webnovel

Malapetaka Vampir

Setelah membawa Valerie ditangannya, Shalltear dengan cepat pergi. Mereka sampai diatas sebuah bangunan.

"Kupikir kamu akan membunuhnya, apa yang terjadi?"

"Bocah ini adalah pengguna Sacred Gear, jadi aku berpikir bahwa dia berguna bagi beliau."

"Oh, kamu menemukan ikan besar." Demiurge berkata sambil menyesuaikan kacamatanya.

"Bodoh sekali, dia mempertaruhkan nyawanya hanya untuk bocah tak berguna itu. Kurasa itu juga yang memicunya untuk membangkitkan kekuatannya," kata-kata Shalltear mengandung cibiran dan kekesalan.

"Lalu apa yang terjadi dengannya?" tanya Demiurge.

"Aku membiarkannya pergi."

Demiurge menatapnya beberapa saat sebelum mengangguk, "Jadi kamu sudah mempunyai rencana sendiri. Terserah."

"Cukup tentang itu, bagaimana denganmu?"

Shalltear mengalihkan perhatiannya ke arah Demiurge, lalu ke belakangnya dan melihat para Pleiades disana.

"Tenang saja, aku sudah menyiapkan panggung untukmu." Demiurge berkata sambil membuka tangannya lebar-lebar.

Shalltear mengalihkan padangannya ke bawah dan melihat pilar api besar yang melingkari seluruh wilayah.

"Flames of Gehenna?"

Di langit malam yang gelap, di mana turun salju. Itu tidak lagi berwarna putih, melainkan melebur menjadi merah.

Api ilusi melingkari seluruh wilayah vampir.

Setelah memindai sekelilingnya, dia bisa melihat berbagai Iblis tingkat rendah dan menengah yang dipanggil untuk memburu para vampir.

Gazer Devil, Hellhound, Imp, Overeating, dan masih banyak Iblis memenuhi seluruh tempat.

"Apakah Flames of Gehenna sudah cukup? Bagaimana jika mereka melarikan diri?"

"Tenang saja, aku sudah memasang Dimensional Lock dan Prison Barrier sehingga tidak ada satupun tikus yang kabur. Selain itu, aku sudah meminta Diablo untuk memblokir ruang disekitarnya."

"Kamu bekerja sama dengan Iblis hitam itu? Dia bawahan orang lain, lho...."

"Itu memang benar, tapi masing-masing dari Tuan kita adalah saudara. Untuk memberi kelayakan bagi Supreme Being, kita sendiri tidak cukup. Jadi, kita harus membuat langkah awal terlebih dahulu."

"Begitu, aku tidak akan ikut campur dalam rencanamu!"

Demiurge hanya tersenyum dan juga mengalihkan perhatiannya ke bawah.

"Nah, waktumu telah tiba."

Shalltear memandang mereka semua sebelum melompat ke bawah. Itu adalah gedung puluhan meter dan dia melakukannya seperti melompat bangku.

Dia berjalan dengan tenang diantara mayat-mayat vampir.

Kota vampir sangat berbeda dari yang dibayangkan. Itu bukan bangunan abad pertengahan, tapi kota modern seperti halnya kota manusia pada umumnya.

Kota ini adalah wilayah Fraksi Tepes yang berada di Rumania. Negara ini mempunyai garis yang membatasi wilayah dua fraksi vampir.

Untuk berada di Wilayah Tepes, seseorang harus menaiki Gondola jika mereka bepergian secara resmi.

Shalltear berjalan didampingi oleh para Vampire Bridge. Itu adalah vampir dengan kulit putih pucat dan mengenakan gaun pengantin.

Disepanjang jalan, mereka terus membantai vampir untuk membuka jalan bagi Tuan mereka.

Setelah berjalan beberapa saat, Shalltear segera sampai di tujuannya.

Didepannya adalah sebuah kastil besar dan terkesan mewah. Dia tahu bahwa tempat ini adalah tempat tinggal penguasa.

Setelah memandangnya sebentar, dia tidak tertarik lagi dan segera masuk. Bagaimanapun, kastil ini tidak bisa dibandingkan dengan Makam Besar Nazarick, dan perbedaannya terlalu jauh.

Dalam perjalanan, mereka mendapati banyak jebakan dari kastil dan Shalltear terus melemparkan para Vampir Bridge sebagai tumbal untuk membiarkannya lewat.

Para penjaga juga terus berdatangan, yang setelah mereka tiba, tubuhnya tidak bernyawa lagi karena Vampire Bridge cukup kuat untuk membantai mereka.

Vampire Bridge yang dibawa Shalltear kali ini lumayan banyak, sehingga butuh waktu lama untuk mereka semua mati terbunuh atau ditumbalkan oleh Shalltear.

Shalltear sementara itu tidak terganggu oleh berapa banyak korban yang jatuh dipihaknya ataupun pihak musuh. Setiap dia melangkah, darah disekitarnya terbang menuju ke atas tubuhnya dan membentuk bola darah yang terus berputar diporosnya.

Blood Pool!

Salah satu skill Shalltear yang memungkinkannya mengumpulkan mana dari darah korban untuk berbagai keperluan.

Dengan skill ini, dia bisa menjadi tak terkalahkan saat menghadapi musuh dalam jumlah besar karena mananya tidak akan pernah habis.

Bukan hanya itu saja yang membuatnya tak terkalahkan. Fakta bahwa dia adalah seorang Undead membuatnya tidak pernah mengenal lelah.

Dan satu hal lagi yang membuatnya tak terkalahkan. Senjata yang dia gunakan untuk bertempur, Spuit Lance.

Spuit Lance adalah Item kelas Divine yang diberikan kepadanya oleh penciptanya, Peroroncino.

Setiap serangan memungkinkan Shalltear memulihkan sebagian dari kekuatan hidupnya yang sebanding dengan kerusakan yang ditimbulkan pada musuh.

Karena itulah dia tak terkalahkan, dan jika dia dikeroyok oleh banyak musuh, hal itu malah menguntungkannya karena dia bisa mengambil darah dan nyawa mereka.

Untuk mengalahkannya, dibutuhkan formasi dan jenis job yang tepat serta strategi untuk mengalahkannya sepenuhnya sehingga Shalltear tidak bisa menggunakan semua keuntungan itu.

Setelah hidup bersama Nazarick selama bertahun-tahun, dia juga bertambah kuat seperti rekan-rekannya yang lain.

Dengan status parameternya yang gila, dia sangat kuat untuk PvP menjadikannya Guardian terkuat diantara rekan-rekannya.

Setelah semua perjuangan itu, Shalltear terus berjalan dengan anggun di sepanjang lorong, mengabaikan hal-hal yang terjadi disekitarnya.

...

Sementara itu di ruangan terdalam kastil.

Dua orang berdiskusi tentang masalah yang terjadi pada bangsanya.

"Tidak diragukan lagi makhluk hidup yang menyerang kita diluar adalah Iblis!"

"Bagaimana Iblis berani menyerang bangsa Vampir? Apakah mereka akan melanggar status quo yang selama ini kita bangun?"

"Ayah, pengirim pesan yang kita kirim untuk bala bantuan dari Fraksi Carmilla tidak merespon. Apa yang akan kita lakukan?"

Mendengar itu, pria yang duduk di kursi megah itu memijat pelipisnya dengan frustasi.

"Sialan para Iblis itu!" Dia hanya bisa mengutuk.

Mereka berdua adalah Pemimpin atau Raja fraksi saat ini yang adalah Fraksi Raja Tepes ke-4; Lord Tepes, dan anaknya, Marius Tepes.

Fraksi Tepes adalah fraksi vampir yang didominasi oleh laki-laki, sedangkan Fraksi Carmilla adalah fraksi vampir yang didominasi oleh perempuan.

Kedua perbedaan itu menyebabkan Bangsa Vampir terbelah menjadi dua kubu dan keduanya memiliki hubungan yang tegang satu sama lain.

Tapi saat ini malapetaka sedang terjadi pada Fraksi Tepes, dan karena itu Lord Tepes memutuskan untuk mengirim seseorang untuk meminta bala bantuan dari fraksi lain.

"Bagaimana dengan familiar? Seharusnya bisa mengirim pesan menggunakan itu, kan?"

"Ayah, sepertinya itu juga tidak berguna karena wilayah ini sudah tertutupi oleh sesuatu. Kita telah terkurung diwilayah kita sendiri dan semua kontak terblokir oleh kekuatan tak dikenal."

Marius juga frustasi saat ini.

"Jadi, kita hanya kumpulan burung didalam sangkar, ya? Apalagi itu habitat kita sendiri."

Mereka berdua memiliki ambisi besar untuk bangsa vampir. Walaupun Vampir kuat, mereka memiliki banyak kelemahan yang lebih banyak daripada Iblis, dan mereka berdua ingin menyingkirkan semua kelemahan itu sehingga vampir bisa menggunakan dunia sebagai panggung mereka.

Sebagai vampir berdarah murni, harga dirinya sangat tinggi dan untuk mencapai tujuannya, mereka tidak bisa menyerah.

"Semuanya sudah berakhir, apakah ini karma kita karena bersikap semena-mena terhadap manusia?"

Lord Tepes sudah tidak bisa berpikir lagi dan hanya mengucapkan omong kosong.

"Ayah, bagaimana bisa kamu mengatakan itu. Manusia sudah ditakdirkan untuk menjadi makanan kita. Seharusnya mereka bangga bisa berguna untuk kita bangsa vampir!"

Lord Tepes hanya menggelengkan kepalanya dan mengabaikan Marius sementara pikirannya melayang dibeberapa tempat. Dia telah hidup lebih lama dari anaknya dan semakin berumur dia, menjadikannya lebih bijaksana.

Saat dia tenggelam dalam pikirannya, pintu tiba-tiba dibuka dan seseorang masuk.

"Lord, seseorang telah menyerang kastil!"

Lord Tepes keluar dari pikirannya dan melihat bawahannya melaporkan sesuatu. Ekspresinya langsung merosot setelah mendengar laporannya.

"Berapa banyak?" Lord Tepes bertanya dengan hati-hati.

"Sekarang hanya tinggal dua orang, semuanya perempuan. Terlebih lagi, yang menyerang kita kali ini adalah seorang vampir, tapi vampir itu berbeda dari yang kita tahu..."

"Dua orang vampir? Dan semuanya perempuan?"

Matanya berbinar setelah mendengar hal itu.

"Apakah Fraksi Carmilla bekerja sama dengan Iblis untuk menyerang kita?"

Marius masih muda dan dia belum menghubungi Rizevim untuk bekerja sama. Mungkin karena itulah dia masih patuh terhadap ayahnya dan masih menjunjung tinggi martabat ras vampir.

Thx

Nobbucreators' thoughts
Chương tiếp theo