Luka sang anak sudah dibalut rapi oleh Rani. Ia sangat menyesal karena bertindak bodoh seperti tadi. Harusnya ia tak bersikap demikian, hanya untuk mencari perhatian Dika yang berujung celaka.
"Nak, maafin Ibu ya," ucap Rani.
"Udah berapa kali Ibu minta maaf sama aku?" tanya Dika sambil tertawa ringan.
"Ibu ngerasa gak enak sama kamu. Ibu emang bodoh, Nak!"
"Hust! Ibu jangan ngomong kayak gitu. Aku gak marah kok sama Ibu," balas Dika.
Rani mengelus-elus wajah sang anak dengan penuh kasih sayang. Biar bagaimanapun, ia masih merasa bersalah karena membuat anaknya sendiri jadi celaka seperti ini. Rani tertunduk lesu setelahnya.
"Bu," panggil Dika. "Ibu kenapa?"
"Ibu gak apa-apa, Nak."
"Wajah Ibu kenapa lesu gitu?" tanya Dika. "Ayolah, Bu. Jangan terlalu dipikirkan. Aku baik-baik aja ini."
"Iya, Nak."
Rani terus saja meminta maaf pada Dika berulang kali. Padahal pria itu sudah memaafkannya dan berkata bahwa semuanya baik-baik saja. Dika juga tak terluka terlalu parah.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com