Semua terkejut melihat tuan reza memeluk damar.
''Aku sudah lama mencari kamu,akhirnya aku menemukan kamu.'' ucap tuan reza
''Ayah,,,'' ucap zoya
Tuan Reza melepaskan pelukannya dari damar, ia terlihat begitu senang.
''Sekarang dengarkan ayah, Damar adalah calon suami kamu zoya. ayah ingin kamu menikah dengan damar dan secepatnya sebelum orang lain memilikinya'' ucap tegas tuan reza
Zoya dan yang lainnya terkejut mendengar ucapan tuan reza.
''permainan apa yang dia lakukan? untuk menjebak diriku? baik, akan aku ikuti permainanmu. aku rasa dia juga ayah yang buruk'' suara damar
Damar dan Zoya saling menatap satu sama lain.
Tuan Reza bersama dengan damar di kantin rumah sakit.
''Mulai sekarang apapun yang kamu mau, katakan padaku. apapun itu, akan aku lakukan'' ucap tuan reza
''Tap kenapa tuan baik pada saya?'' tanya damar
''karna ayah kamu adalah Ata '' ucap tuan damar
''terima kasih karna tuan baik pada saya'' ucap damar
Tuan reza tersenyum pada damar yang menatapnya.
Zoya mendekat pada mereka berdua, lalu duduk bersama mereka.
''Kamu harus menemani damar disini, tidak usah pergi ke pesta'' ucap tuan reza
''iya, aku juga gak mau kesana.'' ucap zoya
''Ayah pulang sekarang'' ucap tuan reza
zoya tersenyum lalu tuan reza pergi dari sana. tinggal zoya dan damar di meja itu.
''Aku sangat senang karna ayah merestui kita..'' ucap zoya
Damar hanya diam, menatap zoya dengan tatapan dingin.
''kenapa kamu menatapku seperti itu?'' tanya zoya
Damar berdiri lalu pergi dari sana, membuat zoya bingung.
''Aku tak tahu, apa selama ini aku memang mencintai zoya atau hanya untuk balas dendam, aku bingung'' suara damar
Di tempat lain, Agra bersama dengan pengawalnya bernama Baron.
"Bagaimana.?" Tanya Agra
" Keadaan damar dan adiknya baik-baik saja. Adiknya dalam kondisi Koma, sepertinya tuan harus ke sana." Ucap Baron
" Iya, agar semua berjalan lancar" ucap agra
Agra tersenyum puas, entah apa yang ia rencanakan.
Di rumah sakit, seorang pria berusia sekitar 45 tahun datang dan menemui damar. pria itu adalah paman damar bernama paman Dena.
Paman Dena menemui Damar bersama Zoya yang duduk di bangku luar ruangan.
''Paman'' ucap damar berdiri
Paman dena mendekat lalu memeluk damar sambil menepuk punggung damar.
"Yang sabar, adit akan baik-baik saja'' ucap paman dena
''Iya paman'' ucap damar
Paman dena melepaskan pelukannya lalu tersenyum pada damar.
Hari- hari berlalu, sudah 17 hari sejak adit koma. Tak ada perubahan pada kondisi adit sedikitpun.
Damar berada di kampus namun sikapnya berubah drastis, ia menjadi pendiam, jarang bermain bersama teman-temannya, seakan sikap damar dulu yang ceria, ramah dan selalu bahagia hilang dari dirinya.
Zoya duduk dekat damar yang hanya duduk tenang dengan ekspresi wajah datar.
'' Kamu mau makan apa damar?'' tanya zoya
''Ay, aku gak lapar'' ucap damar terlihat tak semangat
'' Kamu harus makan, jika kamu sakit ,siapa yang akan jaga adit dan aku akan sangat khawatir sama kamu'' ucap zoya
''peluk aku sebentar saja'' ucap damar
Tanpa ragu, tanpa menunggu lama , zoya pun memeluk damar.
''Iya, aku harus baik-baik saja untuk menghancurkan ayahmu zoya'' suara damar
''Aku ingin kamu menjadi damar yang aku kenal selalu. aku ingin kamu menjadi pria yang membuatku bahagia dan jatuh cinta , damar yang dulu yang mampu membuat diriku seperti itu'' ucap zoya
''Iya, aku akan menjadi pria itu lagi.'' ucap damar perlahan tersenyum.
Hari sudah malam, Alex dan Dika berada di rumah sakit.
''Dimana damar?'' tanya alex
''Entahlah, aku harap dia tidak melakukan sesuatu yang salah'' ucap Dika
Sedangkan Damar berada suatu rumah sepi, lampu bercahaya dengan redup, seorang pria mendekat pada damar yaitu Agra.
''Bagaimana kondisi adit?''tanya agra
''Belum ada perkembangan'' ucap damar
''maafkan ayah, karna ayah tidak bisa menjenguknya'' ucap agra
''Sudah lama tuan , aku tidak dengar kata ayah'' ucap damar
''Seperti biasa, kamu selalu memanggilku tuan. Damar, sejak dulu sampai sekarang bahkan nanti kamu adalah putraku , dan aku adalah ayahmu'' ucap agra
''Terima kasih. mulai sekarang, aku akan fokus masuk ke rumah Reza wijaya dan menghancurkannya. apa tuan akan selalu ada di sisi ku?''tanya damar
''Tentu saja, apapun yang kamu lakukan. ayah akan selalu mendengarkan kamu dan selalu mendukung kamu'' ucap Agra
Damar tersenyum pada agra, damar terlihat begitu dekat dan akrab satu sama lain.
Zoya dan tuan reza berada di sebuah pesta yang cukup besar. mereka berada di pesta pertunangan sepupu zoya, nyonya farah dan alia bersama dengan para wanita sedang mengobrol.
''Kak zoya, kenapa gak gabung sama kita mah?'' tanya alia
''Ayah kamu sedang memperkenalkan zoya ke semua teman-temannya. karna zoya adalah putri pertama keluarga wijaya.'' ucap nyonya farah
Alia terlihat iri pada zoya karna tuan reza begitu mengutamakan zoya dibanding dirinya.
Fero menghampiri zoya yang sedang bersama tuan reza dan beberapa kolega nya.
''Hai semua,,,'' ucap fero
''kamu datang fero.'' ucap tuan reza
''iya paman. putri paman , seperti biasa selalu cantik.'' ucap fero
''terima kasih atas pujian kamu, ada hal yang perlu kamu tahu fero. zoya sudah saya jodohkan dengan pria lain.'' ucap tuan reza
''Jangan gegabah paman.! tindakan paman itu bisa membuat bisnis paman hancur.'' ucap fero
'' kamu mengancam saya?!'' tanya tegas tuan reza
''tidak. aku hanya mengingatkan paman saja. hanya dengan satu kalimat saja, ayah ku bisa menghancurkan bisnis paman.'' ucap fero
Tuan reza dan fero saling menatap tajam satu sama lain.
''Coba saja.'' terdengar suara damar dari arah lain
Semua melihat damar yang jalan mendekat pada zoya dan yang lain.
''Ngapain lo kesini? orang asing gak boleh kesini!'' ucap fero
''Kenalkan saya damar, calon suami zoya'' ucap damar pada yang lain
Fero terlihat terkejut dan tak percaya akan hal itu.
''Dan lo , gue harap lo gak ikut campur atau dekat sama zoya. '' ucap damar menatap fero
Zoya merangkul tangan damar, keduanya tersenyum satu sama lain.
Zoya dan damar pergi dari sana, mereka menyapa Alia dan nyonya Farah.
" Mah, Alia, dia damar. Calon suami aku" ucap Zoya
" Senang berkenalan dengan nyonya." Ucap damar
" Iya, semoga kamu bisa membuat Zoya selalu bahagia" ucap nyonya Farah
"Pasti. Nyonya tenang aja. Zoya akan bahagia bersama saya" ucap damar
Damar tersenyum begitupun dengan yang lain.
Beberapa saat Zoya dan damar duduk di bangku luar. Zoya menggenggam tangan damar erat.
" Apa kamu baik-baik saja?" Tanya Zoya
" Aku senang kamu khawatir sama aku, ay" ucap damar senang dengan sikapnya yang ceria dan ramah.
" Sekarang kamu kembali ke diri kamu sendiri. Seorang damar yang begitu ceria, ramah, dan selalu bahagia. Dan poin utama begitu genit dan selalu menggodaku." Ucap Zoya
" Ay, aku sangat mencintaimu. Sangat dan begitu mencintai kamu" ucap damar
Keduanya tersenyum satu sama lain, tatapan keduanya begitu dalam dan hangat.
Perlahan Zoya mendekatkan wajahnya pada damar, semakin dekat dan tatapan keduanya tak lepas.
.....