Hanjo bergegas melewati parkiran. Ia merasa telat. Ia punya alasan yang kuat yang banyak orang di Jakarta harus bisa menerima alasan itu. Macet.
"Pagi, Pak Hanjo," sapa seseorang.
Hanjo melirik sekilas tanpa mengentikan langkah. Seorang wanita muda. Berkerudung.
"Pagi," jawabnya meski ia merasa tidak kenal dengan gadis itu. Sapa basi-basi seseorang tidak baik didiamkan.
"Ada urusan apa, Pak?" tanya gadis itu lagi.
Hanjo mengangkat tangan. "Ada urusan," katanya meneruskan langkah.
Beberapa kali dipanggil ia selalu tepat waktu. Seperti dirinya yang mengkal sekali pada orang yang suka molor, ia tidak dicap begitu.
"Pagi," sapanya pada wanita yang mejanya berada di samping pintu masuk.
"Pagi, Pak. Maaf, Mas Kornelisnya tugas luar kota. Pemeriksan Pak Hanjo ditunda sampai minggu depan," jelas wanita berambut terikat itu.
Hanjo melepaskan nafas. Sengaja datang dengan buru-buru, tapi yang dituju tak ada. Sudah berusaha untuk tepat waktu. Malah jadi membuang waktu.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com