webnovel

101.) Ini Buruk

Di Restoran Wagnaria jam 7 malam

Pelayan dan koki dalam mood yang sangat baik waktu ini, sebab mereka habis gajian jam 12 siang tadi.

"Higashida janjimu ku tagih loh ya" ucap Miyakoshi

"Janji yang mana?"

"Janji yang mengajak ku ke toko pakaian Haruka dan Saki"

"Hey, itu kamu yang meminta bukan aku yang menjanjikan"

"Pokoknya ku tagih, kamu habis gajian juga"

"Miyakoshi, kamu ini pacar ku atau rentenir?"

"Tentu saja aku pacar mu"

"Baguslah, kamu tau bukan pacar itu kewajibannya membayarkan keperluan ku?"

"Ah aku paham, baiklah nanti akan ku bayarkan dengan gajiku, tapi berikutnya kamu ganti yang membayarkan"

"Nah begitu lebih baik" ucap Higashida

.

"Huh mereka aneh" pikir Kamakura yang melihatnya

.

"Mau kamu apakan uang gajimu bruh?" tanya Saiki pada Si Moo

"Kurasa akan ku tabung dulu, untuk biaya kuliah tepatnya, sebagian ku kirim ke orang tua"

"Ah itu bagus"

.

Di kedai yakiniku.

Uzaki sedang makan berdua dengan Sakurai.

"Senpai makan yang banyak!"

"Uzaki, ini pakai uang ku jangan terlalu banyak pesannya, bisa bisa gaji pertama ku habis untuk makanan ini"

"Tenang lah, bukanya kamu mendapat 200 rb yen"

"Ya memang sih, tapi uang juga bukan untuk makan tapi untuk keperluan lain juga"

"Terserah, pelayan pesan lagi 5 kotak"

Sakurai mencubit kedua pipi Uzaki dengan keras karena ia seakan tidak peduli penderitaannya.

.

Kembali ke Restoran Wagnaria

"Toki san, tolong tempura kubis 1 porsi" ucap Inami dengan grogi

"Baik, akan siap dalam 2 menit"

.

Di Depan

"Kyoko, mau pesan yang mana?" tanya Miyamura

"Tom yum lv 8 dan susu putih"

Seseorang mendatangi mereka.

"Hori san selamat malam" ucap Ryunosuke

Hori melihat siapa yang memanggilnya.

"Eh pak manager, datang dengan siapa?" ucap Hori

"Dengan calon istri ku, kebetulan aku melihat mu di sini jadi ku sapa kamu, apa dia suami mu?"

"Ah tidak dia itu hanya calon ku juga, belum jadi suami, lalu calon anda mana pak, mari duduk saja bersama di sini juga tidak dapat tempat duduk"

"Ah kamu baik sekali menawarkannya, tapi kami sudah dapat tempat duduk untungnya, jika mau tau calonku, lihat di sana yang berbaju merah muda itu"

"Gede" pikir Miyamura saat melihat

"Astaga itu oppai?" pikir Hori saat melihat calonnya Ryunosuke tapi fokusnya malah ke oppainya dulu

"Sudah tau kan, aku mau kembali dulu"

"Silahkan pak" ucap Hori

Miyamura masih fokus melihat.

Colokan penghancur mata keranjang di lakukan Hori pada Miyamura

"Izumi kamu pasti memikirkan oppai calonnya pak manager utama kan!"

"Tidak, aku hanya melihatnya, ups, maaf jangan di hirukan"

"Hebat ya, pacar ada di depannya tapi malah lirik lainnya" ucap Hori dengan muka emosi

"Bukan seperti itu Kyoko, aku hanya melihat sekilas, aku hanya heran kenapa wanita lain bisa sebesar itu, tapi kamu tidak"

"Ngajak berantem?"

"Tidak tidak, aku hanya bercanda hehe"

"Tidak ada kata bercanda jika menyinggung barang wanita, kamu ku nyatakan bersalah, hari ini kamu harus mentraktir ku apa pun"

"Eh, kan biasanya juga begitu" balas Miyamura

"Hari ini lebih banyak pokoknya"

"Hmmz hanya 10 rb ya batasnya"

"Oke, ku terima, sayang Izumi kun deh"

"Dasar wanita jadi baik kalau ada maunya" pikir Miyamura

.

Di rumah Haruka dan Saki.

"Ibu makanan sudah siap, tolong bantu aku bereskan di meja makan" teriak Saki

"Baiklah, ayo Rin chan makan dulu dan bantu kakak Saki" ucap ibu mengakhiri sesi belajar Rin chan

"Umm" balas Rinko

.

Di meja makan

"Ini apa?" tanya Rinko sebab ia baru melihat makanan ini pertama kali

"Ini namanya perkedel, terbuat dari ketang, namun cocok kok jadi lauk" balas Saki

"Rin chan pasti belum pernah makan yang seperti ini ya, tenang kok ibu juga belum, sebenarnya kakak Saki mau membuatkan ini untuk kakak Haruka, tapi dia lupa" ucap Ibu

"Jangan di ingatkan ibu" ucap Saki

"Lalu kak Haruka makan apa?" tanya Rinko

"Aku akan buat lagi nanti, ini ku goreng sekarang sebab adonannya sudah ku buat kemarin, jika ku tahan lagi sampai besok takutnya busuk, lalu untuk kak Haruka tenang saja, dia bisa makan di sana"

"Oh"

Mereka bertiga makan bersama, sementara aku dan kawan kawan masih halu selepas kepergian tim putri.

Jam 8 malam.

"Saki tolong kerjakan juga pr musim panas ku lah" ucapku dari telepon

"Tidak mau, jika mau ku kerjakan kamu harus memberikan aku sesuatu yang sepadan"

"Contohnya?" tanya ku

"Paket liburan berdua ke Hawaii mungkin"

"Itu sangat tidak sepadan Saki chan"

"Ya kalau tidak mau ya kerjakan sendiri dong"

"Hmmzz"

.

Aku sejujurnya bisa mengerjakan di sini untuk mencicilnya, namun kendala ku ada di aku tidak bawa buku pelajaran dan alat tulis, jadi terpaksa akan ku kerjakan setelah resepsi pernikahan ku saja.

Jam 9 malam.

Ku lihat di berita MN daily, salah satu artikelnya menyinggung berita tentang Shiba inu.

"Harga naik lagi, dapatkan cuan dari Shiba inu"

Ku buka judul itu, artikelnya berisi informasi bahwa koin kripto Shiba inu naik lagi ke angka 0,75 yen.

"Wow, ini gila" ucap ku

Sekarang aku malah kebingungan bagaimana cara menghabiskan uang ini, jika ku berikan pada investasi, sudah banyak investasi yang ku lakukan.

"Sekarang aku jadi menyesal memberikan ibu sebanyak 200 triliun yen koin" pikir ku

Ku jual koin ku sebanyak 1 triliun koin, agar nilainya stabil, sebab harga yang terus naik itu condong saat turunnya sangat tajam, seperti bit coin contohnya.

Sebanyak 750 miliar yen sudah di transfer ke rekening ku, kali ini Saki tidak ku beri, sebab dia akan tanya inilah itulah, pokoknya ribet.

Selain Shiba inu, koin kripto lain juga di kabarkan ada kenaikan, seperti bit coin naik ke 120 rb yen, war coin, doge coin, dan sebagainya.

"Hmm kurasa ibu mau cuan banyak dari koin yang kasih padanya" pikir ku

Note : Ibunya Haruka saat ini menimbun koin kripto sebanyak 200 triliun lebih, ia berniat menjualnya saat harga koin senilai 1 yen untuk 1 koinnya, usaha promosi pun di lakukan besar besaran dengan tujuan harga koin dapat meningkat.

"Haruka segera tidur, besok kita dapat pertandingan pagi!" marah Ukai sensei padaku

"Baik sensei" balas ku

.

Hari Sabtu 4 Juli, pukul 6 pagi

"Saki chan bangun nak, ayo olahraga lalu memasak untuk sarapan" ucap ibu membangunkan Saki

"Ughhh mmmmn" Saki menggeliat lalu membuka matanya

"Sudah pagi rupanya, Rin chan sudah bangun?" tanya Saki

"Sudah, dia ada di kamar mandi sekarang"

Saki bersiap lalu mereka bertiga pergi ke halaman untuk senam pagi, sebab hari ini mereka semua libur, sebenarnya ibu tidak libur, tapi karena ia pemilik toko, libur sewaktu waktu boleh boleh saja.

"Saki chan nyalakan yang lagunya lembut"

"Ibu, kita ini senam bukan yoga, jadi lagunya yang asik lah, kan Rin chan" saran Saki

"Aku ikut kakak saja"

Mereka bertiga senam pagi selama 20 menit, selain menjaga kesehatan, senam pagi bisa untuk menjaga berat badan, sebab senam juga membakar kalori tubuh.

Jam 6.30 senam selesai, di lanjutkan memasak untuk sarapan.

"Masak apa ya Rin chan?" tanya Ibu

"Kroket ayam" ucap Rin chan dengan mata berbintang

"Hahaha, sepertinya kamu makan di restoran kemarin?" tanya Ibu

"Um umm" ucap Rin chan sambil mengangguk

"Hahaha Rin chan, itu bukan kroket, kroket itu dari kentang, tapi yang kamu makan namanya nugget ayam, di buat dari ayam cincang atau giling, restoran sana memang membuat nugget dalam bentuk besar hingga menyerupai kroket" ucap Ibu

"Hehe itu sebenarnya saran dariku bu" ucap Saki

"Bagus sih inovasi mu, nuggetnya juga empuk dan enak kok, porsi besar itu cocok untuk anak anak" balas ibu

"Tentu saja, aku kan master chef Saki" ucap Saki sambil bergaya

"Uwaaa" Rinko berucap sambil tepuk tangan

"Hehe jadi malu dengan Rin chan, jadi kita masak nugget ini?" tanya Saki

"Boleh saja, tapi di kulkas tidak ada ayam sepertinya" balas ibu

"Pakai daging sapi pun bisa" ucap Saki

"Jangan, jika sapi enaknya di buat steak saja atau rendang"

"Ya memang sih, kalau begitu mari kita beli di supermarket sebelah dulu, sekalian beli keperluan lain, kamu mau kan Rin chan"

"Tidak usah, nanti aku malah minta di sana" ucap Rin chan

"Minta ya tinggal bilang Rin chan, asal jangan terlalu boros saja, ibu dan kakak mu ini kaya kok" ucap ibu

"Tidak usah ibu, malah tidak usah bikin nugget saja, nanti malah merepotkan kalian" ucap Rinko panjang dan tambah tidak jelas (Rinko tidak enak pada kakak Saki dan ibunya, sebab hanya menuruti keinginannya mereka rela keluar untuk beli bahan dulu)

"Tenang tenang, kami tidak repot, lagian makan itu memang seharusnya di selingi agar tidak bosan, mumpung kamu masih suka ya buat saja, kamu kan anak ibu, jadi sudah sewajarnya ibu menurut i kemauan kamu, tapi jika ibu ingin sesuatu dari kamu, maka kamu harus menurut loh ya"

"Beneran tidak apa?" tanya Rin chan

"Iya Rin chan, aman kok, ibu gak galak dia sayang anak" bisik Saki

"Umm baiklah"

.

Di luar

"Saki chan kamu yakin mau menyetir?" tanya ibu

"Iya tenang saja, asal dekat aku bisa kok"

"Ada sim?" tanya ibu lagi

"Ada"

"Tapi kenapa pilih yang nsx ini, inikan mobil sport jadi cepat pastinya"

"Aku lebih suka pakai ini ibu, tarikannya enteng dan lembut dan suaranya keren"

Broom!!

"Kan keren" ucap Saki

Rin chan yang mendengar sebenarnya agak bingung, memikirkan keren dari mananya tentang suara mobil ini.

"Baiklah, namun pelan pelan ya"

"Iya, aku jika cepat juga belum berani" balas Saki dengan mengacungkan jempol

Broom!!

Mobil keluar rumah.

"Rin chan tekan tombol mereka di remote dan tahan" suruh Saki

Rin chan memegang remotenya.

"Yang ini?" tanyanya

"Iya sayang" ucap ibu

.

Note : Rin chan di pangku oleh ibu, walaupun itu tidak di perbolehkan namun ya untuk perjalanan jarak dekat aman lah.

Selama perjalanan Rin chan melihat jalan di depannya, ia baru keempat kali ini naik mobil mewah, ia sungguh suka aroma di mobil ini, aroma apel dan peach.

.

"Rin chan suka ya naik mobil?" tanya Saki

"Umm, aku juga suka wangi di sini"

"Hahaha, sebab itu juga kakak suka dengan mobil ini, entah kenapa baunya bisa beda dengan mobil lain, padahal pewangi yang kakak pakai sama di setiap mobil"

"Apa ini mobilnya Haruka?" tanya ibu

"Bukan hanya mobil, tapi semua aset sebenarnya milik Haruka, sebab semua aset di rumah kami beli dengan uangnya"

"Suami mu sangat kaya ya Saki chan" ucap Ibu

"Tentu saja ia sangat kaya, beli rumah saja langsung cash, 2 menit lagi sampai ibu" ucap Saki

"Kakak Haruka kapan kembali?" tanya Rin chan

"Tanggal 10 Juli nanti Rin chan" ucap Saki

"Kakak sudah menikah dengannya?" tanya Rin chan lagi

"Sudah, tapi kami belum mengadakan pestanya, nah tanggal 15 Agustus nanti baru kami rayakan, nanti Rin chan ikut ya"

"Umm tentu Rin chan akan ikut" ucap Ibu

.

Di supermarket

"Rin chan mau mendorong keretanya?" tanya ibu sebab ia melihat Rinko ingin sekali bermain dengan kereta dorong itu

"Umm umm"

"Baik, pegang dan dorong perlahan ya, ikuti ibu dan kakak Saki"

"Oke"

.

Mereka beli susu dulu untuk Rin chan sebab ia masih dalam masa pertumbuhan, lalu beli barang barang lain seperti, bahan puding, bahan kue, dan lainnya, Rin chan sudah tak kuat mendorong sebab belanjaan terlalu berat akhirnya di gantikan oleh Saki.

Di tempat makanan ringan.

"Rin chan mau beli snack apa?" tanya ibu

"Tidak usah" balas Rin chan

"Beneran tidak mau?" tanya ibu

Rin chan menggelengkan kepala

"Wah ada coklat, hehe beli saja satu dus" ucap Saki ngiler sendiri

"Hmm Saki chan, adik mu juga tolong di ajak memilih"

"Eh Rin chan tidak mau ambil sendiri?" tanya Saki

"Tidak usah, Rin chan sudah cukup hanya ingin di buatkan nugget saja"

"Yah nanggung dong, sudah sampai sini gak enak Rin chan jika tidak beli makanan ringan, kamu lihat lihat dulu, jika dirasa enek beli saja, tenang ibu yang bayar" ucap Saki

"Eh ibu juga"

"Kan ibu adalah ibu"

"Ya ibu memang ibumu Saki chan"

"Hehe maksudnya ibu selalu membayarkan anak kecilnya ketika belanja" balas Saki

Setelah di bujuk bujuk akhirnya Rinko mau beli, namun ia hanya beli beberapa makanan ringan saja, Ibu dan Saki rasa ia masih punya rasa tidak ingin merepotkan mereka.

Masalah tidak ingin merepotkan itu baik, tapi jangan terlalu di tekankan apalagi ia masih kecil, anak memang seharusnya bergantung pada orang dewasa hingga mereka bisa mandiri.

.

"13 rb yen nona" ucap kasir

"Eh banyaknya, apa perlu ku kembalikan snack ku?" bisik Rin chan pada Saki

"Tidak tidak, itu harga yang normal rin chan, kamu harus beradaptasi dengan kehidupan baru mu, hemat harus tapi jika itu kebutuhan ya boleh saja sedikit boros"

"Berapa memangnya uang ibu?" tanya Rin chan

"1 miliar ada mungkin"

"?" Rin chan tidak tau seberapa besar uang itu

"Pernah lihat uang 10 rb yen?" tanya Saki

Rin chan menggelengkan kepala.

"Eummm pokoknya banyak" ucap Saki karena bingung harus menerangkan bagaimana banyaknya uang itu

"?" Rin chan tambah bingung

.

"Kakak boleh aku tambah beli celengan itu?" tanya Rin chan saat melihat promo celengan

"Tidak Rin chan, ibu sudah terlanjur membayar, antrian sudah keburu panjang, jadi lebih baik jangan beli" saran Saki

"Emm aku bisa mengantri"

"Bukan begitu, maksud kakak, waktunya yang tidak keburu, ini sudah jam 6.45 pagi, lebih baik segera pulang dan membuat sarapan"

"Oh, baiklah kalau begitu" ucap Rin chan dengan agak sedih

"Jangn sedih, kita bisa buat sendiri kok celengannya, nanti kakak ajarkan"

"Betul kak?" (Honto Saki Nee?)

"Iya, sudah ayo kembali ibu sudah selesai di kasir"

"Umm"

.

Jam 7 pagi di depan penginapan

"Mari kita berdoa untuk kelancaran dan mendapatkan kemenangan bagi tim voli kita, bagi sekolah kita, berdoa menurut kepercayaan masing masing di mulai" ucap Takeda sensei

Kami menundukkan kepala

"Selesai"

.

Kami berkumpul ke tengah.

"Karasuno!!" teriak Daichi

"Gooooooooo!"

"Fight!" teriak kami bersama

.

Jam 7 50 kami memasuki lapangan voli, lawan kami kali ini dari SMA Niikama, SMA yang terkenal akan quick spike dan pertahanan, namun Ukai sensei kata kedua keunggulan mereka masih kalah dengan tim kami, jadi kami punya poin lebih di pertandingan kali ini.

Pertandingan kali ini Ukai sensei, memainkan diriku sebagai ace utama, menggantikan Asahi yang katanya pergelangan tanganya agak sakit setelah pertandingan kemarin.

"Astaga, mereka memainkan si nomor 27 secara langsung?" pikir pelatih musuh,

Note : Sebelum pertandingan aturannya adalah kedua pelatih menyerahkan formasi tim inti pada wasit, lalu wasit akan menampilkan di layar monitor sebelum pertandingan.

"Sungguh kejutan tak terduga, kalian mainkan strategi B, fokuskan di pertahan blok dan libero, pastikan tidak ada bola yang di lepaskan saat si no 27 serv" ucap pelatih mereka

"Baik sensei, tapi bagaimana dengan nomor 10?"

"Gunakan 2 bloker, 1 di setter, terkadang setter mereka melakukan fake, jadi hati hati"

"Baik sensei!" teriak mereka

.

Jam 8 pertandingan di mulai.

Pruitt!

Servis pertama dari setter musuh dengan jump serv.

Boom!

Bola di pukul dengan keras, namun masih bisa di terima oleh Nishinoya.

"Kageyama cover" ucap Nishinoya

"Baik" balas Kageyama

Aku mendur ke belakang

Kageyama melakukan toss tinggi padaku.

Aku berlari sedikit lalu melompat tinggi, bloker musuh ikut melompat.

Ku tahan sebentar di udara, setelah bloker agak turun.

Boom!

Bola melewati tangan blocker musuh dan langsung jatuh ke area musuh.

"Yoshaaa" teriak ku

"Astaga, lompatan apa apaan tadi" ucap Saeko terkagum karena lompatan tinggi Haruka

"Dia memang keren" ucap Kazuma

"Hey bro lama tak jumpa!" ucap Saeko

"Akhirnya kamu menyadari ku Saeko san, bagimana kabar mu?" tanya Kazuma

"Baik, bagimana dengan anak voli yang lain?"

"Mereka baik, mereka hadir juga, lihat ke belakang itu" tunjuk Kazuma

Saeko melihat ke belakang, ada Yuya, Yahito, Taka, dan Hideo.

Mereka ber empat melambaikan tangan, lalu di balas Saeko.

.

Di tim musuh.

"Hmmm musuh yang merepotkan, bagimana ini" pikir pelatih mereka

Pertandingan berlanjut, servis dari Kageyama

Boom!

Pemain belakang bukan libero gagal menerima, poin untuk kami lagi.

"Yosh!" teriak Kageyama

"Nice serv Kageyama" ucap Suga di bangku cadangan

.

14 menit pertandingan skor sekarang adalah 16 - 6 keunggulan untuk tim kami.

Dengan kombo Haruka Hinata, lalu Hinata Tanaka, kami berhasil mencetak banyak poin, tak lupa servis ku juga menyumbang beberapa poin.

Penonton yang melihat mungkin malah merasa kasihan pada musuh, sebab serangan mereka dapat kami counter semuanya, mulai dari quick hingga fake, poin yang mereka dapatkan pun kebanyakan dari kesalahan tim kami sendiri.

Note : pemain musuh tidak ada tingginya yang lebih dari 180 serta lompatannya juga tidak tinggi, mungkin hanya sekitar 3,20 cm, jadi mereka kesulitan menghadapi spike tinggi dari Haruka dan Kazuhito( jika Kazuhito di depan tentunya)

Pelatih mereka sudah pasrah, baru kali ini ia merasa di kalahkan oleh postur tubuh pemain, ya apa boleh buat, beras sudah jadi bubur, kesalahan awalnya yang tidak mencari murid murid yang berpostur tinggi.

5 menit berlalu, akhirnya set kami menangkan dengan poin 25 - 10

Set ke dua mereka juga tidak bisa berkutik lagi, semenjak Tsukishima masuk menggantikan Tanaka, selama 20 menit set ke dua selesai, 25 - 9, sungguh kekalahan memalukan bagi musuh karena ini babak 8 besar.

.

Di tribun yang ada tim Shiratorizawa

"Huh, sebab itulah aku benci pemain pendek" ucap pelatih utama mereka

"Anda benar, aku jadi agak prihatin dengan tim musuh yang gagal dalam memblokir setiap spike Karasuno, walaupun tidak keras namun jika tidak ada bloker yang menghadang duluan, libero sekelas dunia pun pasti tetap kesusahan menerima bola pukulan" ucap asistennya

.

Aoba Johse

"Mereka kejam bukannya? Mempermalukan tim di babak 8 besar" ucap salah seorang pemain cadangan

"Kamu salah, mereka itu cerdik, memanfaatkan kelemahan lawan juga salah satu strategi dari bola voli, jangan munafik, kita pun pernah seperti itu" ucap Oikawa

"Eh, umm maaf Oikawa senpai" balas pemain tadi

"Jangan terlalu tegang, pertandingan kita jam 1 siang nanti, jadi lebih baik fokus dulu lawan kita selanjutnya" ucap wakil kapten

"Baik" balas pemain lain

.

Kami yang mendapat kemenangan mutlak lantas bahagia namun tidak terlalu berlebihan, kami masih menghormati tim yang habis kami kalahkan.

Cukup dengan menyapa penonton kami dan melambaikan tangan pada mereka sudah cukup untuk merayakan kemenangan.

Di tim musuh.

"Maafkan kami pelatih, kami kalah telak oleh mereka" ucap kapten tim sambil manahan air mata

"Tidak apa, serangan kita dapat di counter lawan, dan serangan lawan tidak bisa kita bendung, jadi wajar jika kalah, jangan menangis kalian sudah hebat bisa sampai di 8 besar, mari perbaiki untuk seleksi inter high nantinya"

"Baik pelatih!" teriak mereka

.

Kami keluar lapangan, di luar aku bertemu dengan Chinatsu dan Ami chan, mereka mengajak ku berfoto, lalu mengajak tim kami berfoto bersama sebab Nishinoya iri akan kekuatan ku dalam menaklukan loli.

"Senyum" ucap orang yang memfotokan

Ckrek

.

"Terima kasih telah memberikan waktunya untuk putri ku dan putrinya Gotou san" ucap ayahnya Ami chan

"Sama sama, jangan lupa di uplod ya" bisik Ukai sensei

"Haha tentu saja" balasnya

.

"Kakak Haruka ini hadiah untuk mu" ucap Chinatsu memberikan ku buku gambar

Ku terima lalu ku buka, di sana terlukiskan diriku dan Saki di halaman pertama, lalu aku saat melakukan jump serv, lalu yang terakhir lukisan tim Karasuno.

"Astaga Chi chan, ini indah terima kasih atas hadiahnya"

"Sama sama, kali ini jangan membalas ku loh ya"

"Hahaha baik tidak akan ku balas lagi hadiahnya" ucap ku

"Kak aku juga ada, mohon di terima" ucap Ami chan memberikan ku sebuah cd bertuliskan Ami music

"Kamu turun di dunia tarik suara?" tanya ku

"Iya kak, aku ingin seperti kakak Saki yang sukses dalam bernyanyi"

"Nanti akan ku dengar, semoga berhasil atas mimpi mu" ucap ku sambil menepuk pelan kepalanya

"Umm"

.

Kedua keluarga itu pamit, sebab pertandingan ku sudah habis, tapi mereka janji akan kembali pada besok untuk mendukung kami lagi.

Note : Haruka sudah kaya, mereka pun tau, jadi bentuk dukungan bisa di jadikan simbol balas budi karena telah menyelamatkan anak mereka dulu.

Kami se tim duduk di tribun penonton, menyapa penonton yang masih ada sekalian melihat pertandingan Shiratorizawa vs SMA Senseki.

Berita baru muncul sebelum pertandingan mereka, Niiyama dari tim voli putri berhasil menang dari SMA Senseki putri, dengan 2 - 1, Niiyama berhasil melaju ke babak semi final.

Pertandingan di mulai pukul 9.10, masih ada 10 menit sebelum pertandingan.

Hiyori mendatang tribun ku.

"Eh eh Haruka adik mu datang" ucap Daichi

"Mana?" tanya ku

"Itu yang berjalan kemari" ucap Daichi sambil menujuknya

"Oh, sebentar ya kawan kawan aku akan menghampirinya"

"Baiklah, sana jangan bawa kemari, nanti malah ribut jadinya" ucap Daichi

"Iya iya" balas ku

.

Aku mendatangi Hiyori.

Lalu mengajaknya duduk jauh dari kerumunan penonton.

"Ada apa Hiyori chan?" tanya ku

"Kak aku mau curhat padamu" ucap Hiyori

"Soal apa?"

"Ushijima memutuskan ku kemarin"

"Seriusan?" tanya ku

"Iya, serius"

"Apa sebabnya kalian putus?" tanya ku

"Aku pun tidak tau"

"Hmm, lalu kenapa menangis?" tanya ku

"Dia memutuskan ku setelah mengambil ciuman pertama dariku"

"Kamu yang memberikan atau dia yang mengambil" tanya ku lagi

"Aku yang memberikan"

"Hmmz kamu berani sekali Hiyori" ucap ku

"Ya terbawa suasana malam sebabnya, bagaimana ini aku takut ibu tau"

"Memangnya ketauan?" tanya ku

"Iya ketauan, ibu bahkan marah padaku pagi tadi"

"Aduh, kamu sih kurang waspada, sabar ya" ucap ku sambil menepuk pundaknya

"Ihhh kakak bantulah aku, aku tak ingin lah mendapatkan hukuman seperti kamu"

"Ya kamu yang bertindak kamu yang harus tanggung jawab, saran kakak sih bersujud saja pada ibu lalu berikan tabungan mu padanya"

"Kakak gila memangnya, ibu itu sudah kaya, tabungan ku hanya ada 600 jutanan saja, mana mau ibu menerima"

"Hmm tunggu sebentar aku akan berpikir"

"Buruan kak bisa bisa sebelum turnamen ini berakhir aku sudah di tarik ke rumah" ucap Hiyori sambil merengek padaku

Kami tak sengaja terlihat oleh Ushijima yang ada di lapangan, ia sebenarnya masih menyukai Hiyori, namun menurutnya ini adalah jalan terbaik sebab tekanan keluarga Shinomiya terlalu besar untuk ia tanggung.

.

"Sebentar, kakak akan coba berdiskusi dengan ibu"

"Umm"

..

Aku menelepon ibuku

"Halo what's up mom" ucap ku

"Jangan bercanda Haruka kun, mau apa telepon ibu jam segini"

"Ini ibu, aku mau berdiskusi dengan masalah Hiyori"

"Huh, jangan di ingatkan lagi, ibu sungguh gagal mendidik kalian berdua, sudahlah terserah kalian saja"

"Eh eh ibu, kamu tidak gagal, aku anak yang berbakti, Hiyori juga, namun hanya punya sedikit penyelewengan"

"Terserahlah ibu tidak peduli" ucap ibu lalu mematikan telepon

.

Telepon ku turunkan.

"Bagaimana kak?" tanya Hiyori

"Gawat, kakak ikut kena imbasnya!" ucap ku

Next...

Chương tiếp theo