"Pikirkan kata-kata lain, ayo otak bekerja. Huh kalaulah, aku kumpulkan saat-saat gembira dalam hidupku, semuanya tidak akan dapat menyamai indahnya waktu yang aku habiskan denganmu. Maukah kamu menikah denganku? Tapi selama ini aku bicaranya sangat kasar. Hadeh, makanya Arga kalau bicara dipikirkan dulu," gumamnya lalu mengambil bantal guling.
"Merananya aku. Maukah kamu menikah denganku? Untuk menghilangkan kemeranaan ini. Aku akan selalu mencintaimu walaupun penantian itu begitu lama jika engkau memang bukan takdirku, maka aku bahagia telah memilihmu, ah, kenapa dari tadi begitu, keluarkan kata-kata yang istimewa Arga," ujarnya sendiri lalu berbaring dia meraih ponsel, namun dia meletakkan lagi ponselnya.
"Matahari dimusim panas. Bunga dimusim semi. Dan kamu hal terindah hidupku. Maukah kamu menikah denganku? Terlalu singkat." Arga berusaha untuk tidur, namun rangkaian kata muncul dan menjelma sebagai bayangan.
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com