Vyacheslav buru-buru mempercepat langkahnya ketika ia melihat si wanita bertabrakan dengan seorang pria.
Kesempatan emas ini tidak akan aku sia-siakan!
Pikir Vyacheslav di dalam hatinya seraya berseru kegirangan.
"Nona, Aaakah Anda baik-baik saja?"
Vyacheslav mengulurkan tangannya hendak membantu si wanita, tetapi ia justru tidak mendapatkan respon apapun.
"Sayang? Are you ok?"
Si pria mendorong Vyacheslav ke samping dengan maksud menjauhkannya dari si wanita.
"Maafkan aku karena tidak hati-hati."
Si pria membantu si wanita tadi berdiri.
Sayang?! Apa mereka adalah sepasang kekasih?!
Vyacheslav kembali berbicara dengan dirinya sendiri. Betapa terkejutnya ia ketika mendengar sprei yang memanggil dengan sebutan sayang.
"I'm fine. Namun, Liev, mengapa kau berjalan terburu-buru?!"
Si wanita menatap pria dihadapannya dengan belas kasih.
"Ya, aku ingin menyusulmu ke toilet karena aku tidak ingin terjadi apa-apa padamu."
Vyacheslav melihat si wanita tersenyum. Ia jaga melihat tangan kanan pria tadi menyentuh punggung halus si wanita.
"Maaf, Tuan. Seperti yang Anda ketahui bahwa Istri saya baik-baik saja. Namun, Terima kasih karena Anda berniat menolongnya."
Vyacheslav hanya menganggukkan kepalanya. Ia sama sekali tidak berniat untuk merespon ucapan masih pria.
Sial!
Vyacheslav mengumpat di dalam hati. Ia lantas pergi dari sana dengan diikuti oleh Karol dibelakangnya.
**
Sudah hampir 40 menit lamanya, Cyzarine dan Zio berada di dalam mobil bersama. Zio dengan setia menunggu wanita di sampingnya untuk berbicaraーentah kapanーkarena wanita itu kini tengah sibuk dengan ponsel di tangannya.
"Sam, pergilah ke minimarket terdekat dan beli beberapa minuman segar untuk Nona Czyarine!"
"Tidak!"
Cyzarine dengan cepat menolak perintah Zio. Ia mengusap kedua matanya yang masih berlinang air mata. Banyak tisu yang berada di bawah kakinya, tentu saja membuat mobil yang ditumpanginya terlihat kotor dan berantakan.
"Nona Cyzarine, Anda sudah membuang-buang air mata dengan sia-sia. Dan kini, tubuh Anda memerlukan cairan agar tidak terserang dehidrasi yang mungkin saja membahayakan nyawa Anda."
Cyzarine menatap Zio dengan kedua mata teduhnya.
"Anda benar, Tuan Zio ...."
Zio merubah posisi duduknya seraya mengerutkan keningnya. Ia mendekatkan dirinya kepada Cyzarine yang sedang bersedih.
"Apa maksud Anda, Nona? Saya sama sekali tidak mengerti."
Cyzarine mengarahkan matanya ke arah lain. Ia tidak ingin berlama-lama memandang Zio.
"Tolong antarkan saya kembali ke hotel!"
Zio menatap Czyarine menyandarkan dirinya. Wanita tersebut pun menutup kedua mata dan tidak berkata apapun lagi.
"Well, Sam, kita kembali ke hotel sekarang!"
Sam menatap sang tuan dari kaca depan mobil. Ia pun mengangguk.
"Baik, Tuan Muda."
Sam melajukan mobil dengan kecepatan rata-rata. Salju yang turun malam ini cukup lebat dan membuat jarak pandang sedikit terganggu.
"Apakah akan terjadi badai salju, Sam?"
Zio bertanya mengenai prediksi cuaca malam hari ini seraya menatap pemandangan di luar mobilnya..
"Menurut berita cuaca yang beredar hari ini, Tidak ada badai salju untuk satu minggu ke depan, Tuan Muda."
Baru saja Sam menutup mulutnya rapat-rapat, kini Cyzarine ikut bicara.
"Di kota Moskow sangat jarang terjadi badai salju."
Zio pun menoleh ke arah wanita yang masih menutup kedua matanya.
"Apakah Anda sangat mencintai negara Rusia, Nona Cyzarine?"
Zio tersenyum lebar ketika bertanya hal barusan. Sedangkan Cyzarine membuka kedua matanya, selalu menatap pria tampan yang duduk disebelah kanannya.
"Tentu saja, Tuan Zio. Saya lahir dan tumbuh besar di negara ini. Jadi, tidak ada alasan untuk membenci negara saya sendiri."
Kelihatannya, dia terdengar sangat yakin dengan ucapannya, batin Zio tidak percaya.
"I see, Nona Czyarine."
Zio tersenyum mendengar jawaban Cyzarine. Sedangkan wanita 19 tahun tersebut pun kembali memejamkan matanya.
Oh, kejadian tadi tersebar luas dengan sangat cepat. Namun, apakah Nyonya Anastasia akan membuat perhitungan dengan ku?
Zio menatap layar ponselnya. Ia membaca berita online terupdate mengenai ulang tahun perusahaan keluarga Romanov yang sedikit ricuh karena kejadian tadi.
"Sungguh lucu!"
Zio berseru pelan agar Cyzarine tidak terganggu karena suaranya. Namun, sesekali ia menatap Cyzarine dan memastikan wanita itu aman.
"Kau pasti kedinginan."
Zio membuka jasnya guna menutup sebagian tubuh Cyzarine. Ya, jas mahal dengan desain khusus untuknya beralih fungsi sebagai selimut.
Mobil yang dikendarai oleh Sam berhenti mendadak hingga menunjukkan suara decitan. Zio buru-buru meriah tubuh Cyzarine dan menyelamatkannya.
"Hah!"
Czyarine terkejut saat membuka kedua matanya untuk mendapatkan dirinya berada di dalam dekapan Zio.
"Aーapa yang terjadi?"
Czyarine berusaha melepaskan diri, tetapi Zio justru mendekapnya dengan erat.
"Maaf, Tuan Zio dan Nona Cyzarine. Jalanan sangat licin dan saya tidak bisa menghindari bola salju yang menggelinding ke jalan raya."
"Bola salju?"
Zio tidak percaya dengan alasan yang dikatakan oleh asistennya.
"Ya, Tuan Muda. Entah dari mana datangnya bola salju tersebut menggelinding dengan cepat."
Zio menengadahkan kepada Cyzarine dan menatapnya dalam-dalam.
"Apakah Anda baik-baik saja? Apakah ada yang terluka?"
Cyzarine pun menggeleng.
"Tidak."
Sam menoleh ke belakang dan menatap Zio juga Cyzarine pergantian dengan cemas.
"Tuan Muda, apakah Anda baik-baik saja? Dan, bagaimana dengan Nona Cyzarine?"
"Kami baik-baik saja, Sam. Kembalilah mengemudi!"
Sam lega mendengar jawaban Zio barusan.
"Sekali lagi, saya meminta maaf, Tuan Muda. Saya akan lebih hati-hati."
Broom! Broom! Broom!
Suasana sudah kembali normal, tetapi Zio belum juga melepaskan Cyzarine dari dekapannya.
"Beristirahatlah, Nona! Saya akan membangunkan Anda jika kita telah tiba."
Cyzarine berusaha melepaskan dirinya lagi.
"Jika begitu, bisa, 'kah, melepaskan saya?"
Cyzarine menatap Zio dengan wajah memelas.
Oh, damn! Ternyata dia mampu merubah bentuk wajahnya seperti seekor kucing yang menggemaskan!
Zio berseru di dalam hatinya selalu menatap kedua mata Cyzarine.
"Oh, maafkan saya."
Czyarine kembali menyandarkan tubuhnya di posisi semula. Dengan mata terpejam, ia tidak lantas tenang.
Aku harus pergi dari lingkaran keluarga Romanov Namun, ke mana aku harus pergi?
Cyzarine tidak dapat mengistirahatkan pikirannya. Ia berpikir keras tujuan hidup selanjutnya.
London? New York? Quebec? Roma? Atau, Paris? Apakah aku harus pergi ke kota-kota impianku tersebut? Ya, mungkin aku bisa melanjutkan menari balet di sana.
Cyzarine berpikir sejenak tentang berbagai kota besar dan populer yang sejak dulu sangat ingin dikunjunginya. Dengan berbekal uang yang tidak sedikit, bukan tidak mungkin wanita itu akan pergi ke sana, bukan?
Rasa lelah dan kantuk datang menghampiri Cyzarine. Ia dengan cepat terbuai ke dalam alam mimpi. Di saat yang sama, ponsel Cyzarine bergetar dan berhasil memecahkan konsentrasi Zio yang masih terus membaca berita seputar kejadian menghebohkan di pesta ulang tahun perusahaan Romanov Company.
"Sepertinya Nona Cyzarine sudah tertidur. Apakah aku harus menerima panggilan masuk tersebut?"
Zio meraih ponsel di genggaman tangan Cyzarine dan membaca nama salah satu sahabatnya yang tertera di layar ponsel.
"Larisa? Siapa Larisa?"