Di kediaman Yasaka, halaman belakang.
"Apakah kamu yakin dengan apa yang kamu katakan sebelumnya?" Asheel menatap Yasaka yang sedang menutup mata dalam kenikmatan.
"Ya, apakah kamu akan menolakku? Jahat sekali setelah apa yang kamu lakukan padaku." Matanya terbuka saat suaranya terdengar menggoda.
"Apa yang aku lakukan padamu?"
"Ehh, lihat ini kamu sedang memberiku kenikmatan ke surga." Yasaka mengerang saat jari-jari Asheel menyisir bulu ekornya.
"Aku hanya mengelusmu." Asheel menatapnya tanpa ekspresi.
"Kamu akan menolakku?" Yasaka memandangnya dengan mata besar.
"....."
"Bagaimana jika kamu menjadi ayah Kunou? Setidaknya itu mungkin, kan?" Dia tidak menyerah dan berkata sekali lagi.
"Itu lebih parah. Lagipula, bagaimana dengan ayahnya yang asli, atau bisa dibilang suamimu?"
"Hei, itu tadi lamaranku." Yasaka cemberut, dia lalu menghela nafas saat dia berbaring di pangkuannya. "Kunou adalah manifestasi yang aku ciptakan dari dalam tubuhku, dia tidak benar-benar mempunyai ayah. Hanya satu orang tua yang sangat menyayanginya, yaitu aku."
"Begitu, apakah kamu ingin mengatakan penyesalan bahwa kamu sibuk karena posisimu?" Asheel mengelus kepalanya.
"Ya, Kunou terlahir karena aku menginginkannya, aku ingin memberikan kasih sayangku setidaknya kepada seseorang. Itulah kenapa Kunou ada, sayangnya aku secara tidak sengaja mengabaikannya sekarang, yang benar-benar melupakan tujuan asliku."
Ekspresi Yasaka berubah menjadi sedih, nadanya penuh dengan penyesalan. Asheel membelai wajahnya dengan penuh kasih, tidak ingin wajah cantiknya hilang karena emosinya.
"Setidaknya kamu mencoba untuk menjadi seorang ibu untuknya, tidak sepertiku..."
Yasaka memandangnya dengan heran, "Kamu mempunyai anak?"
"Ya..." Ekspresinya berangsur-angsur menghilang saat wajahnya menjadi redup.
Melihat Asheel tidak ingin berkata apa-apa, dia tidak menanyainya lagi. "Jadi bagaimana, apakah kamu ingin menjadi ayah bagi Kunou? Sebagai bonus, kamu juga akan mendapatkan ibunya, satu paket kan?"
Asheel tidak bisa berkata-kata dengan betapa tidak malu dia, tapi harus diakui bahwa dia tergoda menjadikan Yasaka sebagai wanitanya. Tapi dia mempunyai prinsip dan tidak semudah itu juga untuk menjadikan seseorang menjadi wanitanya karena mereka harus lulus melalui Sera.
"Jika kamu bisa meyakinkan Sera, maka tidak apa-apa."
Yasaka segera menoleh ke samping dan berteriak, "Sera-san, apakah kamu mau berbagi Asheel denganku?"
Sera bahkan tidak berbalik saat dia terus bermain dengan Kunou, "Tentu."
"Yayyy !!!" Yasaka melompat dan memeluk lehernya membuat Asheel jatuh. Tubuh mereka saling menempel dengan posisi Yasaka di atas.
Sementara itu, Asheel terpana dengan tindakan Sera dan tidak bisa tidak berpikir dalam benaknya, 'Bagaimana dia begitu murah hati mengenai masalah wanita?'
Albedo, yang baru saja datang terlalu terkejut hingga berlutut dalam kekalahan.
"Bagaimana bisa, aku membutuhkan waktu ratusan tahun untuk memenangkan hati Asheel-sama. Bagaimana rubah jalang ini melakukannya dalam sehari. Bahkan untuk lulus ujian dari Sera-sama membutuhkan waktu yang lama. Bagaimana bisa... betapa tidak adilnya..."
Ekspresinya kosong saat dia terus menggumamkan sesuatu. Yasaka hanya menjulurkan lidah padanya yang membuat kerusakan dalam hatinya bertambah.
Dia, sebagai succubus sangat bangga dengan pesonanya. Hingga dikalahkan oleh wanita di depannya sangat melukai harga dirinya. Tapi ekspresinya berubah dengan cepat saat Asheel memanggilnya.
"Albedo, kemarilah."
Albedo langsung bergegas ke sisinya saat senyumannya mekar kembali.
"Ada apa, Asheel-sama? Apakah Anda membutuhkan perawatan saya?"
"Tidak, aku hanya ingin kamu disini."
Asheel menyentuh sayap dan tanduknya yang membuat wajahnya memerah. Sangat mudah menenangkan Albedo baginya, tapi dia tidak boleh memanfaatkan sisi itu untuk memaafkannya jika dia sedang mempunyai masalah dengannya.
"Bagaimana dengan masalah fraksimu?"
"Tidak apa-apa untuk saat ini. Tapi, karena kita sudah berada di bawah benderamu, bukankah kamu setidaknya menunjukkan kekuatanmu pada dunia? Aku tahu kamu kuat, yang bahkan benar-benar aneh orang-orang seperti kalian tidak pernah dikenal." Yasaka malah menunjukkan keluhannya.
"Apakah harus secepat itu, aku bisa merasakan sebuah masalah darinya."
"Kenapa kamu malah mengelus soal itu, bukankah keberadaanmu itu sendiri sudah merupakan masalah." Sera mencemooh dari samping.
"Perkataanmu menyakitiku, Sera..." Asheel berkata seolah-olah dia terluka.
"Hmmpht!" Sera mendengus dan memalingkan muka.
"Jadi, masalahmu baik-baik saja ya jika kamu mengatakan itu. Kamu sangat ceroboh sebelumnya saat tidak memberi pengawal pada Kunou."
"Ya, itu masalahnya. Aku sangat menyesalinya..." Ekspresi Yasaka berubah menjadi buruk, wajahnya menunjukkan kesedihan. Dia bersyukur bahwa pelayan yang mengasuh Kunou secara pribadi akan mengobarkan dirinya.
"Kamu bisa meminta bantuan Albedo jika kamu kesulitan pada situasimu saat ini. Dia sangat ahli dalam administrasi." Asheel berkata sambil mengelus kepala Albedo.
Albedo mengangkat kepalanya dan menatap Yasaka dengan sombong.
Yasaka hanya menghela nafas dan menundukkan kepalanya, "Kalau begitu, mungkin aku membutuhkan bantuanmu, Albedo-san."
"Seharusnya kamu lebih merendahkan dirimu-"
Sebelum dia bisa menyelesaikan perkataannya, pantatnya ditampar oleh Asheel.
"Sekarang kalian adalah saudari, bukankah damai adalah yang terbaik?"
"Asheel-sama...." Albedo menatapnya dengan kosong dan terdapat keengganan dalam matanya.
"Asheel!" Sementara itu, Yasaka melompat di tubuhnya dan memeluknya erat-erat. Sembilan ekornya bahkan melilit tubuhnya, membuatnya tidak bisa bergerak. Pipinya terus digosok ke dadanya bahkan dia mengendus-endus tubuhnya.
Albedo dengan marah meraih pakaiannya dan menariknya ke atas lalu melemparkannya.
Yasaka mengerang setelah jatuh di pantatnya, dia mengelus-elus sambil cemberut ke arah Albedo.
"Untuk apa itu?"
"Kamu tidak boleh berlebihan dengan Asheel-sama, dasar jalang!"
"Hei, bukankah kamu juga!"
Mereka mulai berkelahi yang membuat Asheel menghela nafas tak berdaya. Dia menggelengkan kepalanya sebelum memisahkan mereka.
...
Sekarang dia sedang berbaring di pangkuan Albedo sambil memeluk ekor Yasaka. Albedo melihat ke bawah dan mengelus rambutnya dengan kasih sayang, sementara Yasaka tiduran di sampingnya.
Saat mereka dalam kenyamanan yang sangat mereka nikmati, sebuah suara mengganggu mereka.
BAM!
Tembok yang memisahkan taman dengan bagian luar hancur saat seorang wanita terlempar dari puing-puing.
Mereka terkejut dan mendongak ke arah itu, yang dilihatnya adalah tembok yang hancur dan seorang wanita lain yang berdiri di atasnya.
Dia adalah wanita berambut merah tua yang diikat dalam dua kepang panjang, dia juga memiliki kulit kecoklatan. Di tangannya adalah tongkat hitam dan perak yang memiliki ukuran setengah dari tinggi badannya.
"Lupusregina? Apa yang dia lakukan? Beraninya dia mengganggu ketenangan Asheel-sama!"
Albedo akan berdiri dan menuju ke arahnya tapi sebuah tangan menepuk bahunya, dia menoleh dan melihat Asheel, seketika mulutnya berubah menjadi senyuman.
"Asheel-sama, tenang saja. Saya akan menghukumnya dengan tepat sehingga dia tidak akan mengulangi kesalahannya."
Asheel menggelengkan kepalanya, "Biarkan Yuri yang menghukumnya, dia sudah ahli di bagian mendisiplinkan saudarinya. Aku juga penasaran dengan apa yang dia lakukan."
Sementara itu Yasaka terpana saat melihat orang yang terbaring di tanah, "Mirko?"
Lupusregina melihat sekeliling setelah dia secara tidak sengaja menghancurkan tembok di kediaman ini. Dia sangat terkejut dan ketakutan saat melihat Asheel dan Sera. Dia buru-buru berlutut di hadapannya.
"Asheel-sama, Sera-sama, saya minta maaf karena telah mengganggu Anda. Saya bersedia menerima hukuman!"
Asheel menghela nafas saat melihatnya, "Tidak apa-apa, tapi apa yang kamu lakukan?"
Lupusregina menghela nafas lega karena melihat Tuannya tidak marah, dia lalu menunjuk ke wanita yang sedang merintih dan berjuang untuk bangun.
"Wanita gila itu tiba-tiba menyerang saya saat saya melihat-lihat ikan di kolam, jadi saya menendangnya secara tidak sengaja, dan jadilah itu."
Lupus menggaruk kepalanya dengan malu saat tidak berani menatap langsung ke Asheel. Sementara Asheel menatap ke wanita yang berjuang untuk bangun.
Itu kecantikan berkulit coklat yang lain, sementara dia memiliki rambut putih dan telinga kelinci. Tubuhnya terlihat berotot saat terlihat dari kostumnya yang sangat membentuk lekukan tubuhnya. Di atas pantatnya juga terdapat ekor mungil yang terlihat seperti menempel di sana.
"Sudah kuduga kamu kuat, hahaha! Ayo lakukan lagi, aku akan mengalahkanmu!"
Wanita itu meraung dengan gila saat matanya berapi-api menatap Lupus. Dia menendang tanah dengan keras yang menghasilkan retakan, segera menuju ke arahnya dengan lompatan yang sangat cepat.
Lupus membanting tongkatnya ke tanah untuk memblokir serangan itu.
"Luna Fall!" Wanita itu mengayunkan kakinya dari atas dan menabrak tanah, menghancurkannya seketika hingga menjadi beberapa bagian. Ekspresinya sangat gila saat dia terhanyut ke dalam pertempuran yang bahkan mengabaikan orang di sekitarnya.
Mereka berdua terus bertarung saat wanita itu menghancurkan tanah di mana-mana dengan kaki kelincinya yang sangat kuat, sementara Lupus hanya bisa menghindar.
"Apakah kamu tahu dia?" Asheel bertanya kepada Yasaka.
"Ya, dia adalah salah satu bawahanku, dan orang terkuat di klan youkai Moon Rabbit, yang biasanya dipanggil Mirko. Dia akan bekerja di bawahku sebagai pengawal Kunou. Seharusnya aku sudah menduga ini akan terjadi, dia adalah wanita otot... jadi..." Yasaka mendesah saat mulutnya berkata dengan lelah.
"Yah, itu menarik. Dua kecantikan berkulit coklat saling bertarung, hehe. Jangan hentikan mereka!" Asheel tertawa sendiri saat tangannya memegang kamera yang entah muncul dari mana.
Sementara itu, pertarungan mereka sangat sengit hingga seluruh rumah bergetar. Para penghuni mengira itu gempa bumi saat semua orang bergegas keluar, hanya penjaga yang datang untuk memastikan.
"Hentikan! Kamu dihadapan Asheel-sama, adalah lancang untuk bertindak tidak sopan di depannya." Lupus berteriak padanya, dia benar-benar ketakutan saat wanita gila ini terus menyerangnya. Di hadapan Tuannya, dia tidak berani melakukan hal konyol di depannya.
"Hahaha! Bagaimana jika kamu bentrok langsung denganku, jangan jadi pengecut jika kamu terus menghindar!" Mirko terlihat tertawa saat dia terus menyerang.
"Kamu dengar tidak, sih?"
"Tidak usah mempermasalahkan hal itu, aku akan mengalahkannya setelah kamu!"
Seketika udaranya menjadi dingin setelah Mirko mengatakannya. Lupus melotot ke arahnya dan matanya berubah menjadi buas, senyumannya tampak mengerikan saat giginya berubah menjadi taring.
"Sayang sekali ini bukan malam hari, tapi kekuatanku saat ini sudah cukup untuk menghancurkanmu!" Lupus memegang tongkatnya dengan serius saat dia membuat posisi bertarung. "Atas nama Ainz Ooal Gown, ijinkan aku untuk menghukum makhluk malang yang berani menentang Tuhan kita!"
BAM!
Sosoknya hilang dan hanya menyisakan tanah yang rusak akibat kekuatan hentakan kakinya.
"Hahaha, akhirnya kamu menunjukkan kemampuanmu! Majulah, aku akan menghadapimu!"
Setelah selesai mengatakan itu, Mirko terkejut saat merasakan bahaya di sampingnya. Dia buru-buru melompat menjauh tapi saat dia berada di udara, tubuhnya terhempas ke tanah dengan sangat keras.
"Arghh!" Mirko mengeluarkan darah dari mulutnya saat matanya memutih dan segera kehilangan kesadaran. Kondisinya benar-benar mengerikan saat tubuhnya tertancap di tanah, dan terlihat jika beberapa tulangnya hancur dalam prosesnya.
"Itu belum cukup!" Lupus berjalan dengan tenang ke arahnya, dia mengangkat tongkatnya yang berdarah dan akan menebas Mirko, tapi sebelum dia bisa melakukan itu Asheel menghentikannya.
"Hentikan, Lupusregina! Jangan bunuh dia."
Lupus menurunkan tongkatnya dan membungkuk ke arahnya, "Baik, Asheel-sama!"