Tiara menoleh kerah Rina. Kalau begitu aku tidak ingin menjadi anggota keluarga ini. Aku tidak ingin terseret dalam kekejaman mereka. Masalah dalam hidupku sudah terlalu banyak dan aku tidak mau menambah rumit hidupku yang sudah seperti kaset kusut.
"Kau tidak perlu khawatir Tiara, selama kau bersama Dante kau akan aman".
"Lalu bagaimana kalau Dante menceraikanku?, apa yang akan terjadi padaku juga adik-adikku?". Oh tidak membayangkannya saja buluh kudukku sudah meremang. Aku tidak mau bermain-main dengan nyawaku yang tidak seberapa ini.
Rina bisa mengerti ketakutan Tiara. Tenanglah Tiara. Marwan dan orang-orangnya tidak akan menganggumu, percayalah. Mereka hanya mengincar keluarga yang memiliki uang dan saham dalam perusahaan, kalau Dante tidak mencintaimu itu artinya kau bukanlah kelemahan Dante, jadi mereka tidak akan menganganggumu.
Tiara bernapas lega. Untunglah dengan begitu aku tidak perlu mengkhawatirkan kehidupanku selanjutnya. Aku yakin Dante hanya menginginkan tubuhku sebagai pemuas nafsu saja. Jadi pernikahan ini hanya untuk legalitas, Tiara mengelengkan kepalanya tidak mengerti dengan perubahan hidupnya. Ada apa dengan hidupku?, hanya dalam beberapa jam saja semua berubah kearah mengerikan.
Hari ini aku benar-benar sial setelah dipaksa memuaskan nafsu Dante, sekarang aku harus terjebak dalam sebuah hubungan yang seharusnya sangat sakral. "Dipaksa menikah" apa dalam kehidupan ini aku benar-benar tidak punya pilihan pikir Tiara. Apa harus sebegitu menyedihkan jalan hidupku ini. Mama, papa kalian pasti kecewa padaku, maafkan Tiara mama, papa. Aku benar-benar tidak bisa membuat kalian bangga di atas sana.
Rina menyengol lembut tangan Tiara. Kenapa melamun?
"Aku sedang meratapi hidupku Rina". Dante selalu membuang wanita yang bersamanya setelah memuaskan nafsunya seperti tisu sekali pakai.
Rina mengernyit mendengar perumpamaan Tiara.
"Maaf aku tidak bermaksud kasar dengan kata-kataku dan memburuk-burukan cucu anda… hanya saja …".
"Aku tahu Tiara, Dante adalah seorang badboy, pria arogan dan brengsek, sedikit banyaknya aku tahu sepak terjang Dante bersama wanita-wanitanya diluar sana. Kau tampak tidak suka menajadi nyonya Dante Jaya, seorang bilioner muda tampan yang sangat digilai para kaum hawa".
Tiara menggeleng. Aku puas dengan kehidupanku, walau harus bekerja keras untuk bisa membeli sesuatu tapi aku bahagia, paling tidak aku tidak hidup dengan ketakutan menjerat leherku setiap saat.
Rina tersenyum lembut, diluar sana ada begitu banyak wanita yang akan mau bertukar tempat denganmu, Tiara. Sama seperti aku yang menikahi pria tua yang lebih cocok menjadi kakekku demi uang dan status sosial.
"Dimataku kau tidak terlihat seperti wanita penggila harta Rina, kau cantik dan baik tidak sinis seperti wanita-wanita kaya yang pernah aku temui".
"Ha...ha...terima kasih, aku anggap itu sebuah pujian". Mungkin didunia ini hanya kau satu-satunya yang melihatku seperti itu, tapi siapapun yang melihat aku dan Widanta akan berpikir aku wanita pemburu harta.
Oke aku selesai, lihatlah betapa cantiknya dirimu!".
Tiara melongo melihat wajahnya dicermin. Wauu…aku terlihat sangat berbeda, apa ini benar-benar aku?. Aku tidak tahu kalau aku bisa berubah secantik ini
"Kau terlihat sangat cantik dan menawan, sekarang ayo ganti pakaianmu". Aku sudah memilih gaun pengantin berwarna putih yang sangat indah. Aku yakin gaun ini akan sangat pas ditubuhmu.
Tiara terdiam melihat gaun pengantin pilihan Rina. Gaun pengantin itu terlihat sangat indah dan mahal. Berwarna putih melambangkan sucinya sebuah ikantan pernikahan.
"Kenapa Tiara, kau tidak suka dengan gaunnya?". Kalau kamu tidak suka kita masih punya beberapa pilihan. Maaf seharusnya aku membawa semua gaun yang sudah aku persiapkan dan membiarkan kamu memilih sendiri gaun yang kau inginkan.
"Bukan Rina, tapi aku tidak siap dengan pernikahan ini, aku tahu aku hanya dimanfaatkan, tapi…..". Menodai sebuah ikantan suci itu sangat tidak benar Rina
Rina terlihat sedih. Maafkan aku Tiara kami tidak pernah memikirkan perasaanmu dalam hal ini. Aku hanya bisa berdoa untukmu agar pernikahan ini bertahan, dan Dante bisa mencintaimu dan memperlakukanmu dengan baik. Aku hanya seorang ibu yang mencoba menyelamatkan nyawa putraku dari orang-orang kejam yang ada diluar sana. Aku mohon Tiara. Kau bisa mengerti situasiku saat ini Tiara. Aku tahu aku sangat egois dan terkesan memaksakan kehendakku padamu. Tapi aku sudah tidak tahu apa yang harus aku lakukan untuk memastikan Riko selamat setelah kepergian Widanta kelak
Sayangnya aku tidak punya pilihan selain menutup mata dengan apa yang kau rasakan Tiara. Aku tahu ini sangat egois tapi inilah kenyataanya. Aku tidak memiliki kekuatan untuk menolongmu Tiara, karena disini akulah yang lebih membutuhkan pertolonganmu.
Seumur hidupku aku akan selalu berterima kasih padamu Tiara, sungguh… Aku tidak tahu apa yang bisa aku berikan padamu sebagai jaminan, karena aku tidak memiliki apapun juga untuk menjamin pernikahanmu bersama Dante. Selain doa tulus seorang ibu yang sedang terdesak.
Tiara sangat terharu mendengar ucapan Rina yang disampaikan dengan tulus.
Maaf Rina aku tidak bermaksud menyudutkanmu dan membuatmu semakin sedih, hanya saja….. Ini terlihat tidak benar.
Rina tersenyum lembut mengengam kedua tangan Tiara. Aku mengerti Tiara, wajar bagimu untuk khawatir, menikah dengan Dante dalam suasana seperti ini, tanpa adanya lamaran terlebih dulu, itu sungguh tidak romantis bukan.
Tiara tersenyum bukan hanya tidak romantis ini juga diluar impianku. Situasi ini seperti bediri diujung tebing dan tidak bisa berbuat apa-apa selain hanya bisa menunggu kapan tertiup angin dan jatuh atau menerima uluran tangan tanpa tahu siapa pemilik tangan.
Rina mengenggam tangan Tiara jika kau tidak ingin terluka Tiara, berusahalah tidak menggunakan hatimu dalam pernikahan ini Tiara, jangan pernah biarkan hatimu jatuh dalam pesona Dante.
"Itu tidak mungkin Rina, aku bukan pelacur yang menjajahkan tubuhku!". Aku wanita biasa Rina, dan cucumu dia pria yang sangat tampan, akan sangat sulit menolak pesonanya.
"Maaf Tiara aku tidak bermaksud seperti itu".
"Sudahlah Rina aku hanya bisa berjalan lurus ke depan dan pasrah dengan apapun yang akan terjadi kelak". Toh aku tidak terlalu rugi bukan. Aku hanya bisa berharap ada sedikit uang kompensasi saat semua ini berakhir. Upss aku bercanda. Tiara mencoba melucu menertawakan kehidupannya setelah semua ini berlalu.
Rina menatap Tiara dengan tatapan berterima kasih, serat penyesalan. Bagaimanapun juga Rina ikut andil dalam merengut masa depan Tiara. Kau siap kita aka keluar sekarang. Dante pasti sudah menunggu pengantinnya.
"Ayolah papa, Marwan masih berusaha membujuk Widanta".
"Ini sudah menjadi keputusanku Marwan berhenti mendebatku, dan aku ingin semua berjalan sesuai dengan keinginanku".
Marwan terlihat sangat marah dengan kekeras kepalaan Widanta. Baiklah papa…lagipula sejak dulu apapun yang aku katakan tidak akan pernah kau pedulikan. Aku hanya pelengkap disini. Marwan mengangkat tangan dan berjalan mundur dari sisi ranjang Widanta. Lakukan apapun yang kau inginkan papa.
YUHUUUU BERLI UP DATE, HAYOOO SIAPA YANG MASIH NUNGGUIN KELANJUTAN KISAH DANTE DAN TIARA?????, MARI MERAPAT