webnovel

Kebenaran yang Disembunyikan

"Jangan mengerjai papa seperti ini! Kamu pasti ingin menarik simpati papa dengan bercerita menyedihkan seperti itu, bukan?" tuduh Tuan Yudha. Entah kenapa matanya juga terasa memanas mendengar cerita Siji yang sepertinya baru pembukaan cerita itu.

Siji memaksakan senyum. Ia seperti menghantarkan energi positif bagi siapa pun yang melihat senyumnya. Namun, sayangnya itu tidak berlaku bagi papanya. Senyum yang ditampilkan Siji saat ini malah membuat Tuan Yudha khawatir.

"Kenapa kamu masih sempat tersenyum menjengkelkan begitu, Abang?" bentak Tuan Yudha.

Tuan Yudha mengalihkan wajah sejenak dari Siji hanya untuk mengusap air matanya. Ia tidak ingin Siji tahu jika papanya sedang menangis saat ini. Itu sangat memalukan, batin Tuan Yudha.

"Sudah Abang peringatkan tadi 'kan, Papa? Papa pasti tidak akan tahan mendengar ceritaku. Jadi, sekarang beritahu saja di mana hiasan milik keluarga Pradhika itu dan peta Abang tadi. Setelah itu, papa bisa tidur dengan nyenyak," bujuk Siji

Chương bị khóa

Hỗ trợ các tác giả và dịch giả yêu thích của bạn trong webnovel.com

Chương tiếp theo