Keesokan paginya, langit terlihat cerah.
Di ruang makan rumah Siska, Rendra sedang makan sandwich dengan ekspresi yang terlihat sedikit sedih, "Istriku, mengapa sarapan di rumah ini hanya sandwich setiap hari? Kapan aku bisa mengubah makanan yang aku makan?"
"Apa kau tidak suka?"
Siska menatap Rendra dan berkata dengan santai.
Rendra tercengang, lalu menggelengkan kepalanya lagi dan lagi, "Tidak, tidak, aku hanya membuat lelucon biasa, hahaha!"
Rendra tiba-tiba teringat bahwa dia baru saa membuat marah Siska kemarin, dan dia masih mengomel tentang makanan saat ini. Bukankah itu sama saja dengan mencari jalan buntu? Jika dia terus menekannya sekarang, istrinya bisa menjadi gila.
Rendra tiba-tiba merasa jantungnya hampir berhenti berdetak.
Tapi dia tidak mau menyerah.
Alih-alih menjadi gila, Siska memandang Rendra dua kali, lalu menatap Ratna setelah ragu-ragu sejenak dan berkata, "Mari kita bicara dengan koki. Akan lebih baik kita tidak hanya makan sandwich di masa depan."
Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com