Kemunculan Fu Si membuat koridor yang awalnya redup menjadi tampak lebih terang.
Melihat pria itu, Chi Gui terdiam.
Tangan Fu Si yang panjang mengambil seikat kunci. Ketika melihat Chi Gui, bibirnya mengaitkan sebuah senyuman yang manis. "Pagi! Kebetulan sekali, kamu juga mau keluar?"
Chi Gui melihat Fu Si dengan wajah datar tanpa ekspresi. Ia kemudian bertanya, "Kenapa kamu bisa di sini?"
Fu Si menjawab tanpa ragu, sama sekali tidak merasa ada yang aneh, "Pemilik rumah ini menjual rumahnya dengan harga murah. Kebetulan aku juga sedang mencari rumah, jadi aku beli saja."
Kemudian Fu Si berjalan menghampiri Chi Gui, membungkukkan punggungnya, mendekatkan wajahnya ke wajah Chi Gui, matanya yang cantik menatap lurus kepada gadis itu.
Dengan nada suara rendah yang dapat memikat hati orang yang mendengarnya, Fu Si berkata, "Nona Chi… sekarang kita adalah tetangga, harus saling membantu dan menyayangi. Mari kita menjadi tetangga yang baik."
Chi Gui hanya diam, lantas membalikkan badannya dan turun dari tangga.
Fu Si memasukkan kedua tangannya ke dalam saku, dengan santai mengikuti Chi Gui menuruni tangga.
Hari ini, Fu Si lagi-lagi memakai pakaian yang santai, memperlihatkan seutas manik-manik Buddha di pergelangan tangannya. Manik-manik cendana merah tua itu sangat kontras dengan warna kulitnya yang putih.
Chi Gui dan Fu Si memang sangat menawan, mereka seperti model iklan.
Para tetangga yang berpapasan dengan mereka tidak bisa menahan diri untuk melihat Chi Gui dan Fu Si lagi.
Namun di mata Fu Si, hanya ada punggung Chi Gui yang ramping.
Keduanya berjalan turun ke lantai bawah.
Saat para pengawal Chi Gui yang bersembunyi di pojokan gelap melihat adegan itu, mereka sangat terkejut sampai hampir terjatuh ke lantai.
"Tuan Fu, kenapa dia bisa di sini?"
Xin Gu menatap pengawal yang bertugas jaga di malam hari dengan dingin. "Kalian tidak menyelidikinya semalam?"
Pengawal itu memberikan jawaban, terlihat sudah ingin menangis, "Semalam Tuan Fu masuk ke gedung secara terang-terangan, jadi kami tidak berani mengikutinya. Kamu kira, dia hanya datang untuk mencari teman…"
Siapa yang tahu bahwa Tuan Fu ternyata membeli rumah di gedung itu?!
'Dia terang-terangan ingin mendekati profesor Chi!'
'Tidak tahu malu!'
'Sangat tidak tahu malu!' batin Xin Gu.
Sebaliknya, Chi Gui justru tidak menunjukkan reaksi apapun mengenai masalah itu.
Chi Gui membawa tas ranselnya, seperti biasa berjalan menuju lobi gedung. Tiba-tiba, dari belakang terdengar suara Fu Si, "Kita pergi ke arah yang sama, aku antar kamu ya."
Chi Gui menjawab,"Tidak perlu, aku sudah memanggil taksi."
Chi Gui berjalan keluar lobi, mobil Xin Gu sudah menunggu di sana.
Melihat keberadaan Fu Si, Xin Gu tidak turun dari mobil untuk membukakan pintu seperti biasanya.
Chi Gui membuka pintu mobil sendiri dan masuk ke tempat duduk belakang. Begitu ia masuk, Fu Si pun segera ikut masuk ke dalam mobil itu tanpa sungkan.
Xin Gu hanya bisa terdiam. Begitu pula dengan Chi Gui.
Tangan Fu Si mendorong kacamatanya, kemudian tersenyum dengan lembut. "Maafkan aku, mobilku sedang rusak, jadi tolong antar aku sekalian ya."
Chi Gui dengan santai berkata, "Bukankah tadi kamu bilang mau mengantarku?"
Fu Si sama sekali tidak merasa canggung atau malu, ia menjawab, "Mobilku baru rusak setelah aku mengatakannya."
Sekali lagi, Chi Gui terdiam.
Xin Gu sudah tidak tahan lagi, ia melirik Fu Si karena terkejut.
'Muka Tuan Fu terbuat dari apa sih?!' pikir Xin Gu dengan emosi.
Kemudian, Xin Gu melihat ke arah Chi Gui. Gadis itu mengelus keningnya sambil berkata, "Ayo jalan."
Xin Gu pun mulai menyetir.
Fu Si bersandar di jendela mobil, satu tangannya menopang dahinya. Sesekali, diam-diam matanya menyapu ke arah Xin Gu dengan penuh makna, kemudian segera mengalihkan pandangan seakan tidak pernah melihatnya.
Sampai di kampus, Chi Gui turun dari mobil.
Fu Si berdiri di depan toko, melihat bayangan punggung Chi Gui yang ramping masuk ke kampus. Setelah itu, ia baru masuk ke dalam tokonya.
***
Xin Gu memarkir mobilnya tidak jauh dari kampus, kemudian berjalan kembali ke kampus.
Chi Gui sudah duduk di dalam kelas, menunggunya. Setelah sampai di kelas, Xin Gu langsung mendekati Chi Gui, dengan nada pelan bertanya, "Kak Chi, apa aku perlu memberitahu Tuan Shen?"
Chi Gui menggelengkan kepala, "Tidak perlu."
Fu Si memiliki kebebasan untuk membeli rumah di mana pun, Chi Gui tidak berhak mengendalikannya.
Pada saat yang bersamaan, Chi Yan, Su Qing, dan Kong Wen masuk ke kelas.
Saat berjalan bersama, Kong Wen terlihat sangat senang. Suaranya yang cukup keras terdengar, "Su Qing, keluargamu hebat sekali! Bahkan robot kepala pelayan yang baru diproduksi oleh perusahaan grup Han Wan pun bisa kalian dapatkan! Aku dengar, robot itu belum dirilis secara resmi. Jika tidak memiliki hubungan yang dalam, mana bisa membelinya sekarang?!"
Suara Su Qing terdengar dingin, tetapi hal itu tetap tidak bisa menutupi kebanggaannya, "Ayahku juga baru bisa mendapatkannya setelah melewati berbagai jaringan hubungan. Menjalin hubungan dengan grup Han Wan memang sangat sulit."
Keluarga Han merupakan salah satu keluarga ternama di kota besar Jing. Biasanya hanya keluarga Shen, keluarga Fu, dan keluarga Qin yang bisa sejajar dengannya. Mereka adalah empat keluarga paling ternama di kota besar Jing
Jangan berpikir bahwa keluarga Su merupakan yang terkaya di kota Nan. Walau keluarga Chi harus hati-hati dan selalu berusaha untuk mengambil hati, tetapi mereka tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan empat keluarga kelas atas dari kota besar Jing.
Kali ini keluarga Su berhasil menjalin hubungan dengan grup Han Wan. Hanya berhasil membeli robot kepala pelayan yang belum dirilis secara resmi saja sudah sudah menjadi sebuah kebanggaan bagi mereka untuk beberapa waktu kedepan.