webnovel

Pergi 2

Kita pun pergi ke hutan Elentia.

Matahari bersinar cukup terang diatas kepala kita, namun pohon-pohon tinggi menghalangi sinar matahari tersebut. Aku merasakan angin sepoi-sepoi di siang hari ini. Walaupun terasa panas, tapi hari ini cuacanya lumayan cerah dan berangin. Kita berjalan sambil menikmati pemandangan Hutan Elentia. Hutan ini memang berbahaya di waktu tertentu. Tapi tetap saja, hutan ini memiliki harta alam yang indah. "Hari yang cukup cerah dan indah ya" Kata Vanilla yang menikmati pemandangan Hutan Elentia. "Iya" Jawab ku sambil menarik nafas dan melihat ke atas memandang celah-celah batang pohon dan daun yang menutupi sinar matahari. Kita terus berjalan dan sampai di sebuah sungai kecil yang tidak dangkal. Arusnya tidak terlalu kecang. Vanilla dengan hati-hati berjalan melewati sungai tersebut. "Ayo, tidak terlalu licin kok." Kata dia. Dengan pelan aku pun berjalan melewati sungai tersebut. Aku tiba-tiba teringat akan sesuatu. Suatu memori. Semua tiba-tiba hitam seketika, lalu sebuah cahaya muncul. "Estensia vanilla dimasukkan kedalam situ kemudian ekstrak kayu manis, dann.." Kata diriku dimasa lalu. "Jadi deh sebuah ramuan penyembuhan Venlenyia yang bisa membuat kenyang dan membuat aroma menjadi lebih manis dan menyegarkan seperti keluar dari oven." Kata diriku dimasa lalu sambil memandang sesuatu yang terlihat buram dan pudar. "Ini, coba saja cium aromanya!" Kata diriku dimasa lalu sambil memberikan botol ramuan tersebut ke sesuatu yang terlihat buram dan pudar. "Wah! Iya ya, baunya lumayan" Jawab sesuatu itu. "Iya, itu semua karena aku diajari oleh-" Kata diriku yang kemudian berhenti. Aku pun tersadar dan tidak fokus sehingga aku terpeleset jatuh. "Aduhh.. " Kata ku yang kesakitan dan basah sedikit. "Vella! kamu baik-baik saja??" Kata Vanilla yang segera menghampiri ku. "Iya aku gak apa-apa kok, vanilla." Kata ku. "Kamu melamun lagi ya?, tidak baik melamun terus menerus, Vella." Kata dia sambil mengulurkan tangannya kepadaku. "iya aku tau, maaf-maaf. Akhir-akhir ini aku kadang kehilangan fokusku." Jawab ku yang tersipu malu lalu menerima tangannya dan berdiri. Kita pun berjalan melewati sungai tersebut.

Setelah sampai disebrang, kita lanjut berjalan sambil mengobrol, "Lebih baik kamu ceritakan apa yang sedang kamu pikirkan Vella.." Kata dia sambil kita berjalan. "Tidak banyak sih.. Tadi aku hanya teringat suatu memori dari masa lalu. Aku sedang membuat sebuah ramuan bahan ajaib yang sering ku gunakan kedalam kue ku. Dan ternyata dulu aku diajari oleh seseorang, tapi aku lupa.." Jawab ku yang berusaha kembali mengingatnya.

"Wah, seseorang itu pasti pandai dalam ilmu green magic." Kata dia. "Green magic?" Tanya ku. "Iya, Green magic adalah ilmu magic yang mempelajari cara membuat potion, healing, dan berhubungan dengan bahan-bahan ajaib." Jawab dia sambil kita berjalan. "Ah, sepertinya aku pernah mendengarnya, hanya saja aku lupa belajar dari mana dan diajari siapa." Jawab ku sambil terlihat penasaran akan siapa yang mengajarkan ku green magic di masa lalu. "Omong-omong, kamu tahu itu dari mana, vanilla ?" Tanya ku. "Tongkat ku yang memberitahu tentang green magic, aku sendiri masih agak lupa darimana aku mempelajari nya." Jawab dia. "Tapi, vanilla, tongkat kan tidak bisa berbicara." Kata ku yang kebingungan. "Tongkat ini memang tidak bisa berbicara, namun aku bisa merasakan apa yang dia rasakan dan aku bisa mendengar perkataannya." Jawab vanilla sambil memandang tongkat yang dipegangnya. "Mengapa tongkat mu diperban?" Tanya ku yang penasaran. "Aku juga tidak tahu mengapa. Saat terbangun disuatu tempat, tongkat ini yang pertama memanggil ku. Awalnya aku sangat ketakukan akan suara-suara tersebut. Namun setelah ku tahu bahwa tongkat ini bring no harm, aku dan dia menjadi teman baik." Jawab vanilla. "Ooh, jadi begitu.." Kata ku sambil mengangguk.

Tidak lama, akhirnya kita sampai di Hutan Elentia bagian barat. Aku dan vanilla mencoba mencari di sekeliling pepohonan dan semak-semak. "Dimana, dimana ya.." Kata ku sambil mencari di belakang semak-semak.

Di kejauhan, aku melihat bunga-bunga kecil berwarna kuning, ungu. Pasti ini bunga elderflowers. Tidak butuh waktu lama, aku menemukan beberapa bunga elderflowers merah di dekat semak-semak bunga sleeping flowers. "Vanilla, aku menemukannya!" Jawab ku sambil memeting bunga Elderflowers merah tersebut. "Ohh! Baguslah kalo begitu!!" Kata Vanilla sambil berjalan ke arah ku. "Sekarang kita hanya memerlukan bunga Eldeweis kuning" Kata vanilla sambil membantu memetik bunga elderflowers merah. Setelah memetik, kita pun lanjut berjalan untuk pergi ke Hutan Elentia bagian selatan.

Chương tiếp theo