo ini, dimana dia hanya perlu menunggu respon dari ketiga agensi itu saja. Dan, naskah yang dirinya kirim itu tentunya adalah naskah '5 Centimeters Per Second' karya Makoto Shinkai yang Souji buat sebelumnya.
Sejujurnya, ada alasan yang cukup menarik, dibalik kenapa Souji memutuskan untuk menggambar manga ini, ketimbang mencari manga yang lainnya. Dimana, alasannya itu adalah, karena [Toko Entertaiment] yang menjual berbagai macam anime, manga, game dan musik yang ada di dunianya yang sebelumnya itu, masih terkunci.
Selain itu, berkat bantuan dari sistem [The King of the Entertaiment] yang membantunya meningkatkan skill menggambar miliknya, yang sudah sangat baik, menjadi lebih baik, akhirnya Souji hanya membutuhkan waktu sekitar satu minggu lebih saja untuk menggambar seluruh manga '5 Centimeters Per Second' ini hingga tamat.
Jika kalian membaca semua karya buatan Makoto Shinkai, pasti kalian sudah tahu bukan, kalau setiap frame di anime yang Makoto Shinkai buat seperti 5 Centimeters Per Second, Garden of Words, Your Name, Weathering With You, bisa dijadikan wallpaper.
Jika saja Souji tidak mendapatkan bantuan dari Sistem miliknya ini, dia sudah bisa dipastikan akan memerlukan waktu selama berbulan-bulan, hanya untuk menyelesaikan hal itu.
Mengabaikan hal itu, akibat tidak tahu harus melakukan apa, Souji memutuskan untuk pergi menuju perpustakaan saja, sekalian mencoba untuk mencari tahu tentang berbagai macam hal yang berbeda dari sejarah dan mitologi Dunia ini, dengan Dunia aslinya.
Dengan begitu, Souji bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan menuju ke perpustakaan.
✽✽✽✽✽✽✽✽✽✽
Promosi Tak Tahu Malu:
Jika Anda menyukai cerita nya hingga sejauh ini, pertimbangkan untuk mendukung saya!! Bantu saya di https://trakteer.id/aster_souji_pendragon!! Hanya dengan 5k saja, Anda sudah sangat membantu saya!!
Anda juga bisa memfollow akun Instagram saya di @panagakos_void!! Untuk mengetahui novel-novel baru yang mungkin akan saya buat!!
Catatan Penulis:
Yeyy!! Update kembali!!
Kali ini, banyak hal sudah terjadi pada MC, plus tidak seperti di versi yang sebelumnya, diversi kali ini author memutuskan untuk memperlihatkan misi berburu magus yang di dapat oleh MC nya ini.
Selain itu, bagi kalian yang tidak tahu, sebenarnya karakter trio saudari Shikisaki ini bukanlah karakter OC, tapi memang ada, hanya baru ada manganya saja, belum ada animenya.
Jadi, bagi kalian yang tahu dari manga apa mereka berasal, maka kalian bisa menulis jawabannya di kolom komentar, hanya untuk memberitahu seseorang yang tidak tahu hal itu.
Itu saja sih yang ingin author sampaikan, kalau begitu, sampai jumpa lagi nanti!
Adios!