Entah harga diri seperti apa yang di miliki Riadi sehingga ia masih bisa bertahan dengan kelembutannya walaupun lawan bicaranya selalu menyudutkan dirinya.
Arini pun menangis dan mengusap pundak Sang Ibu. Chintya yang juga mencoba menenangkan Ibu dan juga Arini, seketika ikut terhanyut dalam kesedihan yang tidak tahu sampai kapan akan bertahan.
Sang Ibu pun pergi dari hadapan anak-anak dan para menantunya ke kamar. Beliau sangat terpukul karena semua yang dikatakan oleh Radit itu benar adanya.
Kemudian, Chintya mengajak Arini untuk berbicara di luar dan bicara empat mata sebagai seorang adik dan juga kakak. Arini dan Chintya meminta izin pada suami masing-masing untuk izin pergi ke luar. Riadi dan Tony pun mengizinkan dan menunggu di ruang keluarga berdua saja.
Chintya mengajak Arini untuk duduk di bangku taman yang diiringi suasana cuaca yang sedikit mendung di sore hari ini.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com