Pelayan sedikit pusing dengan penjelasan Chi Gui. Secara refleks ia menjawab, "Sepertinya… tidak perlu?"
Chi Gui tersenyum sambil berkata, "Terima kasih atas pengertiannya." Kemudian, gadis itu pun masukkan kedua tangannya ke dalam saku dan berjalan menuju gerbang vila.
Pelayan yang melihatnya berjalan keluar jadi bingung, 'Sepertinya ada yang salah?'
Chi Gui sudah keluar dari vila. Baru saja berjalan sebentar dan belok di tikungan, beberapa pria berambut pirang tiba-tiba berkumpul menghadangnya.
Melihat itu, Chi Gui bingung.
Salah satu yang tampak seperti pemimpin dari geng itu mencibir, "Apakah kamu adalah anak sulung keluarga Chi yang baru datang ke kota?"
Chi Gui memiringkan kepalanya. Hanya dengan pertanyaan itu, ia sudah bisa menebak ke arah mana pembicaraan mereka.
Gadis itu melihat kumpulan pria yang mengelilinginya dengan tenang. Mata Chi Gui yang gelap memancarkan aura dingin.
'Aku baru saja tiba di rumah ini dan sudah ada yang ingin menjatuhkanku? Chi Yan atau Chi Mingkun?.... Tidak mungkin Chi Mingkun, dia adalah harta keluarga Chi, meskipun aku pulang ke rumah, aku tidak akan menjadi ancaman untuknya. Maka, satu-satunya yang bisa melakukan ini hanya Chi Yan,' batin Chi Gui.
Chi Gui sedikit mundur, ia bersandar di dinding dengan santai. "Coba katakan, dia mau kalian melakukan apa padaku?"
Pria berambut pirang tertegun sejenak, matanya melotot besar seolah tidak percaya.
'Apa-apaan ini? Aku hanya mengatakan satu pertanyaan saja dan sudah bisa ditebak?'
Kelompok pria itu memang direkrut oleh Chi Yan. Mereka sudah menunggu untuk waktu yang lama hanya untuk menghalangi Chi Gui.
Normalnya, jika anak yang datang dari desa dihadang oleh sekumpulan pria berambut pirang, bukankah seharusnya ia ketakutan hingga gemetaran? Chi Gui seharusnya menangis setengah mati, menuruti apa yang dikatakan oleh pria-pria itu, tidak berani membantah, dan tidak akan mencari masalah dengan Chi Yan, 'kan?
Namun, kenapa Chi Gui bisa setenang ini? Yang paling mengerikan adalah, gadis itu bisa menebak dengan tepat dan benar dalam waktu sesingkat ini!
Tapi, hal itu seharusnya tidak boleh ketahuan!
Pria berambut pirang itu sibuk dengan pikirannya, kemudian ia berkata, "Aku tidak mengerti apa kamu katakan!"
Ia melanjutkan, "Kami hanya melihat, kamu lumayan cantik dan ingin mengajakmu main saja…" Orang-orang belakangnya pun tertawa.
Pria berambut pirang itu mengulurkan tangannya, ingin menyentuh wajah Chi Gui. "Kamu sebaiknya jangan membantah, wajah yang cantik ini sangat sayang jika terluka…"
Chi Gui menghelakan napas. "Hah! Kuno sekali!"
Pria berambut pirang itu bingung saat melihat Chi Gui mengerutkan alisnya sambil berkata, "Tidak bisa memakai tangan, itu agak merepotkan…"
Mendengar kata-kata Chi Gui, pria berambut pirang mengira gadis itu takut. Ia pun tertawa dan berkata, "Asalkan kamu baik-baik, aku tidak akan memakai tangan…"
Namun sebelum pria itu selesai berbicara, ia merasakan bayangan gelap melintas di depannya. Pada detik selanjutnya, rasa sakit yang tajam mulai terasa di hidungnya.
Pria berambut pirang menyentuh hidungnya dan melihat tangannya berlumuran darah.
Ia mengangkat kepalanya dan melihat Chi Gui perlahan menarik kembali kakinya. Wajah yang cantik itu terlihat sangat tentram. "Kalian bisa menyerangku sekaligus saja, aku sedang buru-buru."
'Shit! Merendahkan siapa dia?! Bagaimanapun, kami berjumlah lima atau enam pria!'
Merasa tersinggung, semua pria berambut pirang itu pun maju dengan marah.
Satu menit kemudian.
Chi Gui merendahkan tatapan matanya dan melihat orang-orang yang tergeletak di tanah, mereka meraung kesakitan. Alis matanya mengerut dengan tidak puas, "Hmm, memang ya, kalau tidak bisa menggunakan tangan agak susah."
Pria berambut pirang hanya terdiam, "..."
Chi Gui hanya menggunakan kaki, tapi sudah mampu menumbangkan mereka semua!
'Apa orang desa memang begitu mengerikan sekarang?'
"Kalian mau pergi sendiri atau mau aku antar?" Chi Gui bertanya dengan tenang.
Para pria berambut pirang itu mendengar kata-kata Chi Gui. Tidak mempedulikan rasa sakit yang tajam, mereka segera bangun dari tanah dan melarikan diri dari sana.
Chi Gui tidak berkata apapun.
Chi Gui tidak peduli dengan insiden kecil itu. Ia kembali memasukkan kedua tangannya kedalam saku dan dengan santai berjalan menuju jalan raya.
Pada saat yang sama, di seberang jalan sebuah mobil Maybach hitam berhenti. Di dalamnya ada dua orang pria.
Qin Sheng yang duduk di kursi pengemudi menyaksikan pertarungan Chi Gui lalu bersiul, "Cepat dan bersih, gerakan yang cantik, bagus sekali!"
Pria yang duduk di belakang mobil bersandar di kursi dengan santai, lengan kemeja hitamnya digulung beberapa kali hingga memperlihatkan lengannya yang putih dan ramping, jari tangannya menjepit sebatang rokok. Asap rokoknya menyebar di dalam mobil, menyembunyikan mata gelap yang berbahaya itu.