Karim membukakan pintu mobil. Terlihat olehnya muka bos besar yang keruh bagai air banjir. Muncul pikiran dalam kepala Karim, tentu orang penting yang dijumpai bos ini. Sampai-sampai ia mau datang dengan menggunakan ojek. Tidak mau menunggu kemacetan. Dan sekarang wajahnya menghitam pula. Besar masalahnya.
"Ke kantor, Pak Bos?"
Hanjo menjawab tanpa suara. Hanya dengan gerakan tangan.
"Sudah selesai bos?"
"Selesai apanya?"
"Urusan bos dengan orang di hotel itu. Orang penting kali mereka. Sampai-sampai bos mencari ojek agar segera jumpa dengan mereka," tutur Karim yang susah menahan suara bila mulutnya telah terbuka.
"Mana pernah aku berurusan dengan orang biasa."
"Hehe iya. Lupa aku, Bos."
Hanjo menarik nafas. Persoalan dengan gadis itu tidak perlu dipikirkan betul. Ia punya banyak cara untuk membuat dia diam, lalu tersenyum dan bertekuk lutut. Kemarahan barusan hanya emosi sesaat.
"Aduh, lupa saya bos. Benar-benar lupa," ujar Karim dengan muka penuh penyelasan.
"Soal apa?"
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com