webnovel

Dangerous Man

Beberapa hari kemudian, semua orang sudah sibuk mempersiapkan acara pertunangan Kaila dan Theodor. Mereka saat ini sedang berkumpul di rumah Arga.

"Membosankan," gumam Kaila.

Kaila sedang bermain game bersama Aleysa sambil sesekali membalas pesan dari Richard dengan diam-diam. Dia malas mengikuti para orang tua dan Theodor yang terlihat sangat sibuk.

"Theodor mendekat," perintah Sienna.

"Ada apa, Ma?" tanya Theodor sambil mendekati Sienna.

"Bawa Kaila jalan gih, ke salon. Kalian udah mau tunangan masa dia tidak perawatan sama seseki. Kamu juga ikut sana buat facial wajah," perintah Sienna.

"Ini aku lagi ngelihat jadwal masuk kuliah aku, Ma. Minggu depan juga hari kelulusan aku dari SMA," balas Theodor.

"Kamu harus ajak dia jalan-jalan setelah selesai lihat jadwal," perintah Sienna.

"Iya, Ma," balas Theodor sambil melihat jadwal kuliahnya.

Theodor yang sudah selesai melihat jadwal kuliah mendatangi Kaila. Dia mengusap lembut rambut Kaila membuat Kaila menghentikan permainannya.

"Kaila, kita pergi perawatan yuk," ajak Theodor.

Kaila melirik aneh ke arah Theodor. Kamu enggak salah?" tanya Kaila.

"Ini untuk kamu. Lagian kita sudah lama tidak jalan-jalan berdua," jawab Theodor.

"Kamu enggak perawatan apa gitu buat cowok?" tanya Kaila.

"Aku ikut facial wajah aja. Kalau nyalon, ogah," jawab Theodor.

"Kita jalan sekarang?" tanya Kaila.

Theodor menganggukkan kepala. Dia menggandeng tangan Kaila lalu membawanya menuju tempat para keluarga berkumpul.

"Semuanya, kami pamit dulu ya. Kalian lanjutkan saja pembicaraan kalian," pamit Theodor.

"Kaila pilih perawatan yang mahal ya," perintah Rebecca.

"Lu enggak mau rugi banget sih," ejek Sienna.

"Kapan lagi dapat calon menantu kaya raya," balas Rebecca.

"Emang aku kurang kaya?" tanya Samuel.

"Kamu kaya hati dan dompet," jawab Rebecca membuat semua orang tertawa terbahak-bahak.

Theodor yang tidak ingin pulang kemalaman segera berpamitan ke semua orang untuk pergi ke salon bersama Kaila.

"Hati-hati ya," kata Rebecca.

Theodor mengacungkan kedua jempolnya, lalu dia membawa Kaila menuju mobil. Perlahan dia mulai melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang menuju salon yang berada di dalam mall diikuti mobil Noah dan para pengawal lainnya. Sepanjang di perjalanan, Kaila terus mengoceh tidak jelas.

"Aku belum siap tunangan, Theo," kata Kaila.

"Tidak ada pembatalan, Kaila. Kamu sudah menerimanya jadi kamu harus tetap tunangan bersamaku atau kamu jangan-jangan memiliki selingkuhan, hah?!" bentak Theodor.

"Kata siapa? Emang kamu pernah lihat aku selingkuh?" tanya Kaila.

Theodor menepikan mobilnya. Dia meminta ponsel Kaila, tapi ditolak.

"Ini privasiku, Theo!" teriak Kaila.

"Nanti kita bicarakan lagi setelah selesai perawatan. Aku enggak mau mengecewakan keluarga kita," balas Theodor.

Theodor mulai melajukan kembali mobilnya. Sepanjang di perjalanan, Kaila hanya diam saja dan memandang pemandangan kota yang sudah mulai ramai.

Grap

Tiba-tiba Theodor yang sedang fokus menyetir mengambil ponsel Kaila lalu memasukannya ke dalam sakut membuat Kaila ketakutan setengah mati. 

"Aduh, gimana ini. Aku masih chatan sama Richard tadi," gumam Kaila menatap wajah datar Theodor.

"Theo balikin ponselku dong," mohon Kaila.

Theodor hanya diam saja dan menginjak gas membuat mobil melaju dengan kecepatan tinggi.

Ckit

Mobil yang dikendarai Theodor berhenti di depan mall. Theodor keluar dari mobil lalu membukakan pintu untuk Kaila.

"Theo, aku mau ponselku," rengek Kaila.

"Kamu keluar sekarang atau aku akan menghukum kamu lagi?" tanya Theodor dengan tatapan tajam.

Kaila turun dari mobil. Dia berjalan bersama Theodor menuju salon yang berada di dalam mall.

"Tolong berikan perawatan pada rambut dan kuku kekasihku," perintah Theodor pada karyawan salon.

Kaila mengikuti langkah kaki karyawan salon, sedangkan Theodor mendudukkan diri di sofa sambil menunggu gilirannya untuk facial bareng Kaila.

"Nona mau diapakan rambutnya?" tanya Rose.

"Dirapikan aja," jawab Kaila.

Rambut dan kumu Kaila mulai dirapikan. Kuku dia juga dicat berwarna merah maroon dengan ujung kuku berwarna gold dan rambutnya diblow.

"Wow, indah sekali," kata Kaila.

"Nona memang cantik dari dulu," balas Rose.

Kaila melangkahkan kaki mendekati Theodor yang sibuk dengan ponsel. 

"Theo ayo kita facial sama pijat bareng," ajak Kaila.

"Harusnya tadi kamu facial duluan sebelum potong rambut," kata Theodor.

"Enggak masalah, nanti aku bisa rapikan sendiri kok rambutku," balas Kaila.

Theodor mengikuti Kaila yang didampingi Rose menuju ruangan khusus facial dan pijat. Saat sudah sampai di ruangan itu, mereka langsung dilakukan perawatan wajah dan kaki mereka dipijat-pijat.

Tring tring

Ponsel Theodor berbunyi. Theodor melihat itu telepon dari Ferdi mengangkat panggilan itu.

"Hallo, Ferdi. Ada apa?" tanya Theodor.

"Kita semua mau kumpul-kumpul, kan bentar pagi lu mau tunangan jadi sebelum acara itu kita kumpul bersama yuk," jawab Ferdi.

"Boleh," balas Theodor.

"Richard diajak enggak nih?" tanya Ferdi.

"Ajak aja, gue enggak masalah kok," jawab Theodor.

"Sip, gue ajak dia ya," kata Ferdi.

"Hmm," deham Theodor.

Theodor yang sudah selesai bertelepon menoleh ke arah Kaila begitu merasakan Kaila menepuk bahunya.

"Siapa yang menelepon?" tanya Kaila.

"Ferdi teman aku," jawab Theodor.

Setelah selesai dipijat, Kaila dan Theodor merapikan pakaian mereka.

"Kita makan malam dulu," kata Kaila.

Theodor dan Kaila berjalan bersama menuju mobil setelah melakukan pembayaran. Perlahan mobil mulai melaju dengan kecepatan tinggi menuju salah satu hotel terkenal di Australia.

***

Theodor dan Kaila yang sudah sampai di hotel langsung diantar menuju restoran. Mereka memesan steak dan spaghetti.

"Theo kembalikan ponselku dong," pinta Kaila.

Theodor mengeluarkan ponsel Kaila lalu langsung mengembalikannya. Baru saja ponsel itu dibuka Kaila, tapi tiba-tiba sudah berpindah tangan lagi ke Theodor.

"Theo," panggil Kaila.

Theodor hanya diam saja dan mengecek isi ponsel Kaila. Rahang Theodor seketika mengeras saat melihat isi percakapan Richard dan Kaila yang terlihat sangat mesra.

"Nih aku kembalikan," kata Theodor sambil memberikan ponsel itu ke Kaila membuat Kaila terbengong.

Kaila menatap wajah Theodor yang memerah. Dia yakin kali ini Theodor sudah marah besar padanya.

Tidak lama makanan pesanan mereka sudah datang. Mereka berdua memakan makanan itu dengan pelan sambil sesekali saling suap-suapan atas permintaan Theodor.

"Sebaiknya aku menelepon mama Becca. Ada yang perlu aku bicarakan sama dia," gumam Theodor.

Theodor melirik sekilas Kaila yang masih sibuk makan. Dia mengambil ponselnya lalu menghubungi nomor telepon Rebecca.

"Hallo, Theo. Ini udah malam, kalian berdua di mana?" tanya Rebecca.

"Ma, aku mau bilang kalau aku sama Kaila malam ini akan menginap di hotel," kata Theodor.

"Jangan dicoblos dulu ya. Kasihan anak Mama, dia masih kecil," goda Rebecca.

"Maaf, Theo, calon mertuamu ini terkadang memang agak gila," kata Samuel.

Theodor terkekeh. "Tidak apa-apa, Pa. Ya udah itu aja yang aku mau katakan. Sekarang aku sama Kaila lagi makan malam bersama," balas Theodor.

"Oh, ini Papa juga lagi makan sama keluarga kamu," kata Samuel.

"Oke Papa. Selamat makan," balas Theodor.

Chương tiếp theo