Adam tampak ling lung pada omongan yang baru saja dilontarkan oleh saudarinya itu pada dirinya sendiri. Namun sebenarnya di dasar hati, dirinya tahu apa yang Isabelle maksudkan itu, hanya saja dia seperti belum siap untuk mengakui semua kebenarannya. Setidaknya tidak untuk sekarang.
Selama belakangan ini, dia hanya menambahkan wanita itu dalam daftar alert baginya. Sang pangeran hanya bersedia untuk terbuka pada semua kemungkinan. Karena tak ada yang salah bukan dengan mencegah. Semua hal yang ia lakukan sampai saat ini, segalanya untuk keluarganya semata.
"Apa yang kau ingin aku katakan?" tanya Adam dengan bingung.
"Segalanya. Bro, aku tahu karena aku bisa melihat segalanya. Hanya saja aku ingin mendengar semuanya langsung dari dirimu," jawab Isabelle yang hanya berbalaskan sebuah keheningan selama beberapa waktu.
"Biar aku buat lebih jelas. Apa dirimu memiliki perasaan pada gadis aktivis itu, seorang Anna Braveheart?" lanjutnya.
"Perasaan?" gumam Adam megulang-ulang kata tersebut.
"Yah. Kalian tampak menghabiskan lumayan banyak waktu bersama belakangan ini. Dirimu merupakan perwakilan dari tangan kanan ibu, urusan pemerintahan dan proyek-proyek ratu sering kali diwakilkan olehmu. Dan itu juga belum termasuk tugas milikku sebagai seorang tuan putri. Aku tahu sebagian besar dari tugas wajibku itu juga berada di atas pundakmu dan kau juga tampak memperlakukannya dengan begitu lembut," ujar Isabelle.
"Sebenarnya aku juga tak begitu tahu jawabannya. Hanya saja menghabiskan waktu bersama Anna memberiku perasaan nyaman yang belum pernah diriku rasakan sebelumnya," ucap Adam secara frontal.
"Sebenarnya aku juga tak begitu tahu jawabannya. Hanya saja menghabiskan waktu bersama Anna memberiku perasaan nyaman yang belum pernah diriku rasakan sebelumnya," ucap Adam secara frontal.
Tangan milik Isabelle seketika merangkul Adam. Walau tanpa ucapan yang jelas, tetapi tersirat maksud dari aksinya tersebut. Dia berkata, "Gunakan waktumu dengan baik, tapi ingatlah jika kau memang menyukai atau da kemungkinan untuk mencintai dirinya maka kau harus mengambil hatinya dan berani bersikap terbuka akan hal itu. Jangan bersikap seperti seorang penguntit. Karena aku jelas yakin bahwa setiap orang membenci hal tersebut."
Walau pun tak membalas perkataannya, sang adik paham apa yang ada di dalam pikiran saudara laki-lakinya itu. Mereka hanya saling melemparkan senyum satu sama lain sebelum akhirnya keduanya saling berpisah. 'Cih, Isabelle bisa saja!'
***
Tak perlu menunggu waktu yang lebih lama lagi, rumor tersebut kini tersebar ke seluruh penjuru kastil yang ada di negeri ini. Baik dari kalangan bangsawan atau pun para pekerja sepertinya sudah mulai mengetahuinya.
Hal yang begitu tak terduga namun memang bagian dari suatu kenyataan ini, dan itu tidak dapat disembunyikan. Bahkan masyarakat biasa saja telah mengetahui mengenai fakta panas tersebut. Genap satu tahun setengah dirinya tak terlihat lagi di negara ini. Akan tetapi dia masih merupakan salah satu keping, bagian dari semua kisah miliknya.
Setiap alur, garis dan takdir, berbagai rangkaiaan pristiwa yang ada di sini, juga dilaluinya. Setelah pristiwa naas yang terjadi, ia memutuskan untuk mundur. Namun belakangan ini namanya kembali naik daun, pembicaraan mengenai sosoknya kian heboh tiap harinya.
"Kapan dirinya akan tiba di sini?" tanya Yang Mulia ratu pada pengawalnya itu.
"Sekitar satu hingga dua jam lagi dari sekarang yang mulia," jawab sang pengawal.
"Wow, lebih cepat dari yang diprediksi. Oleh karena itu, aku minta agar kau memastikan semuanya sempurna seperti seharusnya," kata Camila.
Seluruh para pekerja bergegas melakukan pekerjaan mereka dengan giat. Berdasarkan perintah ratu, mereka melakukannya seperti yang sudah pernah mereka lakukan sebelumnya.
Pasalnya hal ini bukanlah sebuah hal baru bagi mereka. Di sisi lain kastil, Pangeran Morgan yang mendapati kabar ini bergegas untuk menemui sang ratu di tengah sibuknya aksi orang-orang di kerajaannya.
"Oh di sini kau berada, diriku sudah mencari dirimu kemana-mana," sahut pria itu.
"Apa lagi yang kau inginkan dariku?" tanya sang ratu.
"Apa yang kau lakukan? Mengapa kau masih membiarkan dirinya berkeliaran dengan mudah di istana kita?" balas Morgan dengan pertanyaan baru.
"Seharusnya kita telah memutus kontak dengan dirinya karena kita sudah tak memiliki hubungan apa pun lagi dengannya," ucap pria bangsawan itu melanjutkan perkataannya.
"Andai saja aku bisa melakukannya, tapi pasti ada sesuatu dari dirinya yang dapat kita manfaatkan," kata Camila sembari menghela nafas.
"Inilah akibatnya dari kalian yang sering bermain-main dengan orang seperti dirinya. Seharusnya kau bisa menghentikan Edward," tegas Morgan.
"Kau kembali mengungkit masalah yang sama. Padahal kau sendiri juga tahu bukan bahwa Edward adalah orang yang seperti apa. Berhenti bersikap seolah diriku bisa mengontrol dirinya, seakan dia mau mendengar semua perkataanku. Kita berdua tahu satu-satunya orang yang di dengar oleh Edward, yakni saudaramu sendiri. Jadi jangan menyalahkan diriku untuk setiap hal," tutur Camila.
"Sialan mereka berdua. Baik di masa hidup ataupun saat sudah meninggal seperti ini selalu saja menyusahkan," kata Morgan dengan geram.
"Tenanglah, tak perlu harus terbawa emosi. Mari hadapi dia dengan kepala dingin," papar sang ratu.
***
Tak lama kemudian terdengar bunyi peluit pertanda tamu khusus telah memasuki gerbang kastil. Putri Shaerbeek adalah sosok yang sudah sangat familer bagi negeri ini. Gadis yang satu ini berusia sekitar dua puluh enam tahun, seorang princess dari Norwegia. Sayang sekali keluarga bangsawan miliknya sudah tidak memiliki kastil dinegerinya sendiri. Mereka sudah dianggap orang luar bagi bangsawan lainnya.
Namun kegigihan dan semangat serta sifat antusiasme sosial yang tinggi membawa sang putri dan keluarganya kembali memiliki nama di kalangan masyarakat. Sosok dirinya yang begitu unik dan vocal dalam menyuarakan segalanya, membuat dia dianggap sebegai salah satu role model terbaik yang pernah ada.
Dia sudah seperti seorang princess bagi masyarakat dunia, walau tanpa mahkota sejati yang terlihat di atas kepalanya. Nama dirinya sendiri pun juga sudah sangat terkenal di seluruh semenanjung eropa.
***
Sekitar tiga tahun yang lalu, Pangeran Edward, Putra Mahkota negeri ini mendeklarasikan hubungan mereka secara resmi di seluruh mata dunia. Pangeran sulung keluarga Veliz dan Putri Shaerbeek menjadi hal yang di bahas para media tanpa henti. Kisah romansa mereka yang berjalan selama beberapa bulan itu berhasil membutakan hati masyarakat.
Kondisi monarki yang sedang dalam masa krisis kala itu berangsur-angsur membaik secara perlahan hanya karena rumor positif yang selalu mengudara. Bahkan nama Britania Raya kembali menjadi sebuah negara yang esensial, tingkat teratas oleh karena hal tersebut. Tiga minggu sebelum tragedi itu terjadi, Pangeran Edward Veliz dan Putri Shaerbeek resmi menyatakan hubungan pertunangan yang mereka jalin.
**To Be Continued**
Bagaimana menurut kalian chapter yang satu ini? Tinggalkan gift, vote, like dan juga opini kalian di kolom komentar. Trims!