TANTANGAN ZHUGE LIYING
Zhuge Liying merasa lemas. Tenaga dalamnya tekuras habis. Bahkan dirinya tidak kuat untuk menggenggam sebuah pedang.
"Aku menyerah."
Pasrah dan berserah diri. Mayat hidup yang dilawan bukanlah musuh yang bisa dianggap enteng.
Para mayat hidup itu tidak bisa dimusnahkan, meski seluruh jurus dan kekuatan telah dikerahnya. Mereka tetap hidup. Zhuge Liying hanya seorang diri. Dia harus melawan ribuan bahkan ratusan mayat hidup yang tentu memiliki kekuatan besar.
"Kakak pertama," panggilnya lirih.
Berharap ada yang datang membantu. Zhuge Liying menunggu kedatangan dari kakak seperguruannya.
Pria itu tidak kunjung datang. Zhuge Liying tidak lagi bisa mengulur waktu lebih banyak untuknya.
"Kakak per-tama." Kesadarannya mulai mengkabur. Remang-remang penglihatannya.
"Adik!" Akhirnya yang dinanti datang juga. Dia melompat dari udara, dan menopang tubuh Zhuge Liying yang hampir pingsan itu.
"Aku akan sedikit menyalurkan tenaga dalamku untukmu."
"Kakak pertama," senang. Zhuge Liying menyambut kedatangan pria itu dengan senyuman, meski penglihatannya mulai samar-samar.
"Bertahanlah!"
Pria itu langaung melakukan tindakan. Tubuh Zhuge Liying berada di posisi duduk, sedangkan dirinya duduk di belakang Zhuge Liying.
Mengalirkan sedikit tenaga dalam kepada Zhuge Liying. Energi yang diberikan memang tidak seberapa, namun cukup untuk membuat Zhuge Liying bertahan beberapa saat lagi.
Kilau cahaya berwarna putih, sedikit keemas-emasan keluarga dari kedua telapak tangan pria itu.
Dia melenmpelkan kedua tangannya di punggung Zhuge Liying. Sedikit dorongan, dia mengalirkan tenaga dalamnya untuk Zhuge Liying.
Huk ....
Zhuge Liying tersentak ketika sesuatu yang luar biasa masuk ke dalam dirinya. Setiap sel-sel syaraf pada tubuhnya yang hampir mati, sekarang mulai merasa hidup kembali.
Penyaluran energi telah selesai. Zhuge Liying sudah terlihat lebih baik dari sebelumnya.
"Bagaimana? Apa kau sudah merasa lebih baik?" tanya dia.
Sesaat setelah sebagian tenaga dalamnya telah Zhuge Liying terima. Gadis belia 10 tahu itu akhirnya bisa melihat dunia dengan terang kembali.
"Keadaanku sudah lebih baik. Terima kasih Dage. Maaf sudah membuatmu repot."
"Tahan terima kasihmu itu. Saatnya kita menghentikan mereka. Kita tidak bisa terus-menerus membiarkan mereka menghancurkan tanah air kita ini," raung pria itu.
Terdengar marah. Kakak seperguruan Zhuge Liying ini merasa sudah muak dengan permainan yang telah dibuat ini.
Jangankan dirinya, Zhuge Liying pula ikut berdengus. Ingin dia memusbahkan mereka, akan tetapi satu kekuatan saja itu tidak cukup.
Keduanya bangun bersama-sama. Zhuge Liying sudah mendapatkan kembali tenaga dalamnya yang sempat habis itu. Berkata kakak seperguruannya, dia bisa kembali berdiri.
"Apa kakak sudah mendapatkannya? Jurus pengendali api?"
"Ya. Tentu saja aku sudah mendapatkannya. Terima kasih karena kau sudah mengulur waktu untukku menyempurnakan kekuatanku."
Zhuge Liying tersenyum gembira. Mendengar jika kakaknya berhasil menyempurnakan kekuatannya, membawa angin segar bagi Zhuge Liying. Itu yang sudah dirinya harapkan.
"Mari!" Pria itu mengulurkan tangan kananya. Sedangkan Zhuge Liying menganggutkan kepalanya. Bersamaan dengan itu Zhuge Liying meraih tangan kakak seperguruannya itu.
Bersama-sama keduanya bergandengan tangan. Menyatukan kedua kekuatan yang dimiliki masing-masing.
Zhuge Liying menguasai elemen air dan tanah. Sedangkan pria itu menguasai elemen api dan udara. Keempat elemen itu akan disatukan menjadi kekuatan besar.
Siapapun lawannya sudah pasti akan kalah, sebab jika empat elemen bersatu, maka akan tercipta kekuatan besar yang tak terhingga.
Zhuge Liying dan dia bersatu. Menyatukan kekuatan untuk menciptakan kekuatan yang baru.
Yaaaaa ....
Tercipta badai yang sangat dahsyat. Awan hitam mengepung di langit. Guntur dan petir menyambar bersam-sama. Kekuatan yang baru ini bahkan membuat Nirwana mengalami getaran hebat.
Para Dewa tersentak, ketika kekuatan maha dahsyat tersebut sedikit membuat guncangan di alam Dewa.
Kedua pendekar hebat bersatu. Bukan hanya kekuatan yang disatukan, tetapi tekat dan pikiran keduanya ikut bersatu.
Hati Zhuge Liying dan dia sama-sama bersih dan suci, membuat para Dewa menjadi senang.
Perjuangan Zhuge Liying tidak lagi seorang diri, dia sudah dibantu oleh kakak seperguruannya. Dan sekarang para Dewa ikut membantu keduanya.
Kekuatan disatukan. Manusia dan Dewa telah bersatu melawan keangkaramurkaan. Para mayat hidup tidak lagi bisa berkutik.
Bersama-sama mereka menyerang, dan bersamaan dengan itu para mayat hidup akhirnya bisa dilumpuhkan.
Cerita pun selesai. Para mayat hidup tidak lagi bermunculan di tanah Yuan. Namun, setelah 10 tahun berlalu. Para mayat hidup kembali terlihat dan mengacao di Ming.
"Jadi, untuk mengalahkan mayat-mayat hidup itu, kalian menggabungkan empat elemen alam, benarkah?" tanya Shangkuan Yun penasaran, dan yang lain tentunya ikut bertanya-tanya hal yang serupa.
"Ya. Empat elemen alam yang terkuat. Api, air, tanah dan udara. Keemoat elemen itu bersatu bersama dengan tekat yang kuat serta semangat dan keberanian. Meski, elemen telah disatukan, tetapi hati dan pikiran tidak seimbang maka hasilnya akan sia-sia saja," beber Zhuge Liying.
Pun yang lain menyimak penjelasannya. Dari kisah singkatnya, memang sudah dapat digambarkan. Jika elemen yang terkuat bukan sekedar dari alam, tetapi pikiran manusia pun menciptakan kekuatan yang besar.
"Lalu, sekarang berapa elemen yang sudah kau miliki?" tanya Shangkuan Yun satu kali lagi.
Zhuge Liying beranjang perlahan mendekati salah satu rak buku. Jari telunjuknya bergerak perlahan ke arah kiri, mencari sebuah buku yang mungkin ada di sana.
"Aku menguasai keemoat elemen tersebut," ujar dia jujur, sambil mengeluarkan salah satu buku dari barisannya.
Orang-orang di sana terbelalak mata mereka, ketika mendengar bahwa Zhuge Liying mampu menguasai empat elemen.
"Benarkah, kau menguasai keempat elemen tersebut?" Pertanyaan yang sama dari semua orang.
Zhuge Liying bergerak perlahan, sembari membuka halaman demi alaman dari buku yang dibawanya.
"Haruskah aku menunjukannya pada kalian?"
Zhuge Liying meletakkan bukunya di atas meja. Ada satu halaman yang terbuka. Buku tersebut bukanlah kitab yang berisikan jenis-jenis jurus, melainkan daftar murid yang ada di Dao Bao Hu.
"Kau Feng Ki Qian, bukan? Di antara yang lain kau adalah murid tertinggi di perguruaan ini, dan kau juga menguasai empat elemen alam. Namun, kau belum menguasai keempat elemen tersebut dengan sempurna. Benar bukan?"
Feng Li Qian kikuk, kaku, dan diam. Ditunjuk langsung oleh Zhuge Liying membuat Feng Li Qian naik darah.
"Ya, benar. Saudaraku ini memang menguasai keempat elemen tersebut. Benar bukan?" Liu menyambar seperti petir yang di langit.
Dia merangkul dan memberatkan diri pada bahu Feng Li Qian, "Lepaskan aku!" gerutunya acuh.
Liu melepaskannya. Lalu, apa maksud dari buku yang ditunjukan dengan Feng Li Qian? Memang buku itu tertera nama Feng Li Qian dan sejarah dirinya tertulis di buku tersebut. Namun, maksud Zhuge Liying apa?
"Bertarunglah denganku! Aku mengajakmu untuk bertarung satu lawan satu di area latihan Dao Bao Hu!"
Feng Li Qian terbelalak. Dia mengantupkan bibirnya, serta menaikan salah satu alis matanya.
"Tidak usah kau memasang wajah seperti itu. Aku hanya ingin menjajal kemampuanmu itu saja. Bukankah, di sini dikatakan kau murid terhebat? Aku ingin mengetahui sampai di mana kemampuanmu itu?"
Secara tidak langsung ini disebut tantangan secara terbuka. Feng Li Qian tentu bukan harus menerima tantangan tersebut, atau jika dia menolaknya. Maka harga dirinya akan dipandang rendah.
"Bagaimana?" Zhuge Liying menekan terus Feng Li Qian, sampai aura panas keluar dari tubuh Feng Li Qian.
Membara hatinya, serasa seolah ada yang terus memompa dirinya dengan bara api. Liu dan kawan-kawan masih menunggu jawaban dari Feng Li Qian, termasuk Shangkuan Yun.
"Aku sedang tidak ingin bertarung!" tandas Feng Li Qian demikian, setelahnya dia malah pergi meninggalkan ruangan tersebut.
"Dage!" Su Ling Hua selalu setia padanya. Yang dia lakukan adalah mengejar Feng Li Qian. Sedangkan yang lain terbelalak mendengar jawaban langsung dari mulut Feng Li Qian.
Tidak salah, dia menolaknya? Begitulah kira-kira isi pikiran mereka. Sementara itu Zhuge Liying hanya terdiam, sembari memandang ke arah luar. Tepat sekali. Dia mendengar bagaimana pikiran Feng Li Qian menggerutu.
"Apa dia sehebat itu, sampai-sampai meragukan kekuatanku? Apa dengan menguasai empat elemen dirinya bisa merendahkan diriku seperti ini? Pertarungan seperti apa yang ingin dia tunjukan?"
Zhuge Liying mendengar semuanya. Isi hati serta pikiran Feng Li Qian tentu bisa Zhuge Liying dengar jelas.
Penyebabnya adalah jurus pembaca pikiran yang Zhuge Liying kuasai. Bukan hanya menguasa kekuatan empat elemen alam saja, tetapi dia juga memiliki jurus yang tidak kalah hebatnya.
Apa lagi yang Zhuge Liying miliki?